Tap. Tap. Tap. Aku melihatnya dengan semangat, bagaimana tubuhnya mengikuti irama musik dengan lentur. Ia bahkan tidak sadar aku berada di sini, terlalu asyik dengan dunianya, menari.
Aku duduk di pinggir ruangan ini, yang hampir semuanya berisi kaca, dan menunggunya menyadari kedatanganku.
"Ah, akhirnya.." Ia menyelesaikan tariannya dan berputar, mencari tas-nya yang tadi aku pindahkan.
Pandangannya berhenti menatapku, "Ah, wasseo?" Ia berlari ke arahku dan memelukku kencang. Hm, his scents, tidak ada yang menyamainya.
"You missed me that much, Jung Hoseok?" Aku tersenyum sambil memeluknya kencang.
He giggled, "Tentu saja,"
Ia duduk di sampingku dan meminum airnya, "Apa kabar? Ah, kau memotong rambutmu, (y/n)? Cantik sekali,"
Aku terkejut mendengarnya, padahal aku hanya memotong rambutku sedikit. Ah, ia sekarang sangat sibuk mempromosikan album barunya, membuat kami jarang bertemu. Aku bangun dan duduk di pangkuannya, lalu memeluknya. Home. This is what i called Home.
"I miss you so much, and it hurts." Aku menenggelamkan kepalaku di dadanya. Aku bisa merasakannya tersenyum, dan mengelus pelan rambutku.
Dengan semangat ia memundurkan badannya, "dance?" aku mengangguk.
Sret. Dengan mudah aku melepaskan sweater abu-abu yang kugunakan, menyisakan sport bra dan sweat pants berwarna hitam.
"Let's go!" Ia sepertinya tidak mendengarku karena aku tidak mendapat jawaban apapun. Aku menoleh, "Tutup mulutmu, serangga akan masuk." Aku tertawa kecil.
Dengan wajah memerah, ia menuju ke arah speaker, "Danger?" Aku mengangguk.
Sebelum ia sibuk dengan album barunya, Hoseok selalu berlatih dance denganku, ah bisa aku katakan, aku berlatih lagunya. Dan kami belum menyelesaikan Danger.
"5, 6, 7, 8!" Tap. Selesai. Selama ia pergi, aku juga tidak pernah absen untuk latihan, i want him to proud of me.
Deg. Lagu Troublemaker tiba-tiba terputar dari handphone-nya, sudah lama sekali kami tidak pernah menarikan lagu ini, "Hobe-ah, let's dance to this!"
"Ini?" Hoseok terkejut, tapi mengangguk.
Badanku sudah berkeringat banyak, tapi aku mempunyai kejutan kecil untuknya, hehe. "Baby, aku akan berlatih solo dance-ku, tolong lihat dan perbaiki aku,"
"Woah, i'm excited!" Ia bertepuk tangan seperti anak kecil, langsung mencari tempat yang strategis untuk menilaiku.
Aku mengganti handphone-nya dengan handphone milikku. Crazy In Love milik Beyonce yang bernada lebih lembut mulai terdengar.
Yup, aku melakukan sexy dance. Aku melihatnya dan memberikan kedipan, tentu saja, tidak lama lagi serangga akan masuk ke bibirnya.
"Got me looking so crazy right now, your kiss got me looking so crazy right now," Beyonce tetap bernyanyi untukku, Hoseok berjalan mendekatiku dan bergabung.
Tubuh kami membuat gerakan yang seirama, erotic? mungkin saja. Ia menangkupkan kedua pipiku dan memberi isyarat dengan matanya, aku merindukannya, dan aku mengangguk.
Dengan Beyonce masih bernyanyi sebagai latar dan tubuh kami masih bergerak, ia membuka sport bra-ku dengan pelan, dan langsung tersenyum. Menciumku pelan, Hoseok memainkan kedua payudaraku dengan tangannya, seirama dengan lagu.
"Hoseok-ah," i moaned, ia terlalu panas untuk dilewatkan. Aku mengalungkan satu tanganku ke lehernya, dan satu lagi memberinya tanda untuk membuka kaosnya.
"Aku tidak bisa menari lagi (y/n)-ah, i need u, now." Hoseok mengatakan itu tepat setelah Beyonce berhenti menyanyi. Lalu membuka sweatpants dan underwear-ku dengan sekali tarikan.
Memdorongku kasar menuju lantai, matanya sudah penuh dengan nafsu, let's play. Ia menciumku kasar, melibatkan lidahnya, berperang dengan lidahku. "Be careful, you horny man," aku tertawa saat ia melihatku aneh.
"Horny man?" aku mengangguk. Hoseok ikut tertawa setelahnya, dan kembali melanjutkan apa yang ia tunda sebentar. Bermain dengan payudaraku, menjilati pinggirannya, God i worship his freaking tongue.
Aku menjambak rambutnya, "Hobe-ah," i moaned mess, aku bahkan tidak ingat apa yang aku katakan.
"Yes, panggil namaku, baby," ia membuka kedua pahaku, memberikan akses penuh untuk melihat milikku.
No no, "Hoseok please jangan, ah, kotor," tapi ia tidak mendengarkanku. Ia menikmati milikku dengan lidahnya. Aku merasa terbang ke langit ke tujuh. "Hoseok,"
"Aku, ah, i'm coming,"
"Sure, come for me."
Ia memberikanku waktu menikmati apa yang baru saja aku lewati, Hoseok sibuk menciumi dahi, pipi, dan hidungku, "Kau makin cantik saja, kau milikku. Okay, (y/n)?" Blush. Aku merasa diriku memerah sekarang, aku hanya mengangguk.
Perlahan, ia membuka celana pendeknya, dan kembali mendekatiku. Ia menatap mataku lagi dan meminta izin lewat tatapannya. "Go,"
Sama sepertiku, ia tidak tahan sepertinya. Kami bergerak secepat mungkin, memenuhi hasrat yang sudah lama aku pendam. Tidak bertemu dengannya dalam jangka waktu yang lama membuatku home-sick.
Kami bernafas dengan sangat cepat, menghirup oksigen sebanyak-banyaknya usai olahraga kecil yang kami lakukan. Tapi, ia terlihat masih, em, berdiri? Dengan nakal, aku duduk di atasnya dan menyatukan milik kami.
"Second round?"
Ia tertawa.
--
Surpriseee! Kaget gak? Engga ya? #jayus.
Itu yang kemarin, i decided to keep going! I love Bangtan so much much much, tapi aku mikir smut itu bukan hal yang tabu kan? Itu juga termasuk karya.
Dan don't worry, aku ga ngeprivate cerita ini, karena it's up to you mau baca atau enggak, tapi aku udah ngingetin ini 18+!
HAVE YOU HEARD JUNGKOOK'S PAPER HEARTS AND J-HOPE'S 1 VERSE IM DYING😭😭😭😭
Vote dan comments pleaseeee!
Oh, should i take request? Tapi aku senior sih, jadi bakal jarang ada waktu. It took a long time lah, how? And who do you want next? I thought of Jin and Jimin, you decide❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
WILDEST DREAMS
FanficTell me the truth, You like him because he can dance, sing, handsome, cute, kind. But, A part of you like him because he's sexy. That's why sometimes you can't handle your own brain, Let your imagination fly, Dream wildly. cover by sass...