Satu Sebelum Dua

7 0 0
                                    

Tibaku sedetikpun lebih awal
Penghujung rasa sepi berliku
Yang memadat sembilu tanpa cahaya dalamku
Terserak aku di ambang batas koma
Sendiri
Terasing dalam duniaku yang tak berkawan
Terkalah apa yang kan terjadi kemudian!
Kemudian aku larut
Di sebuah sudut
Terhanyut
Diselimuti oleh sosok entah siapa dengan kabut
Kalut

Suara sengau siapa itu?
Membisik diantra rerumputan jarum
Dibalik punggungku
Mengajakku berdialog
Suara iyu tak asing
Menyejukkan setiap ujung serabut perihku
Mencabut setiap inci sembilu dalam dagingku
Dan memberi cahaya pada sekelumit gelapku

Ya, cahaya adalah kamu yang tabah melukin pada tiap sudut dinding kamar sepiku
Dengan santai
Mengalunkan senanung jatuh cinta
Tak peduli saat aku tak peduli
Kau masih setia

Ah
Kamu menemu aku
Meringkuk tertanam sepi disini
Kau tahu?
Betahun-tahun aku hidup di masa lalu
Mencumbu sepi dengan sendiri
Tak pernah menyapa akan masa depan
Namun semua berakhir hari ini
Saat kau dan aku
Bersama membangun sebuah singgasana;

-Selasar Waktu

04:41, 6 Desember '15

ObscuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang