Ch. 4. Twins

5.6K 394 8
                                    

“Hai Wendy. Kau tidak apa- apa? Sini, biar kubantu kau untuk berdiri,” kata Bob sambil mengulurkan tangan untuk membantu Wendy berdiri. Wendy pun mengambil pisaunya, menaruhnya di saku samping ransel, lalu berdiri. “Maaf jika aku tadi mengejutkanmu. Kami sedang bersembunyi dari dua orang jahat, yah, bisa dibilang begitu.” lanjut Bob.

Wendy menstabilkan keseimbangan tubuhnya kemudian berkata, “Ya... Tak apa. Aku juga sedang bersembunyi dari dua orang, satu serigala, serta robot raksasa yang ada di luar.”

Bob pun tersenyum kecil saat mendengarnya.

Bob merupakan seseorang yang cukup keren. Ia terlihat modis dan lebih tinggi daripada Wendy, serta tidak tampak seperti orang yang sedang berkelana. Sedangkan Bim, cowok berambut cokelat terang itu, dari tadi hanya memandang sekeliling dengan kesal dan tidak mau berbicara. Menatap mata Wendy saja tak mau.

“Maafkan dia, ya,” kata Bob. Ia menggiring Wendy ke jendela besar di dinding terdekat. “aku menemukannya di dekat hutan. Dia terpisah dari orang tuanya. Aku pun membawanya karena dia hanya sendirian di sana. Tak mungkin aku meninggalkannya.” lanjutnya dengan suara pelan.

“Aku mengerti. Aku juga terbangun pagi ini dengan menyadari bahwa semua orang di tempat tinggalku menghilang entah bagaimana. Orang tuaku juga berada di belahan dunia lain saat ini.” Saat mengucapkan kalimat terakhir, wajah Wendy terlihat mengernyit. Bob pun menatapnya dengan sedih. “Bagaimana denganmu? Kenapa bisa kau ada di sini?” tanya Wendy.

“Yah, pokoknya aku sedang berkemah di hutan di atas gunung sejak kemarin. Kemudian, tadi pagi aku kembali dan melihat keadaannya sudah seperti ini. Aku menemukan Bim di jalan raya dekat hutan...” Bob pun berbicara dengan suara pelan bahwa Bim menceritakan bahwa ia tinggal di hutan bersama dengan keluarganya. Kemarinnya, orang tuanya pergi ke kota untuk bekerja. Namun belum kembali sampai pagi hari. Akhirnya, Bim berjalan keluar hutan yang jaraknya cukup jauh hingga akhirnya bertemu Bob dan menemui keadaan seperti ini di kota.

Mereka terus mengobrol sementara Bim hanya berjalan- jalan kecil di sekitar ruangan sambil mengamati buku- buku yang ada di rak. Wendy yakin Bim tahu bahwa ia dan Bob sedang membicarakan tentang dirinya. Tetapi ia sepertinya tidak terlalu peduli.

“Pokoknya, kita harus mencari tahu dimana orang- orang berada. Kita harus segera per...” sebelum Bob menyelesaikan perkataannya, kaca jendela di samping mereka pecah.

PRANGG!

Bob dan Wendy pun terjatuh. Bob menarik Wendy mendekati Bim dengan cepat. “Ayo pergi!” kata Bob sambil mengambil ranselnya dari bawah meja. “Tak perlu diberitahu pun aku sudah mengerti,” kata Bim.

“Menyebalkan sekali,” gumam Wendy, yang ternyata terdengar oleh Bim. Ia terlihat hendak memarahinya, namun Bob segera menarik tangan mereka berdua dan mengajak berlari menjauh.

“Aku tahu persis isi perpustakaan ini. Ada jalan keluar yang menembus ke sisi lain bangunan. Ayo, cepat!” seru Bob sambil berlari menelusuri lorong panjang di depan. Setiap jendela di dinding sebelah mereka dipecahkan. mereka terpaksa agak menunduk tiap kali melewati jendela. Di luar, terlihatlah perempuan yang menaiki serigala aneh sedang mengikuti arah mereka berlari. Pria robot dan robot raksasa tidak kelihatan di mana pun. Si perempuan tersebut membawa semacam senapan yang sebelumnya tak terlihat untuk memecahkan kaca. Mata perempuan itu terlihat galak. Pecahan kaca bertebaran di lantai.

Kemudian, mereka sampai di belokan lorong dan berlari ke arah kanan. “Kau tidak apa- apa, Wendy?” tanya Bob sambil berlari.

“Permisi?” tanya Bim dengan kesal.

Kalian berdua, maksudku,” kata Bob.

“Iya,” jawab Wendy. Bim tak menjawab.

Lalu, mereka menemukan pintu dan menuruni tangga yang ada di baliknya. Mereka menyusuri semacam ruang bawah tanah terluas yang pernah dilewati oleh Wendy yang berisi rak- rak berisi buku- buku yang berdebu dan barang lainnya. Mereka bertiga bisa mendengar suara nyaring si serigala di luar, yang terlihat seperti campuran suara serigala + suara anjing + teriakan kucing ketika berkelahi. Mereka pun berlari lebih cepat.

Empty StreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang