warning: not hot at all and kinda absurd, i warned you okay.
Aku sekali lagi menatap diriku di depan cermin. Baju kemeja putih berkerah rapi, check. Rok hitam selutut -well, di atas lutut sedikit sih- check, dan heels hitam polos, check.
Jantungku mulai berdebar tidak karuan, setelah keluar dari toilet gedung ini -BigHit Entertaiment- aku mencoba bertanya pada resepsionis dimana tempat interview calon pegawai baru.
Lantai empat, ruang lima.
Berbekal rasa percaya diri, aku naik dan mengetok pintunya. Sekali, dua kali, tidak ada yang menjawab. Dan ketiga kalinya, aku membuka pintu itu perlahan dan ruangan itu kosong.
Saat melihat ada yang lewat, aku memutuskan untuk bertanya. "Uh, apa benar di sini ruang interview untuk calon pegawai?"
Laki-laki itu menyerngittkan alisnya, sepertinya ia seorang idol, jadi ia tidak tahu apa-apa. "Tunggu sebentar, aku akan menanyakannya." Aku mengangguk. Laki-laki itu berpostur agak pendek dan berambut oranye, mempunyai jawline yang begitu tajam dan sepertinya bisa melukai siapa yang menyentuhnya.
Ia segera berbalik dan mengangguk. "Benar, itu ruangannya. Semoga berhasil nona...?"
"Ah, (y/n)." Aku mengulurkan tanganku.
Ia menjabatnya dan tersenyum, aish imut sekali. "Saya Jimin, Park Jimin."
"Terima kasih,"
"Tunggu di dalam saja, karena yang akan mewawancaraimu belum datang." Aku mengangguk dan permisi untuk masuk ke dalam.
Ruangan ini terkesan sunyi, tidak ada hiasan apapun di dindingnya. Hanya ada sebuah meja, beberapa kursi, dan satu sofa. Aku memilih untuk duduk di sofa, tepat berhadapan dengan meja dan kursi.
Aku terkaget menoleh pintu tiba-tiba saja terbuka. Empat orang dengan rambut berwarna-warni datang dan memenuhi kursi di depanku. Tidak mengintimidasi, tapi cukup membuatku mati gaya.
Dengan gugup aku berdiri dan membungkukkan badanku sembilan puluh derajat. "Annyeonghaseyo, (y/n)-imnida." Lalu duduk kembali dan meremas ujung rok milikku.
Mereka berempat menoleh satu sama lain, dan yang berambut merah muda menegakkan kursinya, mendekat padamu. "Apa kau tahu posisi apa yang akan kau ambil?"
Aku mengangguk. "Crew penting."
"Tunggu, Namjoon. Sebelumnya kita harus memperkenalkan diri sepertinya,"
Aku tersenyum pucat, mungkin aku tinggal di bawah batu sampai tidak tahu mereka? Wajahnya familiar tapi aku tidak satupun mengenal namanya. Stupid me tidak mencari data mereka terlebih dahulu.
"Baiklah, aku Kim Namjoon. Leader dari kelompok kami, bernama Bangtan Sonyeondan."
"Ah! Run?" Aku segera menutup mulutku. Keceplosan. Namun mereka menanggapinya dengan santai dan tertawa, sukurlah.
"Aku Min Yoongi, kau tahu Run? Run memang bagus tapi aku merekomendasikan lagu kami yang berjudul 고엽 padamu." Aku mengangguk, berjanji akan mendengarkannya nanti.
Si bahu lebar giliran berbicara, wah wajahnya tampan sekali. "Aku Jin, visual. Senang bertemu denganmu!" Ia tersenyum dan aku meleleh. Aku menundukkan kepalaku dan tersenyum, mulai merasa rileks.
Dan yang terakhir, yang daritadi paling ribut dan tertawa paling keras. "Hello, I am your hope, I am your angel, J-Hope." aku tertawa kecil melihatnya, dia mungkin si happy virus di kelompok ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
WILDEST DREAMS
FanfictionTell me the truth, You like him because he can dance, sing, handsome, cute, kind. But, A part of you like him because he's sexy. That's why sometimes you can't handle your own brain, Let your imagination fly, Dream wildly. cover by sass...