Dan detik ini waktu tak jemu
Berputar pada porosnya
Entah kanan
Mana kiri
Aku terduduk memandangi warna pelangi malam
Cahaya temaram di langit agak ke barat
Tertitik satu dua bintang bercahaya lembut
Dia, kawan kecilku yang berkedip genitSedetik kemudian guncangan dalam kepala
Carut marut rasa ini
Tercabik oleh apa yang entah aku menjelaskan
Dalam sajak ini hanyalah caraku menyampaikan kesalah demi kesalahanku
Tanpa merasa penghakiman
Guncangan itu makin keras
Hingga dengung pada telinga, dan kini ia menyasar keisi otak!
Aku lari
Tapi seiring langkah kaki ini degup itu mengeras
Tiga butir xanax dan paracetamol tak juga membantuTiap malam begitu
Semenjak ingusku masih terus menetes
Tanpa harus makan es
Putar baliklah arah waktu
Mungkin bisa kau alami pula deritakuSerasa ringan aku melayang
Bersambut roh roh yang belum juga pulang saat petang
Tak ada cacat
Tak ada bopeng-bopeng bekas operasi
Codet bekas jatuh.
Aku sempurna...
Adalah aku sesiapa kamu
Terguling lesu dalam gonjang-ganjing dunia
Tanpa daya
Melawan arus hingga terpilin pada pikulan sepi
Sibakan rambut kekasih yang mati
Haru dalam lintas imaji
Aku butuh pelampiasan
Tak secara lisan!Dikenal sebagai pecinta tapi aku merusak dalam citraan
Tersebut seirama dalam nama setiap waktu tepat
Bersimpuh hadap tembok
Sebut namaku yang kalian beri nama
Aku ini tanpa namaKurasa tersudutkan
Dalam tembok ratapan kau limpah semua salah
Aku apa! Kau butuh
Sebut saja tak mau
Putarlah dadu, semoga kau dapat tempatku sekarang
Mataku belak
Iya kalau aku ada mata
Nafasku sengal
Apa kau tahu aku nafas?...
Kita adalah sama, sebuah kesalahan tak termaafkan
Entah bagaimana
Kita berbeda
Padahal segala dalam sesemua arti liku hidup, bukanlah kitaKita entah ada di antah-berantah sebelah mana?
Tuhanlah sementara, kitalah selamanya.12:10, 6 Desember '15
KAMU SEDANG MEMBACA
Obscura
Poetry"Dan biarlah nanti, dengan bait-bait suciku, Aku mengenang-Mu Sebagai salah satu cara pengkudusanku akan dosa-Mu"