warning.
Detik demi detik terus berlalu, meninggalkan aku sendirian yanh masih terngiang masa lalu. Udara di sini dingin, sedingin hatiku yang benar-benar beku karena terlalu sakit.
Kim Namjoon. Nama itu kembali terngiang dalam benakku. Laki-laki berparas manis yang awalnya begitu membuatku terlena, begitu dalam membuatku jatuh ke dalam pelukannya, kini tega membiarkan aku sendirian. Ia telah pergi... dengan gadis lain.
Undangan pertunangan yang begitu tiba-tiba aku dapatkan di depan rumah menghancurkan semuanya. Semuanya. Diriku, kepercayaan pada semua hal, dan hatiku... yang paling mengenaskan. Aku bahkan bisa merasakan sakitnya yang seperti ditusuk seribu pisau. Bagaimana seharusnya namaku yang ada di sana, berdampingan dengan Kim Namjoon, ini terlalu menyakitkan.
Ponsel yang aku taruh disampingku terus berdering. Menandakan seseorang tidak henti-hentinya mengkhawatirkanku. Apa benar? Apa benar masih ada yang peduli?
"(y/n)!" Teriakan-teriakan itu segera memenuhi kedua indera pendengaranku. Aku ingin memeluk siapapun yang memanggilku dengan nada khawatir, tetapi dinginnya air dan badanku yang terasa sudah beku di dalam bathub ini enggan membuatku beranjak.
Brak.
Aku membuka mata, di sana ketiga sahabat terbaikku menatapku dengan iba. Tatapan yang paling aku benci. Aku bahkan tidak tahu apa yang mereka lakukan lagi, aku kedinginan dan aku merasa tenang. Seluruh badanku seperti membeku, membuatku benar-benar lupa akan sakit hatiku.
Dan hal yang terakhir aku dengar adalah teriakan ketiganya, memohon aku untuk bangun.
**
"Kau gila?! Kau bisa membuatku terkena serangan jantung, bodoh!"
Aku memutar kedua bola mataku, ingin memukul ketiga lelaki di hadapanku. Beberapa hari yang lalu sejak aku menenggelamkan diriku sendiri membuat mereka benar-benar menemaniku dua puluh empat jam.
"Nyatanya kau baik-baik saja."
Si rambut merah dengan baju robek di sisi lengannya, Taehyung, mencubit kedua pipiku dengan ganas. "Kau ini, lupakan saja dia dan ayo berpesta!"
Sisanya, yang mempunyai beda tinggi cukup jauh, Jimin dan Jungkook, mengangguk antusias. "Ayo mabuk,"
Aku mengangguk, aku memerlukannya. Perlu melukapan lesung pipi lelaki itu, yang sekarang bahkan sudah menjadi milik orang lain. "Beli yang banyak, aku traktir hari ini."
Seperti cahaya petir ketiganya langsung pergi dengan kartu milikku, meninggalkanku sendiri yang kembali dalam bayangan-bayangan indah bersama si brengsek.
"Love shot?" Jungkook entah sejak kapan sudah menyilangkan tangannya denganku, dan memberikanku segelas kecil minuman berkadar alkohol cukup tinggi.
Aku mengangguk. Membiarkan hari ini menjadi hari terbebas dalam hidupku. Satu, dua, tiga, empat, bergelas-gelas minuman itu aku minum tanpa ampun. Membuatku melayang dan melupakan segalanya.
Di seberangku, aku dapat melihat tiga Namjoon sedang asik menari, membuatku menarik salah satunya dan menciumnya. Di bibir.
"Woah, slow down (y/n)." Suaranya tidak seperti Namjoon, tapi siapa peduli.
"Namjoon..." aku mendesah dengan tidak karuan, menari mengikuti irama sedangkan laki-laki di hadapanku sudah melakukan dirty dance dan tidak memakai bajunya.
![](https://img.wattpad.com/cover/45446239-288-k563854.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WILDEST DREAMS
FanficTell me the truth, You like him because he can dance, sing, handsome, cute, kind. But, A part of you like him because he's sexy. That's why sometimes you can't handle your own brain, Let your imagination fly, Dream wildly. cover by sass...