Waktu Sunyi Cemburu Kepadamu
Duduklah dulu
Dengarkan aku memberi cerita tentang percakapan waktu dan sunyi tentangkuAku telah lama berteman sepi
Setiap hari bersunyi dalam poros waktu yang begitu haru
Membiru dalam buai kasih sepi membelai diri
Kiranya seperti itu
Dan janganlah aku kau lupakanAku telah lelah bertualang bersama waktu
Menjelajah setiap dimensi sunyi
Berkemah pada selasar sepi berasal
Mengabadikannya dalam bingkai waktu yang selalu berada di sakuSemenjak kau datang
Mereka menghilang, memekatkan langitku
Tapi tak apa
Lalu kemudian kubayangkan lagu lama mereka
Yang selalu kumainkan waktu dan berdawai rindu pada sudut diamku
Aku merindu
Aku tau jika suatu saat aku akan menghilang pula
Terhapus jejak waktu dan terkubur pada pusara sepi sendiri
Merenung menatap masa silamJika kau lelah medengar ceriteraku,
Biarlah aku sejenak menghiburmu
Akupun menarikan tarian berkenakan tunik berwarna sunyi dan berselendangkan waktu
Lalu kau bertanya
"Tarian mistis macam apa itu"
Ini adalah tarian rinduku menemu seorang
Kemudian wajahmu memerah
Menertawakan dukaLama sudah kau menunggu akhir kisah ini
Hingga menghilang santunmu
Dan sunyipun beranjak
Mimpi pun merasa terbuang
Dan waktu mengkejam
Ia merotasikan waktu secepatnyaKita menua dalam diam
Tak lagi kau temukanku disana
Temani dan sakitkan aku saat sunyu dan waktu terbuang oleh mu
Serasa kusiap sambut awal baruBedebah kau, sayang!
18:47, 26 Desember '15
A. T. H. Pamuji
KAMU SEDANG MEMBACA
Obscura
Poetry"Dan biarlah nanti, dengan bait-bait suciku, Aku mengenang-Mu Sebagai salah satu cara pengkudusanku akan dosa-Mu"