Wow, just wow. Jimin sepertinya bahagia sekali. Ia sedang asik di sentuh oleh stylist noona sedangkan aku hanya bisa menatapnya, dasar playboy.
Stylist noona daritadi terus saja menyerempet ke area yang harusnya milikku saja, you know the famous jibooty.
Aku berdecak dengan kesal, susah sekali menjadi kekasih dari the sexiest man alive, bye. Berusaha meredakan rasa panas dalam hati aku pergi bermain dengan Jungkook, melawannya bermain Piano Tiles 2.
Aku tidak masalah kalau stylist noona memegangnya seperti itu, sudah biasa. Yang tidak biasa adalah saat aku melihat percakapannya di KakaoTalk dengan seorang gadis -ia mengatakan dirinya adalah teman SMA Jimin- dan mereka mengobrol berhari-hari.
Sialnya, gadis itu mengunggah fotonya bersama Jimin dengan posisi sangat dekat. Dan lihat aku, aku bahkan tidak boleh mengunggah foto bersama kekasihku sendiri. Sial.
"Jungkook!?!!" Aku setengah berteriak karena aku kalah lagi darinya. Sudah berapa kali aku latihan dan mencoba mengalahkannya, tapi ia tetap terlampau hebat.
Jungkook tertawa dan mengajakku bermain lagi, lihat saja Jungkook.
"Sayang?" Aku merasakan seseorang mengelus puncak kepalaku tapi aku tidak peduli.
Jari-jariku bergerak makin cepat, dan shit. Aku kalah lagi, aku menendang kaki Jungkook hingga ia kesakitan dan tertawa puas, sepenuhnya mengabaikan Jimin yang asik menonton kami bermain.
"(y/n), sudah makan?" Taehyung datang dan membawa beberapa kotak makan, dan aku dengan senang hati mengambilnya satu.
Saat aku sudah membuka kotak makan itu, Jimin menaruh kepalanya di pundakku dan melingkarkan kedua tangannya di perutku, acted clingy. Tapi siapa yang peduli.
"Sayang, feed me."
"Kamu punya tangan oppa."
Jimin mencubit pipiku, "Lagi PMS?"
Aku hanya menggeleng. Dan berpindah duduk di sebelah Jungkook. Lebih baik begini, lihat saja Jimin aku juga bisa membalasmu, bye.
-
Show recording mereka sudah selesai, dan aku sedang menyetir menuju apartemen kami, aku dan Jimin. Di sebelahku Jimin terlihat lelah sekali, aku kasihan tapi...aish, aku galau.
"Oppa mau aku pijit atau tidak?" Dengan ketus aku bertanya sambil membuka pintu apartemen dan menguncinya dari dalam.
Jimin diam saja, saat aku menoleh ia sudah mulai membuka leather jacket miliknya, menatapku dengan antagonis.
Ia mendekatiku, tidak biasanya Jimin seperti ini. Jimin hanya menyisakan celana panjangnya saja, dengan bagian atas sudah totally topless.
Duk. Jimin mendorongku kasar sampai punggungku membentur dinding. "Sengaja membuatku cemburu?" Ia menjilati bagian antara leher dan collarbone milikku.
Aku menggeleng, sialan aku tertindas. "Akh!" Tanpa perasaan, ia menggigitku seperti vampire. Tangannya membawa kedua tanganku menempel ke tembok, sedangkan lidahnya terus menjilati leherku, dan terus naik hingga kami berciuman.
Jimin yang lembut musnah, ia berganti menjadi monster. Ciumannya kasar, dan penuh desakan. Ia menggigit bibir bagian bawahku, membuatnya berdarah dan menghisapnya. Semuanya ia lakukan dengan tergesa.
KAMU SEDANG MEMBACA
WILDEST DREAMS
FanfictionTell me the truth, You like him because he can dance, sing, handsome, cute, kind. But, A part of you like him because he's sexy. That's why sometimes you can't handle your own brain, Let your imagination fly, Dream wildly. cover by sass...