warning: a lot of boy x boy. And please baca catetan kecil di akhir cerita okay ;3
Aku bahkan belum sempat berganti seragam sekolah saat bel rumahku berbunyi dengan nyaring. "Siapa, ya?"
Dengan kesal, aku membuka pintu. Hari terakhir ujian, dan aku ingin tidur, bermalas-malasan, bukan menerima tamu. "Apa yang kalian lakukan?"
"Selamat untuk kelancaran ujianmu, semoga nanti hasilnya memuaskan,"
Apa aku bisa marah? Tidak.
Mereka bertujuh bahkan membawakanku sebuah rice cake yang besar dan beberapa hadiah. "Kalian tidak perlu melakukan ini,"
"Kau akan membiarkan kami terus di sini, (y/n)?" Laki-laki yang paling tinggi, dan mempunyai lesung pipi saat tersenyum-Namjoon, mulai masuk ke dalam rumah dan menganggapnya rumah sendiri.
Aku memutar kedua bola mataku, "jangan menghancurkan apapun, aku akan berganti pakaian."
"Ikut!" Aku memukul lengan Hoseok yang berkata begitu, meninggalkan tujuh laki-laki yang sudah pasti menjarah semua persediaan makanan di rumahku.
Benar.
Setelah sepuluh menit kembali, ruang keluarga di rumahku menjadi hancur berantakan. Sampah makanan, minuman kaleng, bahkan bantal dan guling dari kamarku sudah pindah.
"Hati-hati, Oppadeul. Jangan terlalu berantakan." Aku duduk di antara Jin dan Jimin. Mengambil sebuah snack dan mulai menikmatinya.
"Apa yang akan kita lakukan?"
"Menonton?"
"Aku sudah bosan,"
Aku mendelik pada jawaban Taehyung, "kalian bahkan tidak pernah menonton karena sibuk." Tae hanya menyengir.
"Bermain?" Semua menoleh ke arah Jin. Menganggap itu adalah ide brilian, "tapi apa?"
"Dirty Dare seperti kemarin?"
"Dengan botol?"
"Tidak kreatif."
Semuanya diam, hening. Berpikir keras. Bahkan Namjoon sampai mengerutkan keningnya, seperti menjawab soal Ujian Nasional saja.
"Aha!" Jungkook mengagetkan semuanya.
"Kau punya monopoli?" Aku mengangguk.
"Kita hanya perlu dadunya."
Beranjak ke laci sebelah televisi, aku mememukan sebuah kotak yang lumayan menyita tempat bertuliskan 'Monopoli' dan mengambil dua dadu kecil dari dalamnya.
"Lalu? Kalau ini membosankan, aku akan memberikan part menyanyi lebih banyak untuk Jimin daripada untukmu, Kookie." Suga menampilkan resting bitch face andalannya.
"Jadi, dadu berjumlah genap adalah truth dan dadu berjumlah ganjil adalah dare. Lebih adil, kan?"
Jin mengangguk dan mulai mengambil dadunya, "dari yang paling tua?"
"Call!" Kami semua kompak menjawab.
Kim Seokjin, delapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
WILDEST DREAMS
FanficTell me the truth, You like him because he can dance, sing, handsome, cute, kind. But, A part of you like him because he's sexy. That's why sometimes you can't handle your own brain, Let your imagination fly, Dream wildly. cover by sass...