Ch. 3. Bob & Bim

5.6K 435 21
                                    

Wendy telah memutuskan untuk membawa beberapa pakaian, peralatan mandi, makanan & minuman, pisau dapur, serta beberapa buku kesukaannya. Untung saja ia punya ransel super besar untuk berkelana. Jadi, untungnya, ranselnya cukup.

Sebelum pergi, Wendy makan lagi agar kenyang dalam jangka waktu beberapa jam kedepan. Setelah itu, dia minum dan segera mengambil dan mengenakan kaus kaki dan combat boots- nya. Lalu melangkahkan kaki keluar rumah. Sendirian, Wendy. Kau akan berkelana sendiri di jalanan kosong. Yah, mungkin hanya untuk beberapa waktu, pikir Wendy sambil berbalik melihat seisi rumahnya. Ia berharap dapat menemukan orang selain dirinya di perjalanan nanti. Wendy pun menarik napas dalam- dalam, mengunci pintu rumah (untuk berjaga- jaga), kemudian ia berjalan menjauh.

Di sepanjang perjalanan, Wendy belum menemukan satu pun orang. Padahal ia sudah sampai di jalan raya. Namun, yang ada hanyalah satu - dua mobil yang diparkirkan rapi di pinggir jalan, dan lagi- lagi barang- barang yang berserakan di jalanan.  

"Kenapa aku bahkan melakukan ini?" gumam Wendy sambil bergerak- gerak dengan gelisah. Sebuah pikiran untuk pergi kembali ke rumah sempat muncul ketika terdengar suara bising dari balik gedung- gedung entah di mana. Ia pun mencari tempat untuk bersembunyi di sana. Yang ada di sana hanyalah toko- toko yang terkunci rapat, kecuali satu bangunan, yaitu perpustakaan. Salah satu dari pintu ganda bangunan itu terbuka sedikit.

Wendy pun segera berlari ke tangga yang mengarah ke depan pintu besar perpustakaan tersebut dan bersembunyi di dalam, bersandar di balik pintu.

Di bagian atas pintu tersebut terdapat kaca yang lumayan besar, sehingga Wendy harus agak menunduk tapi juga bisa mengintip lewat situ. Dari kaca tersebut, Wendy melihat di sana ada seorang lelaki memakai helm  hitam dengan kaca lebar di bagian depan yang terlihat canggih. Di sebelah pria itu, terdapat robot hitam raksasa sekitar 3 meter yang berpose sama dengan pria itu. Sepertinya helm tersebut seperti terhubung dengan robot hitam tersebut.

Kemudian, di belakang pria tersebut, datanglah seorang perempuan berambut coklat panjang yang menunggangi seekor serigala (entah serigala atau apa) yang terlihat sangat menakutkan. Kulitnya tidak dilapisi oleh bulu, taring yang tajam, dan ukuran yang tergolong lumayan... besar. Wajah perempuan tersebut tidak terlalu kelihatan jelas dari jauh, tetapi Wendy menebak perempuan itu cantik. Meskipun yang terlihat hanya samar- samar. Cantik, namun juga berani. Perempuan serta pria yang berada di luar sana mengenakan jumpsuit kulit hitam yang terlihat seragam. Dengan cepat dan berhati- hati, Wendy pun berlari ke tangga besar menuju lantai 2.

Saat berada di tangga, Wendy melirik ke bawah, ke lantai satu dan menyadari bahwa ruangan itu terlihat parah. Buku- buku sangat berantakan. Berjatuhan dari rak- rak dan tersebar di lantai, meja, dan kursi. Tetapi, Wendy tak memedulikan hal itu dan langsung melanjutkan berlari ke lantai atas.

Perpustakaan itu luas sekali. lantai atas adalah lorong panjang dan lebar yang dikelilingi rak buku dan meja dan kursi di tengah ruangan. Wendy pun segera mencari meja dan berlindung di baliknya. Kemudian, Wendy melihat sesuatu, seperti bagian bawah badan seseorang, bukan, dua orang dari belakang yang kelihatannya sedang duduk di lantai di bawah meja di depan Wendy. Ia pun mengeluarkan pisau dari ranselnya dengan diam- diam.

Ketika ia sudah yakin di balik meja aman, dia merangkak menuju meja tersebut dengan pisau di salah satu tangannya. Kemudian, salah satu orang tersebut menengok dari bawah meja dan Wendy pun tersedak karena menahan teriakannya. Pisau terjatuh dari genggamannya.

Lelaki tersebut keluar dari balik meja. Dia memiliki rambut berwarna hitam dan mata berwarna biru dan badannya tinggi. Dia terlihat lebih tua dari Wendy.

"Hey..." katanya dengan gugup namun berusaha tetap tenang. Tiba- tiba, dari balik meja itu, muncullah seseorang berambut coklat yang terlihat seumuran dengan Wendy. Mungkin. "Hey! Kenapa kau mengajaknya bicara? Kau bisa mempertaruhkan nyawa kita jika dia merupakan salah satu dari orang- orang jahat itu!" katanya kepada si cowok berambut hitam. Wendy pun terbengong- bengong sambil menatap mereka. 

"A... aku... sedang berkelana sendirian. kau lihat? aku membawa ransel besar..." kata Wendy. Ia rasa tubuhnya mulai gemetaran. Si cowok berambut hitam terlihat gugup, namun percaya dan mengerti kepadanya.

Anak lelaki itu tersenyum ramah dan berkata, "Siapa namamu? aku Bob. Bob Henderson. Ini Bim Cusack, temanku. Kau?" Si cowok berambut cokelat terlihat tidak senang ketika mendengar Bob menyebutkan nama lengkap mereka berdua.

"A... aku... aku Wendy. Wendy Train."




Yooo >,< hope you like it

 *yang di Media itu Logan Lerman*

Empty StreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang