Ch. 25. James

1.4K 94 36
                                    

I finally decided to publish this chapter! (Setelah mempertimbangkan dengan baek2 mwahah *dan cukup lama, I know. Sorry...*)

(YOU HAVE TO HIT THAT VOTE BUTTON, BECAUSE I PUT A GIF OF LOGAN LERMAN IN THIS CHAPTER)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(YOU HAVE TO HIT THAT VOTE BUTTON, BECAUSE I PUT A GIF OF LOGAN LERMAN IN THIS CHAPTER)

Satu chapter khusus James (dan orang lain) :0 Btw, ini cast yang aku bayangkan (hmm bayangkan) sebagai mereka2 yang ada di chapter ini (intinya versi anak- anak #BLAH) :
- Raffey Cassidy as Melody Redwood
- Tye Sheridan as James Norton
- Nash Grier as Nash Redwood #PLAKKK
Jimmy? Biarkanlah Jimmy menjadi Jimmy #PLAKKK

Bakalan ada sesuatu tentang James dan Melody di sini (?) #spoilersrryOAO #EmangnyaSesuatuApaanJuga

ok, here we go...


Lagu Stand By Me- nya Ben E. King terdengar dengan nyaring di telinga James yang masih berusia dua belas tahun. Ia memasang headphone dan— BAM!!! dunia terasa miliknya sendiri. Di buku gambar yang ada di pangkuannya, terlihatlah coretan yang ia buat. Semuanya gambar alat- alat transportasi kesukaannya, mulai yang model lama hingga yang terbaru. James tidak pernah bosan melakukannya.

Sekolah Asrama Clarkinson memang merupakan sebuah tempat yang sepi baik di waktu belajar maupun bukan, karena kebanyakan penghuninya menghabiskan waktu mereka untuk kegiatan yang menenangkan yang biasanya dilakukan jauh dari bangunan asrama itu sendiri— belajar di sekolah atau di perpustakaan, latihan menari, balap perahu, mengutak- atik komputer selama berjam- jam, dan juga bermain golf.

Namun, bagi James Norton itu semua terlalu merepotkan. Menggambar di tempat yang sepi sambil mendengarkan lagu saja sudah cukup. Satu- satunya kegiatan ekstra yang membuatnya berkeringat adalah olahraga yang selalu dilakukan olehnya di waktu senggang, itu pun kalau ia memang merasa ingin melakukannya. Lari pagi, atau beberapa kali push up, sit up, dan yang lainnya.

James menikmati semua kedamaian yang mengelilinginya. Daun- daun dari pohon dan semak- semak berguguran karena terkena hembusan angin. Beberapa meter dari tempatnya duduk di tanah, lapangan rumput dipenuhi oleh anak- anak SMA yang sedang bermain sepak bola. Para Senior. Salah satu anak yang ia tahu betul (lebih tepatnya sering ia dengar dan lihat) yang sedang bermain di sana adalah Francis Waynegard, seorang anak populer yang berprestasi di bidang olahraga dan akademis yang akan lulus tahun itu juga.

Para penonton mengerubungi lapangan untuk menyaksikan pertandingan yang sedang berlangsung, dan untungnya tak ada satu pun orang yang sampai mendekat ke tempat James berada. Suara berisik dari keramaian itu ditutupi oleh lagu yang ia dengarkan. Punggung James bersandar ke dinding bangunan sekolah. Sosoknya tertutupi oleh pepohonan dan semak- semak yang terpangkas rapi. Karena merasa tak ada orang yang melihat, James menggoyangkan kepalanya dengan pelan, mengikuti irama lagu. Sejauh ini keadaan terasa sangat menenangkan dan ia sangat bersyukur akan hal itu.

Lalu, seolah- olah ingin membantah pemikiran James, sesuatu bergerak dari balik semak- semak. Sesuatu yang ternyata merupakan seseorang tersebut akhirnya menembus dedaunan dan berlari ke arah James, atau mungkin hanya ingin melewatinya.

Empty StreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang