Dengarkah?
Suara menggaung indah
Dikelam ini bersama anjing-anjing
Dan dihadapku tembok yang berisik
Asik menggunjing aku yang memeluk sepiAku menuangkan lagi
Mungkin seduhan kopi terakhir
Ku anggap terakhir karena kurasa
Kantukku tak juga hinggap
Hari hampir berganti
Aku terjagaDan tembok serta lukisan dinding itu masih setia
Menggosip dibelakangku
Mematikan denyut dan separuh nyawaku
Namun,
Kopiku yang lambat laun jadi dingin
Meneriaki sejumput nyawaku beserta seruput kopi uang lupa ku tambah sebutir gula
Kopi dan nyawaku berdansa
Separuh menghilangTapi apa?
Kurasa dingin dan hambar tiba-tiba
Ketika itu senyap
Gaung malam tak lagi menggema
Dalam telinga
Dinding tak lagi menggunjingDiluar mendung tapi tak hujan
Anjing berhenti menyalak
Tak ada gerimis
Sepi kian mengiris
Aku sendiriDan ada apa dalam ujung mata sayu itu
Bergelayut tanpa mega
Menjadi gerimis
Tak ada yang mengundang
Rintihan malam keburu layu untuk menanda
Dan aku terlalu syahdu dalam diri yang menyepi22:12, 27 November '15
KAMU SEDANG MEMBACA
Obscura
Poetry"Dan biarlah nanti, dengan bait-bait suciku, Aku mengenang-Mu Sebagai salah satu cara pengkudusanku akan dosa-Mu"