Aku kelelahan sekali menunggunya, setelah menikah beberapa hari ia bahkan tidak tidur di rumah karena sibuk dengan pekerjaannya.
Tok. Tok. Tok.
Aku meloncat, dengan girang membuka pintu depan rumah kami dan menatapnya yang sedang tersenyum lebar sambil merentangkan tangannya.
"Jagiya, i miss you!" Ia menciumi rambutku dan menguatkan pelukannya. Sedangkan aku yang jauh lebih pendek darinya hanya bisa mencium bau parfum khas miliknya yang sangat aku sukai.
Aku menatapnya sambil tersenyum setelah kami berpelukan hampir sepuluh menit, "Hungry, hubby?" aku menggodanya.
Ia tertawa dan masuk ke dalam bersamaku, lalu mengangguk. "Aku ingin makan ramyun,"
"Yes, sir."
Sambil makan, kami mengobrolkan kegiatannya yang sangat sibuk sebagai leader Bangtan Boys. Tepat setelah pernikahan kami, ia langsung terbang ke Tokyo untuk menggelar konser. Ya benar, dia memang gila.
Tidak terasa kami mengobrol hingga pukul 9 malam. Aku mengangkat piring kotor milik kami dan mencucinya.
Namjoon datang dan memelukku dari belakang, aku benar-benar merasa terlindungi. "Namjoon Oppa, waeyo?"
Dengan manja, ia menyandarkan dagunya pada leherku dan menghembuskan napas keras, "kita melewatkan ritual pernikahan yang penting, jagi."
"Hm?"
Ia berbisik. "Our first night!"
Blushed.
Dengan tangan kanannya, ia menyampingkan anak rambut yang menutupi telingaku dan berbisik lagi. "Aku bahkan sudah membelikanmu lingerie yang digunakan Cara Delevigne, (y/n)."
Blushed blushed.
Bibirnya berjalan menyusuri belakang telingaku, titik sensitifku. "You will like it baby,"
Yah. "Akh, Oppa!" Guess what, ia dengan nakal menggigit telingaku.
Shit. Aku merasa seluruh tubuhku merinding, dan aku ingin lebih.
"Oppa,"
"Yes, baby?"
"Bed." Aku mematikan keran air dengan kasar, membiarkan sisa cucian yang masih setengahnya, berbalik dan berada digendongannya, dan menciumnya. Ganas.
Ia tak kalah ganas, tentu saja. Mengeksplor seluruh bagian mulutku dengan lidahnya, menyebarkan aroma mint karena mint tea yang baru saja ia minum, bercampur dengan lemon tea yang baru saja aku minum. Tidak enak tapi aku tidak peduli.
Ia membawa kami menuju kamar utama. Menutup pintu dengan kakinya, dan kami masih berciuman dengan ganas. Aku tidak akan pernah puas dengan bibirnya.
Punggungku terasa sakit saat ia menjatuhkanku dengan sembarangan di kasur. Kami melakukannya dengan terburu. Menyentuh satu sama lain dengan tidak sabar. Aku bahkan tidak sadar sekarang kami sudah telanjang dan ia sudah menciumi kedua payudaraku.
"Namjoon Oppa, faster, please please!"
"As you wish," ia mengemut puting kiriku seperti bayi. Tangan kanannya memainkan payudara kananku dan satunya lagi mulai meraba milikku dengan kasar.
I'm wet.
Fucking wet.
Setelah selesai bermain dengan payudaraku, ia berpindah mencium bibirku dan menatapku dalam, meminta persetujuan melakukannya.
"Please."
Tangan kami bertautan, ia memberiku kekuatan. Miliknya mulai memasuki milikku, aku merasa sesuatu mulai merobekku. Diriku seperti terbelah dua.
"Namjoon, sakit.." aku meneteskan air mata.
Ia mengecup air mataku yang keluar dan menatapku dengan khawatir. "Kau mau berhenti?"
Aku menggigit bibirku, dan menggeleng.
"I'll do it slower."
Aku mempercayainya. Akhirnya miliknya masuk ke dalam milikku, semuanya. Namun ia tidak bergerak.
"Aku bahkan lupa telah membelikanmu lingerie Victoria's Secret." Namjoon tertawa, oh? ia malah mengajakku mengobrol di saat seperti ini.
Aku menyerngit menatapnya, "Hm, aku mau melihatnya..?" aku menjawabnya dengan tidak yakin.
Namjoon mengangguk, "Tentu saja, setelah kita menyelesaikan ini, kau bisa melihatnya."
Aku menggigit bibir bawahku. "Kenapa kau tidak bergerak?"
"Kau sudah terbiasa dengan milikku? Kalau belum, kita akan mengobrol lagi sampai kau terbiasa,"
Aku menyuruhnya mendekatiku, menciumi dahi, mata, dan hidungnya. "Bergeraklah,"
"Sungguh?" Aku mengangguk.
Namjoon bergerak dengan pelan sekali. Rasanya perih sekali, tapi tidak seperih tadi dan aku mulai terbiasa. Ia mulai menaikkan tempo gerakannya.
Damn damn damn, kenapa rasanya aku ingin meledak? Aku merasa melayang dan ia harus mempercepat gerakannya, "Namjoon Oppa, faster!"
"Anything for you, (y/n)."
Aku bisa merasakan cairannya di dalamku, dan Namjoon ambruk di atasku.
"Terimakasih, (y/n). I love you."
"I love you, Namjoon."
"Kau ingin mencobannya?"
"Tidak sekarang."
"Kenapa tidak?"
"Karena kau akan menghabisiku lagi kalau aku memakainya dan aku sangat lelah saat ini."
"You know me so well, Jagi." Ia mengeratkan pelukannya.
--
Maaf ya Namjoon ga sesuai harapan, maag-ku kambuh dan ini buatnya like only 15 minutes.
Dan pendek banget.......
Belum di edit!
And how about Jin for next? I'm doing the hyung line first💙
150 votes please?
KAMU SEDANG MEMBACA
WILDEST DREAMS
FanficTell me the truth, You like him because he can dance, sing, handsome, cute, kind. But, A part of you like him because he's sexy. That's why sometimes you can't handle your own brain, Let your imagination fly, Dream wildly. cover by sass...