Obscura

Pada Suatu Waktu

Malam ini bulan datang mengetuk pintuku
-Aku keluar
Menyambutnya dan menghirup aroma sengau malam

Aku ingin menyaksikan warna musik, lalu lalang orang berjalan
Pemuda bergandeng tangan
Pada sebuah bangku taman
Hanya untuk memastikan kehidupan masih tersisa disekitarku

Saat keluar, aku tidak tahu maksud malam
Gelap
Berjalan hingga tak tahu entah dimana
Aku hanya ingin berjalan
-Jangan antar aku pulang!
Akulah yang berani menghardik raja malam; rembulan
Beringsut dan menyelubung diri dalam selimut kabut
-Halimun membelai pipiku

Menikmati langkah
Ditengah jalan dari pualam
Aku merasa Tuhan mengawasi langkahku
Ah, Tuhan
Aku tahu kita memang tak banyak bercakap
Sekedar menyapa atau berkelakar tentang komitmen-Nya pada kisahku pun tak lagi
Tuhan hanya kubutuhkan pada saat-saat tertentu
Bahkan aku tiada lagi mengunjunginya dalam sujudku

Dalam sujudku hanya ada dia, antagonis dalam kisahku
Ya, kisahku yang datangkan tanya
Hanya senyumnya yang membuat khusyu' dalam sebait doaku- bukan Tuhan

Biarlah aku berjalan, jangan mengusikku dengan berpura-pura sembunyi dalam gelap!
Aku tahu kau disana
Aku hanya ingin menjemput Sang Segala Tiba
Malam ini
Jika itu adalah terhormat
Maka kirimkan makna kisah ini, kisahku datangkan tanya. Tidakkah Kau tahu?
Karena suatu hal kita tak bersama bukan berarti Kau tak ada, bukan?

Aku tahu kita saling duduk terdiam dipelataranMu
Tapi sejenak perkenankanlah aku untuk mempermasalahkan ini.
Apa yang telah ku pinta untuk bersama dirinya

Aku hanya tak ingin pulang
Biar, sudah jangan kau tipu aku lagi
Tulislah, jika aku harus pergi biarlah
Itu adalah cara surgawi menuju firdaus
Akhirnya kita bertemu bukan? Dengan-Mu bukan dengannya!
Maka kesempurnaan dan keistimewaan segala ada padaku
Bawa aku kemana saja
Aku tak lagi peduli
Yang aku pedulikan hanya jangan antarkan aku pulang! Bulan.

Jadi, Tuhan dan malam
Pada suatu waktu
Aku tak ingin pulang malam ini

23:49, 22 Januari '16
A. T. H. Pamuji