Nanyian Asmaraloka Setali Benang dan Setajam Jarum
Lalala lalala lalala
Aku awali...
Kamu adalah sedahan sederhana pelukan senja
Rapuh meremah pedat singkat lima dan empatAku adalah jelaga
Menangkap gulir gemulaimu kedalam tangkup pusara
Lelaplah
LelapAku ternyata sehelai benang
'Coba merangkaikan puisi kisah usangku dan mu
Berwarna putih rapat hingga pekat tak terbubuh embunDan kamu seujung jarum
Menyulamku jadi satu sutera merenda sangkakala suara dalam lembar-lembar sendu
Tercucup manis dibibir waktu mengikatku tubuh pada kamuLalala lalala lalala
Merekat kelekapku satu duri satu dahan
Seranting kau lekas menghilang
Memuai tangan lelah dan fikiran lengah
Megah tak berpijakpada sepucuk mega dengan sepihakTerenyak hening lelah berteriak, kau pada sebidang lapang langit cerah bercabang
Lalu aku hilang arah bimbang menimbang apa nun telah menyeberangMengalirlah sayang
Kita selayar merenang riak ombak tenun jala tenang
Setia terhalang walau lewat jalan terangMenjelajah rima retorika tubuh udara
Menderai
Kita setangkup air pada genggaman rencana
Diam tenang terurai buai pada tangkup dosa hingga terdengar berderai rinai
Mudah teraih lebur mudah terburai luhurLalala lalala lalala
Sebatang pena secarik kertas
Berpijak menari terinjakku
Berjelaga kau urai goresan kuas kalbu kelabu
Bertabah serapah meraba samudera tabu
Tertiup bergoyangkan ranting kalbu setia ambigu
Bersama terkulai menguntai coretan barisan angan berukung paruh
Kita dipeluk peluh
Kini dan nanti enam-tujuh hingga sepuluh
Lalu tunggu satu dunia menjadi debuLalala lalala lalala
Kau akhiri...
00:00, 1 Januari '16
A. T. H. Pamuji
KAMU SEDANG MEMBACA
Obscura
Poesia"Dan biarlah nanti, dengan bait-bait suciku, Aku mengenang-Mu Sebagai salah satu cara pengkudusanku akan dosa-Mu"