Sejatinya telah terpatri diatas batu nisanku
Kata yang akan kau tulis kelak seiring pergiku
Bukan mati, ini hanyalah menyoal rindu
Akan waktu yang takkan pernah kita bersama tahuRindu
Ya, aku merindu sosok aku yang dulu
Yang tersesat dalam labirin dan teka-teki, terjebak dalam siklus waktu
Anggaplah aku adalah semu
Tanpa menahu tentang asal usulkuAku mencipta apa yang kini kau lihat
Di hadapmu yang kini berdiri dengan lesu
Siapa kata aku hidup?
Dan tahukah kau dimana pusaraku jika aku pernah mati?
Andaikan lebih panjang waktuku
Waktu
Dan waktu
Masih waktu, padahal entah kau sadari atau tidak
Aku sering membicarakan waktu...Kita adalah sama
Produk waktu, yang berhasil menaklukkannya
Dengan manisnya kemenanga
Dan getirnya perpisahan
Tapi toh kita berjumpa, pada waktu tertentuMaka pada nisanku telah kau tulis
Kau adalah aku
Mencipta begitu banyak relik pada hidup dari kisah kita yang tak lazimSering kau tanyakan, apa yang hendak kita abadikan dalam cinta
Jika waktu terus melangkah?
Dan aku pasrah
Dalam ciumanmu yang gelap itu aku bersimpuhDi atas nisanku
Kau ukirkan doa, yang kau sendiri masih entah sampai mana
Demi temukan kata penghabisan
Doa yang panjang
Yang kau tahu juga, selalu kau temui kata yang tak utuh
Dan makna yang tak selaras
Selalu ada yang hilangKenapa?
Karena tak semestinya cinta kau gunakan sebagai tanda
Dan sayang kau gunakan sebagai pemanis senyuman
Dalam gumaman kemuraman
Akan rindu pada ciuman kita
Selalu kau katakan
"Kenapa cinta itu harus memaksa rela, seiring waktu yang berlalu?"Maka kemarilah, manisku
Kita bersama telah membangun sebuah singgasana
Tak adilkah jika telah kau tulis pada nisanku padahal aku masih bersamamu
Sekelebat beludru waktu itu masih hinggap pada alir nadiku
Selama itu akan kita cari bersama jawab tanyanmu
Kau tahu aku
Pemimpi pada kehidupan datar
Tak memiliki masa lalu, dan tak terikat masa depanAku dan kamu adalah sebagaimana bebas dalam bebas
Maka berbahagialah kita, orang yang hidup tanpa sejarah,abadi;
Di Selasar Waktu02:28, 9 Desember '15
Emperan Ruko Kosong
KAMU SEDANG MEMBACA
Obscura
Puisi"Dan biarlah nanti, dengan bait-bait suciku, Aku mengenang-Mu Sebagai salah satu cara pengkudusanku akan dosa-Mu"