Chapter [7]

5.6K 342 4
                                    

Akhirnya masa ospek di SMA Bima Jaya pun selesai. Dan selama tiga hari itu pula Keysha dan Aira menjalaninya dengan duka dan suka.

Duka bagi Keysha dan suka bagi Aira.

Duka bagi Keysha, karena selama ospek, Daffa selalu berada disamping Aira.

Bahkan Daffa selalu memperhatikan Aira dari jarak jauh maupun dekat. Aira tidak menyadarinya, namun Keysha selalu sadar akan hal itu karena ia sama seperti Daffa.

Tidak pernah sedetik pun matanya terlewat dari sosok Daffa.

Dan suka bagi Aira, karena selama ospek ia tidak pernah dihukum. Tidak ada yang berani menghukumnya.

Walaupun Aira masih tidak tahu bagaimana itu bisa terjadi. Bagaimana mungkin ia begitu spesial. Batin Aira.

Harusnya ia sadar bahwa Daffa lah yang melindunginya. Daffa lah yang mengatakan kepada seluruh anggota OSIS

Maklum saja ia adalah ketua. Walaupun banyak anggota OSIS wanita yang protes namun tetap saja ujung-ujungnya mereka menuruti perintah Daffa.

**DL**

🔊 The feeling - Justin bieber

Kini Aira sedang duduk dibangku yang berada dibawah pohon rindang didekat lapangan basket.

Ia sedang membaca sebuah novel milik Keysha yang sudah lama ingin ia pinjam.

Namun disaat Aira bersiap siap untuk kembali kekelas, tiba tiba sebuah bola yang biasa digunakan untuk bermain basket mengenai punggung belakangnya.

Sehingga ia pun jatuh ketanah dengan posisi terduduk.

Sontak saja itu membuat semua mata tertuju padanya.

Apalagi seorang Aira, yang sekarang sudah terdaftar sebagai cewek most wanted di SMA Bima Jaya karena kecantikannya akibat dari gen Ayahnya yang mendominan yaitu bule Amerika.

Jadilah sekarang Aira harus menahan malu dan sakit di kakinya.

Dia bersumpah akan memaki dan menjambak rambut orang yang sudah melemparnya bola basket ini.

"Damn!! Siapa sih yang ngelempar bola ini?"

"Eh sorry soryy gue gasengaja. Lo gapapa kan?"

Ucap seorang lelaki yang tadi tanpa sengaja melempar Aira bola basket sambil sedikit membungkuk untuk memastikan gadis dihadapannya yang masih sibuk membereskan bukunya itu baik baik saja.

"Apanya yang gapapa, kalau gue gapapa gue gamungkin jatuh gini, kalau jatuh ya pasti sakit lah, lo tuh sebenernya bisa main basket gass...iih"

Celotehan Aira pun seketika berhenti saat menemukan sesosok laki laki yang sedang berdiri dihadapannya.

Terpesona. Ya itu yang ada dipikiran Aira sekarang.

Wajah yang tampan. Dan terpancar sinar matahari, membuat mata coklat cowok itu bersinar, dan keringat yang mengalir ditubuhnya.

Tapi tetap saja membuat aira masih dapat mencium wangi parfum cowok itu. Wangi. Batin aira.

Badan yang terlihat atletis dan kulit yang putih dan aira dapat melihat lambang yang ada dilengan cowok itu.

Ya, dia adalah kapten basket. Sama seperti Aira, cowok itu juga sepertinya keturunan bule. Dan cowok ini memiliki semua kriteria pacar idaman aira.

Tanpa disadarinya dari tadi jantungnya tidak stabil.

'Apa ini, apa gue... kalau iya, mungkin dia yang pertama buat gue kaya gini. Oh god.. who is he? Can i touch his eyes? He's so perfect.' Batin aira.

"Maaf. Gue gasengaja. Sini gue bantu berdiri." Ucap si kapten basket sambil menjulurkan tangannya kepada Aira.

Dan ternyata dia juga berpikiran yang sama dengan Aira.

'Damn! She's so beatiful'

Dan saat moment tatap tatapan tadi jantung nya serasa berhenti.

'Is it love? Tapi kenapa matanya ngingetin gue sama seseorang..' Batin Alvin.

Namanya adalah Alvin Giorgino Ambar. Merupakan seorang kapten basket yang ramah.

Namun tidak kepada kaum wanita. Hanya dengan sesama lelaki lah ia ramah. Bukan berarti dia gay.

Tapi dia memiliki masa lalu yang kelam dengan seorang wanita yang mampu merubah nya menjadi dingin seperti ini.

Baginya wanita adalah makhluk yang mematikan. Makhluk yang ia paling hindari saat ini. Kecuali Ibunya. Namun saat bertemu Aira sepertinya hatinya mulai mencair.

"--iiyaa."

Ucap Aira sambil membalas juluran tangan Alvin sang kapten basket. Dan itu membuat sakit yang tadi ia rasakan seakan lenyap seketika.

"Lo seriusan gapapa? Bisa jalan gk?" Ujar Alvin sedikit khawatir.

"Gapapa kok. Sakitnya udah ilang. 'Udah ilang karena ngeliat muka lo.'(ucap Aira dalam hati) ' bisa. Btw thanks ya." Jawab Aira dengan senyum manisnya.

"Oh yaudah. Thanks?--Untuk apa?" Ujar Alvin heran.

"Untuk ngebantuin gue berdiri."

"Oh, ii--iyaa sama sama." Jawab Alvin kikuk.

"Yaudah gue luan ya."

"Mau-- kemana?" Sedetik kemudian Alvin merutuki dirinya akan pertanyaan bodoh yang ia katakan ini.

"Ke--kellas." Jawab Aira tak kalah kikuk dengan Alvin tadi.

"Oh iya. Yaudah. Hati hati ya. Nnti kalo kaki lo sakit atau apa lo bilang aja sama gue."

"Okee."

Yups. Itu adalah awkward moment antara Aira dan Alvin.

Perlu Alvin akui bahwa, baru kali ini ia berbicara dengan wanita selama di SMA.

Dan itu membuatnya menjadi terlihat kikuk. Dan juga berhasil membuat jantungnya berdetak tidak stabil.

"Is it love?" Ucap Aira dalam hati sambil tersenyum saat berjalan meningalkan Alvin.

"Yes. It is love." Ucap Alvin dalam hati saat melihat aira pergi menjauh dari tempatnya berdiri sekarang.





-------------------------------------------

Gimanaa?? Udah pada baper belum ? Hehe.
Kalau belum, yaahh.. maaf deh. Baru pemula nih.
Oh ya, alvin ada di mulmed!!
Shawn Mendes. My ex boyfriend. Lol just kidding guys!
Oh iya, jangan lupa baca chapter yang tadi sambil dengerin lagu the feelingnya justin guys, oke. Just advice.
Thanks for all readers!! Don't forget to comment and vote guys. Thanks.

Difficult Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang