Pintu kamar dibuka oleh seseorang dan Haley menampakkan dirinya. Sebelum orang asing itu bisa mengucapkan sesuatu, Bim menyelanya. "Biar aku saja!" sahutnya dan ia pun bangkit dari ranjangnya.
"Ada apa?" tanya Bim ketika ia sudah berada di hadapan Haley.
"Aku tidak mencarimu," ujar Haley sambil menyengir.
"Huh?"
"Di mana Bob?" Haley bertanya setelahnya.
Bim sempat terlihat bingung dan menatap Haley selama beberapa saat sebelum akhirnya memanggil Bob.
Bob, yang sedang berbaring di lantai (tidak semua orang mendapatkan jatah ranjang. Beberapa orang menggelar selimut di lantai dan itu pun sudah cukup untuk dianggap sebagai penggantinya) dan membaca komik milik Greg pun segera membalas tanpa mengalihkan pandangannya. "Aku di sini. Selalu," katanya dengan tidak jelas.
Greg si bocah berusia sepuluh tahun itu sangatlah beruntung dan menguntungkan orang lain. Karena, pada saat mengungsi, ia tidak lupa membawa serta komik- komik miliknya.
Bim dan Haley sama- sama mengerutkan alis mereka ketika mendengar ucapan Bob. "Kemarilah," ujar Bim, berusaha menghilangkan kebingungannya.
Bob awalnya terlihat enggan. Namun, ia akhirnya menutup bukunya dan mulai berjalan ke arah Bim, dan ia sepertinya menggumamkan sesuatu yang tidak dapat didengar oleh orang lain kecuali dirinya. "Ya?" tanyanya ketika sampai.
"Halo." sapa Haley. "Oh, ya! Sebelumnya, terima kasih Bim. Tetapi sepertinya aku harus berbicara dengan Bob. Hanya berdua,"
Bim mengangkat bahunya tanpa mengatakan apa- apa dan berjalan kembali ke ranjangnya, entah hendak melakukan apa. Jadi, ia hanya menyaksikan saat Haley menarik Bob keluar dari ruangan itu.
***
"Kenapa kau mau melakukan hal itu?" tanya Bob dengan kedua tangannya berada dalam saku celana yang ia kenakan. Saat berjalan di lorong itu, Bob bahkan tidak tahu hendak menuju ke mana. Haley telah memanggilnya dan menyuruhnya untuk mengikutinya sambil mengobrol. Jadi, Bob hanya melakukannya.
Di kedua sisi lorong, Bob dapat melihat sebuah pemandangan yang normal; beberapa orang sedang mengobrol, duduk. Bahkan ada seorang pria tua berjenggot tebal yang tertidur di lantai, ditemani oleh seekor kucing gendut berwarna abu- abu yang menyandarkan perutnya di atas kedua mata pria itu dengan tenang.
"Kau tahu aku harus melakukan ini," jawab Haley. "aku sangat yakin bahwa Bernie tidak akan mengatakan apapun kepada ayahnya tentang rencana kita untuk pergi ke New York," Bob hampir mengira Haley akan berhenti berjalan. Ternyata tidak. Gadis itu tetap berusaha untuk menjaga emosinya.
Wajahnya terlihat muram, dan Bob teringat akan sikap Haley tiap kali perempuan itu berada bersama Bim. Sangat ceria dan terlihat menyenangkan. Bob entah kenapa mulai berandai- andai tentang bagaimana Haley bisa bertemu Bim dan menjadi teman dekatnya. Dan juga, orang seperti apa Haley sebenarnya.
Bob baru menyadari bahwa ia sudah berjalan cukup jauh saat ia melihat Melody dan Nash sedang berjalan di ujung lorong yang lain sambil mengobrol. Melody mengenakan pakaian yang entah ia dapat dari mana. Mungkin meminjam milik orang lain dengan seadanya, seperti yang dilakukan oleh Wendy dan Trilly (serta semua orang, termasuk dirinya). Tetapi pakaian itu benar-benar tidak terlihat seadanya.
Melody mengenakan baju terusan selutut berwarna merah, dengan lengan baju pendek yang menampakkan kulitnya yang berwarna putih pucat. Ia terlihat seperti seorang gadis yang ada di sampul majalah para anak remaja, atau mungkin seseorang yang bisa kau temui di sebuah toko es krim pada saat musim panas. Bob berusaha keras untuk menahan dirinya agar tidak terpana dan ia harus mendengarkan baik- baik omongan Haley. Di samping Melody, Nash hanya mengenakan kaos dan celana jeans.
KAMU SEDANG MEMBACA
Empty Street
Science Fiction'Saat melihat pemandangan di luar, lututnya tiba- tiba melemas dan ia pun terjatuh pelan di depan pintu' Wendy Train terbangun suatu pagi dengan menyadari beberapa hal yang ganjil. Orang tuanya sedang pergi ke negara lain dengan alasan pekerjaan, ja...