Heyya!!!!!!!!!!! Guess what??? (what?) UN dah slesai! :D btw, aku udah lama gak update, yah? kangen update (wut) *karena sebenernya selama ini masih ngetik tapi lom slesai2* (ujung2nya karena sibuk juga @.@) XD :3 okelah langsung aja yahh. Oh, dan ada satu cast yang kutulis di sini doang (I guess?)
- Amy Adams as Anne Redwood
Hope you like this chapter! Don't forget to vomment!!! Gak vomment??? I'll send someone to your house..... to click the vote button... (canda, bah! :D) Enjoy!!!
Melody membuka matanya. Di hadapannya, terlihatlah Bob yang sedang mengenakan sweatshirt abu- abu dan celana panjang berwarna serupa. Seluruh anggota tubuh Melody terasa sangat sakit. Untuk sesaat ia merasa ingin memejamkan matanya lagi dan tidur seharian tetapi ia tahu ia tak bisa.
Ia melihat sekeliling ruangan, "Bukankah aku bilang untuk memasuki pintu B? Dan kenapa kau membawaku?" Bob terkejut melihat Melody sudah sadarkan diri.
"Wow, aku tak mengira kau akan bangun sekarang. Dan, tentu saja aku akan membawamu, maksudku, kau bercanda? Aku tak mungkin meninggalkanmu di tempat seperti ini, kau tahu. Oh, ya, aku hendak pergi ke pintu B, tetapi aku terlalu lelah dan terlalu banyak penjaga dan tangga," kata Bob yang mengakhiri ucapannya dengan terkekeh.
"Kenapa para penjaga tidak menemukan kita?" tanya Melody. "Aku menyembunyikan kita ketika para penjaga itu mengecek ruangan, ceritanya panjang," jawab Bob. Melody mengangguk. Ia menatap Bob sekali lagi dan menduga bahwa ia mendapatkan pakaian itu dari tempat ini.
"Kenapa?" tanya Bob. Melody menggeleng, "Entahlah. Kenapa kau mau melakukan ini? Kau tahu, aku juga belum mengucapkan terima kasih karena telah mengobatiku," Bob terdiam, "Aku telah berjanji kepada ayahmu. Dan juga, berterima kasihlah pada ayahmu karena dialah yang membuat penawarnya," "Dan cairan atau apapun itu yang membuatku seperti sebelumnya," balas Melody ketus.
"Hey," sahut Bob. Melody terdiam, "Aku telah berada di dalam tabung itu selama bertahun- tahun bersama Nash. Oh, ya! Nash bersama teman- temanmu! Aku harus memberitahumu bahwa teman- temanmu sedang berada dalam bahaya sejak awal!" Bob pun duduk di depan Melody. "Mereka..."
***
Bob terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar. "Dengar, itu tadi benar- benar berisiko untuk dikatakan, tetapi begitulah adanya. Aku harus memberitahukan itu padamu," kata Melody. "Kita harus segera pergi! Tapi, apakah kau tak apa- apa?" tanya Bob. "Sebentar, sebelumnya, bagaimana cara kau membawaku ke sini?" kata Melody.
"Um, ya, kau tahulah, aku menggendongmu, bla bla bla, terlalu panjang untuk dijelaskan," balas Bob dengan malu. "Oh, ya, Melody, bisakah kita tak membicarakan lagi tentang hal yang baru saja kau ceritakan padaku?"
Melody menatap Bob dengan sedih, "Tentu, um... Bob,"
"Baiklah." kata Bob sambil menarik nafas. "Kita harus segera pergi. Kecuali kau tidak kuat..."
"Aku bisa. Tenang saja. Hanya saja rasanya sangat aneh. Semuanya terasa sangat aneh," kata Melody.
"Oke. Kalau begitu, pakailah ini. Eh, sebentar," kata Bob kemudian berjalan dan mengambil pakaian yang sama dengan yang dikenakannya dan memberinya kepada Melody. Melody mengambilnya.
"Aku akan, um," kata Bob yang kemudian berdiri ke pojok ruangan, di balik tumpukan kardus- kardus makanan, dan berbalik. Saat itu, yang Bob pikirkan hanyalah perkataan Melody. Ia benar- benar tidak bisa melupakannya. Ia merasa marah namun juga takut. Yang penting untuk saat ini adalah bisa keluar dari bangunan ini dengan selamat, pikir Bob.
KAMU SEDANG MEMBACA
Empty Street
Ciencia Ficción'Saat melihat pemandangan di luar, lututnya tiba- tiba melemas dan ia pun terjatuh pelan di depan pintu' Wendy Train terbangun suatu pagi dengan menyadari beberapa hal yang ganjil. Orang tuanya sedang pergi ke negara lain dengan alasan pekerjaan, ja...