Ini bukan waktunya bermain-main. Aku merapikan penampilanku dan memeriksa sekali lagi files yang harus aku berikan kepada atasanku yang sungguh menggoda iman. Kim Seokjin dan segala ketampanannya yang melebihi batas.
"Apakah aku sudah rapi dan sopan?" Aku bertanya sekali lagi kepada rekan kerjaku, membuatnya hanya mengangkat bahu karena sudah bosan mendengarku bertanya seperti itu.
Dia menatapku dan menggeleng, "cepatlah! Jangan biarkan ia menunggumu." Aku mengangguk.
Dengan tangan yang cukup gemetar, aku menekan tombol lift bernomor dua puluh dua, lantai paling atas dengan tingkat keamanan dan kenyamanan yang paling tinggi. Hembuskan napas pelan-pelan, aku mengikuti kata batinku, membuat jantungku lumayan tenang dan aku berjalan keluar.
"Apa kau sudah ada janji?" Aku mengangguk dan menunjukkan kartu identitas perusahaan, lalu kedua laki-laki berbadan kekar itu membiarkanku melewatinya. Kakiku melangkah menuju ruangan paling akhir dengan design manly, semuanya serba putih dan abu-abu.
"Selamat siang. Apa nona sudah punya janji?" Gadis cantik di belakang meja sebelah kanan menyapaku dengan senyumnya yang manis. Aku kembali mengangguk.
"Kim (y/n)," Aku menyebutkan namaku, membuatnya mengangguk dan memberitahuku bahwa orang yang berada di dalam sana sudah menungguku sejak tadi.
Tarik napas, hembuskan. Setelah mendapat jawaban atas ketukan pintu yang aku lakukan beberapa detik lalu, aku membuka dengan pelan pintunya.
Dia di sana. Dengan rambut blonde yang terlalu cocok dengan kulit putih pucatnya, bibir penuh berwarna merah muda, dengan visual yang sungguh memuaskan.
"Aku tahu aku tampan, tapi apa kau akan terus melihatku dari sana dan tidak memberikan files-nya padaku?" Sialan. Perkataannya menusuk sekali, membuatku dengan reflek sedikit berlari dan memberinya apa yang ia perlukan.
Setelah memberi hormat, aku membalikkan badanku dan bersiap keluar dari ruangan ini. Pertemuan yang begitu singkat tapi cukup membuat adrenalinku terpacu.
"Siapa yang menyuruhmu pergi?" Aku diam, benar-benar kaget karena perkataannya. Aku membalikkan badan dengan segera dan mendapati bokongnya sudah menyandar pada meja dengan tangan yang dilipat di depan dada. Sedikit mengintimidasi, oke maksudku banyak.
"Ma-maaf,"
Jin mengangguk sambil berjalan mendekatiku. Otomatis, tubuhku bergerak mundur seiring bertambah dekatnya ia dengan diriku. Hingga punggungku menyentuh pintu. Dan ia masih berjalan, menguarkan aroma maskulin yang memabukkan.
Aku menunduk. Aku sudah berada di dalam kurungannya, tangan kanannya menuju belakangku. Aku menutup mata, menggigit bibir. Jin ternyata mengunci pintunya.
"Sir?"
"Hm?" Jin mengangkat daguku, kami bertemu pandang. Matanya menggunakan lensa kontak berwarna cokelat, membuatnya terlihat lebih tegas.
"Sa-saya..."
Dan selanjutnya hal yang aku tahu, aku sudah berada dalam pelukannya dan membuatnya lepas kendali. Semua file penting di atas mejanya sudah ia buang dengan menggeser bokongku ke ujung meja, dan menidurkanku di sana. Aku terkejut, sampai tidak bisa melakukan apapun.
"Apa yang kau lakukan, sir?"
Ia menggeram. "Berhenti memanggilku 'sir' dan jadilah pegawai yang baik."
Bibir penuhnya menjalari sekitar leherku. Menyentuh titik-titik sensitifku yang membuat semua tubuhku gemetar di bawahnya.
"Sir,"
"Kinky much, eh?"
Aku tidak menjawabnya. Jin mulai membuka kancingku satu-persatu, membiarkan udara dingin karena pendingin ruangan menyapa tubuhku.
Sentuhannya lembut, begitu memabukkan. Jari-jarinya yang tidak kasar sama sekali, aku yakin ia hanya memegang pulpen, menggerayangi tubuhku dan membuat hormonku naik begitu saja.
Bibir penuh merah muda yang menggoda itu sekarang sudah hinggap di pucuk payudaraku. Memainkannya dengan perlahan, membuatku mabuk. Jari-jarinya yang bebas memilin pucuk yang lain, membuatku puas hanya dengan permainannya pada tubuh bagian atasku.
"Seokjin,"
"Bagus. Berhentilah memanggilku Sir!" Aku mengangguk keenakan dan mengacak asal rambut pirangnya.
"Kau sungguh seksi," dan dengan perkataannya, tubuh bagian bawahku terekspos sepenuhnya, tanpa tertutup apapun.
Aku dengan perasaan malu menutupnya dengan tanganku. Tapi Seokjin langsung menghalanginya. "Tidak, you're beautiful (y/n),"
Kepalanya turun dan sejajar dengan bagian paling intim tubuhku, dan mulai melakukan hal paling mengejutkan, hal yang tidak pernah kuduga akan terjadi sebelumnya.
I moaned mess, real mess. Aku bahkan tidak bisa menahan teriakanku saat ia bermain dengan lidahnya, aku terbang dan terbang. Merasa bertemu dengan awan dan burung-burung.
"Kau siap?" Aku mengangguk. Jin membuka sedikit celanannya, membiarkannya menggantung di lututnya. Aku enggan membantunya, napasku sudah tersengal karena terlalu menikmati semuanya dan biarlah ia yang bekerja.
"Ah! Kim Seokjin!" Ia menghentakkannya dengan kuat dan satu kali. Membuatku merasa perih dan nikmat dalam waktu bersamaan.
Jin bergerak tidak beraturan. Aku menumpukan tanganku pada meja ini, meja yang ikut bergerak karena mungkin dorongan Jin terlalu kuat. Menyentuh inti tubuhku, membuatku berteriak seperti kesetanan.
"I'm close,"
"Hmmm."
Setelah melepaskan bersama-sama, ia memelukku dan menjadikanku tumpuannya selama ia mencari udara segar untuk melancarkan napasnya yang tersengal.
"Ke-kenapa aku?"
Jin menatapku yang masih berantakan. Baju kemeja yang sudah tidak dikancing seluruhnya, bra yang merosot, rok span yang sudah naik sebatas pahaku. Aku merasa begitu terbuka.
"Aku sudah tertarik padamu sejak lama. Kau itu bodoh atau apa? Aku bisa saja menyuruh sekretarisku mengambilkannya untukku, tapi aku malah menginginkanmu datang padaku." Ia mengecup bibirku sekilas, membiarkan aku dilanda keterkejutan yang amat sangat.
"From now, you're one hundred percent Kim Seokjin's."
--
seperti janjiku yang kemarin~~
maaf kalau tidak pas di hati ;")
typo everywhere, maafkan :(
![](https://img.wattpad.com/cover/45446239-288-k563854.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WILDEST DREAMS
FanficTell me the truth, You like him because he can dance, sing, handsome, cute, kind. But, A part of you like him because he's sexy. That's why sometimes you can't handle your own brain, Let your imagination fly, Dream wildly. cover by sass...