Ch. 2. Packing My Bag

5.6K 429 7
                                    

Apa yang telah kulewatkan? pikir Wendy. Ia pun segera kembali ke dalam rumahnya dan mencari- cari sesuatu. Setelah melihat sandal miliknya, ia segera mengenakannya dan berlari mengitari jalanan.

"Halo? Adakah orang di sini?" teriak Wendy di tengah jalan. Awalnya ia pikir itu cukup memalukan jika ternyata semua baik- baik saja, tapi pada akhirnya ia tetap mencoba untuk memastikannya. Tidak ada jawaban. Ia pun berlari ke arah rumah Mrs. Lily, wanita tua yang merupakan salah satu teman mengobrol Wendy.

Di depan pintu rumah Mrs. Lily, Wendy mencoba agar setenang mungkin dan mengetuk pintu rumahnya. Pintu rumah Mrs. Lily sebenarnya terlihat tidak tertutup rapat, namun Wendy tak mau langsung membukanya. Setelah Wendy mengetuk pintunya dan tak ada yang membukakan pintu ataupun memberi jawaban, Wendy pun tak tahan lagi dan dengan pelan- pelan membuka pintu rumah Mrs. Lily. "Permisi dan maaf," kata Wendy. Di dalamnya, barang- barang berserakan. Terdapat banyak sekali pakaian bersih (sepertinya) di sana- sini. Wendy pun mengitari rumahnya dan sesampainya di dapur, ia melihat laci- laci yang menempel di dinding atas kompor terbuka, seperti seseorang berusaha mengambil suplai makanan dengan gila karena tak ada waktu.

Kulkas juga terbuka dan ada beberapa butir telur yang pecah berserakan di lantai. Wendy berlari ke lantai atas, ke kamar Mrs. Lily. Wendy tahu betul denah isi rumah Mrs. Lily karena ia sering mengunjunginya. Wendy juga tidak menemukan seorang pun di kamar atas. Lemari- lemari pakaian terbuka dan seperti sebelumnya, baju- baju berserakan.

Wendy telah mengelilingi rumah Mrs. Lily tapi tetap tidak menemukan tanda- tanda adanya orang lain di tempat itu. "Halo? Halooo?" teriak Wendy berulang- ulang, namun itu percuma.

Wendy akhirnya keluar dari rumah Mrs. Lily dan bergegas memasuki rumahnya lalu mengunci pintu. Ia tidak ingin pergi ke rumah orang lain karena ia takut akan mendapatkan hasil yang sama. Namun, Ia tidak mungkin terus- terusan begini. Entah kenapa, ia masih merasa penasaran. Akhirnya, setelah Wendy berhasil mengumpulkan dan mendapatkan keberanian, ia pun beranjak lagi keluar rumahnya dan mulai mengecek rumah- rumah tetangganya.

Ia tetap berusaha bersikap sopan selama mengecek rumah- rumah. Mengetuk, permisi, lalu menunggu jawaban dari dalam rumah yang tak ada. Jadi, ia terpaksa langsung masuk. Semua, ya, semua rumah yang telah dicek oleh Wendy tak dikunci. Dan, Wendy yakin bahwa ia telah mengecek semua rumah yang ada di perumahan itu yang kira- kira berjumlah 20- an. Ada yang rumahnya terlihat baik- baik saja namun agak berantakan dan ada juga yang dalamnya seperti... lebih dari kapal pecah. Kesannya seperti serupa tapi tak sama. Mereka semua memberikan kesan seolah- olah mereka dikejar- kejar waktu dan harus segera pergi dari tempat itu. Dan juga, semua listrik di setiap rumah, bahkan di lingkungan luar pun telah dipadamkan. Bisa berarti sementara atau mungkin selamanya.

Wendy ingin sekali meringkuk di rumahnya sambil menangis dan bertanya- tanya kenapa dan apa yang telah terjadi, namun biasanya menangis tak selalu akan jadi jawabannya.Wendy harus segera mengambil tindakan. Namun, apa? Wendy hendak sekali mengikuti orang yang biasanya ada di film- film, mereka berkelana keluar dari rumahnya dengan berani. Tetapi ia tak berani. Kemudian, Wendy tersadar bahwa kedua orang tuanya berada di belahan dunia lain. Mereka sedang berada di Jepang. Ia harus mengetahui keadaan mereka dan mengetahui apa yang sebenarnya sedang terjadi.

Karena itulah, Wendy segera berlari kembali ke rumahnya. Ia pun segera mengganti pakaian rumahnya dengan kaus bergambarkan Hatsune Miku, dilapisi oleh jaket, dan memakai celana jeans hitam favoritnya. Ia mulai memikirkan peralatan apa yang harus ia bawa. Pakaian, makanan, iPhone (meskipun sedang tidak berguna saat ini karena tidak ada sinyal), dan ia memutuskan untuk membawa beberapa buku kesukaannya, yang merupakan hal yang sangat sulit karena ia tidak tahu harus membawa yang mana. Namun, akhirnya ia dapat memutuskannya.

Empty StreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang