Ku saksikan nyawamu terhempas
Di refleksikan dalam gelas penuh racun
Bisa!Dimana kau bang?
Kau coba sembunyikan aib ini dibalik persembunyianmu: dibalik awan
Tapi kau ajarkan aku
Cara untuk terbang
MenguaknyaSejarah selamanya sama
Berulang
Begitu pesanmuDimana kau bang?
Benih perubahan, bertali dalam satu simpul temali pesakitan
Temali simpul penderitaan
PEMBUNUHAN!
Meskipun telah sirna suaraku
Aku tetap dapat memilih
Dan aku memang
Telah memilihHahaha
Kini mereka
Mereka sibuk bersembunyi
Menyembunyikan kebenaran
Membiarkannya terkubur bersama tulang belulangmuDimana kau bang?
Yang tersisa kini hanya ratapan
Hanya nestapa
Burung bangkai
Memangsa tubuhmu yang membeku
Membiru
Jiwamu takkan selama tenangDimana kau
Dimana kau bang!Penjarahan!
Pembunuhan!
Mereka menyebar kebohongan
Senatero negeri
Satu orang mati
Dan berjuta lainnya akan tumbuh
Tak kau katakan, alasanmu pergi
Kami tak terima
Kemanusiaan macam apa!Kemana kau pergi, bang
Perjuangan belum selesai!
Kau dan
Perjuanganmu
Tak akan pernah mati!Maka kini
Akan ku kemukakan pilihanku
Meski suaraku terbungkam
Meski gerak gerikku mencurigakan
Aku telah memilihAku memilih menolak lupa!!!
23:38, 18 November '15
Bang Munir
A. T. H. Pamuji
KAMU SEDANG MEMBACA
Obscura
Poésie"Dan biarlah nanti, dengan bait-bait suciku, Aku mengenang-Mu Sebagai salah satu cara pengkudusanku akan dosa-Mu"