Dalam Pelukan, mu Sunyi

9 0 0
                                    

Pukul 10:25 pagi ini
Melayang masih dalam imajiku
Sepi ini begitu pekat
Mengental seperti
satu aliran dalam darahku

Ketiadaan ini memaksaku
Untuk berdiri
Menggoreskan sebuah pena masa lalu
Tanpa tinta
Tanpa isi

Ku tuliskan kata
Ribuan kata meronta
Ditengah pusaran arus keramaian
Aku terhanyut, aku terbuai
Tapi aku ingat
Tapi baru aku ingat
Di kesunyian lah aku disemaikan

Maka aku dapat mendengar ribuan kata di kepala ini meronta
Menuntut haknya untuk dituliskan
Di bawah temaram lampu sephia
Cahaya jingga menyiratkan
Menghantar aku menuliskan kata

Aku menuliskannya tanpa sehelai pun kertas
Karena aku tak ingin kata itu terbaca
Aku tak ingin kata itu tercuri
Aku tak ingin kata itu tersebar
Aku tak ingin mereka paham tentang duniaku
Imajiku terlalu asing jika mereka berupaya untuk mengerti

Malam
Aku selalu suka malam
Bersama temaram kedip rembulan ungu kehitaman
Di bangku taman

Bayanganku mengikut
Hitam
Aku takut
Dia tak terima dengan kelam

Akhirnya
Waktu terburu
Nantilah
Tunggu dulu
Biar aku sejenak
Menikmati alunan syair dalam kepala
Indah
Sunyi itu indah
Mungkin sendiri adalah satu dosis besar heroin
Dan sunyi adalah bait-bait suci Tuhan yang panjang
Sunyi adalah...
Dan sendiri...
Entahlah

Aku tuliskan lagi
Satu kalimat terakhir

"Adakah sunyiku, hidupku berakhir?".

10:25, 18 November '15

ObscuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang