Mereka Yang Terlambat Pulang
Mereka yang terlambat pulang
Menyeru tidur pada sebuah bahu dermaga yang tua
Bersandar hampa pada galangan kapal tinggi menjulang
Gagah, tak terbantah kataLalu langkah satu persatu serdadu
Menjejak pada sejumput rumput labirin waktu
Adalah jiwa mereka, meriuh-rendah dalam satu senandung langit merdu
Setia bersitahan pada semburat tangisan senja yang merintih rinaiTerbangun pada gemurih air terjun
Menyerap setiap bait kata yang tersembunyi dalam relung
Dalam relief alam pada ujung cakrawala berayun
Menitipkan seikat mimpi keemasan berpayung jinggaMereka raih sekuntum mawar tanpa tangkai pada tungkai pelangi
Mengemasnya menjadi hening
Mengangkatnya setinggi-tinggi tumit Ilahi
Dan terasingMereka yang terlambat pulang
Merapal mantra sepanjang jalan
Berharap menemu titik terang pada jelaga hidup yang panjang
Menenggak sepikul pahit kenang menggenang
Pada telaga yang terlanjur terinjak terjerembab pada punggung jenjang tanpa badanMereka yang terlambat pulang
Merenda kasih terpungut dari tapak jejak kala
Menyusun not-not rintihan pertiwi jalang
Dan merangkapnya abadi pada pena partitur tiang gema
Membukukannya dalam kitab gelap jantung sesat sepasang angsa hitam-Kita yang terlambat datang untuk menyambut
mereka yang terlambat pulang00:07, 31 Desember '15
A. T. H. Pamuji
KAMU SEDANG MEMBACA
Obscura
Poetry"Dan biarlah nanti, dengan bait-bait suciku, Aku mengenang-Mu Sebagai salah satu cara pengkudusanku akan dosa-Mu"