Chapter [12]

5K 241 2
                                    

🔊 End of the day - One Direction

Alvin's POV

"Namanya Aira. Anak x-1. Kayanya sih dia belum pernah pacaran bro. Ya mungkin lo masih punya peluang buat deketin dia."

"Oh oke. Thanks ya bro. "

"Eh kok lo tumben nanya nanya cewek sama gue? Kesambet setan apa lo ?"

"Emang kenapa? "

"Ya gapapa sih. Tapi aneh aja lo tibatiba nanyakin cewek sama gue. Dan gue sekarang sangat bersyukur Vin."

"Bersyukur kenapa?"

"Gue bersyukur karena sahabat gue masih normal."

"Anjir lo Van, ya gue masih normal laahh gila aja lo-_-"

"Hahaahaha habisnya lo semenjak putus sama Bella jadi gaperduli cewek lagi. Ya gue kira lo udah gasuka cewek lagi. Haha"

"Van sekali lagi lo nyebut nama dia, gue bakal---"

"Eeh iyaiyaa. Aduh santai dong bro. Sorry gue lupa. Yaudah nih, sekarang lo mau id line si Aira gak?"

"Emang lo punya? "

"Ya punya laahh. Apasih yang ga gue punya. Haha"

"Haha gasia sia lo ngoleksi komik detektif conan."

"Ya jelas lah. Nih id nya."

"Oke. Lo emang sohib gue yang paling keren Van."

"Biasa aja kali. Sampe gitu banget muji gue. Sini sini cium."

"Sadar woy!! Gue masih normal. Anjirr lo!!"

"Ahhahahahaha"

"Yaudah gue cabut luan. Ngeri gue deket deket lo."

"Hahaha yaudah hati hati dijalan ya sayang."

"Ivan jijikk ooyy sadar lo sadaar!!"

"Haahaha"

Akhirnya gue memutuskan untuk menjauh dari Ivan. Karena gue jadi makin jijik deket dia. Haha becanda Van.

Gue gabakal bisalah jauh dari Ivan. Bukan karena gue ganormal ya. Gue masih normal. Gue gabisa jauh jauh dari dia karena dia sahabat gue dari SMP. Sahabat yang jadi saksi gimana suramnya cinta pertama gue. Sahabat yang selalu ngasih gue semangat disaat gue ngerasa dunia ini kelam.

Oke. Gue mulai males bahas soal itu. Lebih baik gue mikirin gimana cara deketin satu cewek yang berhasil buat jantung gue jadi ga stabil waktu deket sama dia.

Add. Jangan. Add. Jangan. Add. Jangan.

Oke kayanya gue masih belum siap buat nge add dia malam ini. Lebih baik besok pagi ajalah.

Author's POV

Akhirnya Alvin pun memutuskan untuk tidur.

Keesokan harinya Alvin pun memutuskan untuk jogging.

Setelah selesai mandi, ia langsung bersiapsiap untuk pergi jogging dengan headsheat yang menggantung dikedua telinganya.

Setelah itu Alvin pun keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga dengan semangat.

"Pagi bun." Sapa Alvin pada bundanya yang sedang menyiapkan sarapan.

"Eh anak bunda udah bangun. Yuk Vin sarapan dulu."

"Wah bunda masakannya enak banget."

"Kamu mah bisa aja buat bunda laper."

"Baper bunda. Bukan laper. -_-"

"Oh iya nah itu deh pokoknya. Yaudah yuk sarapan."

Setelah selesai sarapan, Alvin pun jogging di sekitar komplek rumahnya.

Sifat alvin memang sangat berbeda antara dirumah dengan di sekolah.

Ia memiliki sifat yang ceria dan hangat ketika dirumahnya, sementara disekolah, dia adalah seorang Alvin yang dingin dan tak tersentuh.

Ya begitulah Alvin. Akibat cinta pertamanya yang kelam membuat Alvin berubah menjadi seorang es hidup disekolahnya. Bahkan dia sedikit trauma dengan wanita.

Hanya bundanyalah yang ia sayangi.

Namun sepertinya sekarang Alvin mulai berubah pikiran.

Sepertinya saat ini ia mulai membuka hatinya untuk seorang gadis yang dapat mencuri hatinya sejak pandangan pertama.

Dia merasa gadis itu berbeda dengan gadis lain.

Tatapannya lembut dan hangat. Matanya indah. Dan senyumannya membuat Alvin nyaman berada didekatnya.

Ya walaupun mereka baru dua kali bertemu.

Setelah merasa lelah, Alvin pun memutuskan untuk beristirahat dibangku taman komplek rumahnya.

Pikiran Alvin kembali berpusat pada Aira.

Setelah semalaman berpikir akhirnya ia memutuskan untuk meng-Add id line Aira.

Kemudian ia mengumpulkan keberanian untuk mengirimkan pesan mepada Aira.

Alvin : Hei

Kemudian setelah beberapa menit kemudian akhirnya Alvin menerima notif yang membuat senyumnya mengembang.

Aira : iya?

Entah angin apa yang membuat Alvin berani mengajak Aira untuk pergi bersamanya hari ini. Dan sepertinya Alvin sadar bahwa seharusnya ia menyelesaikan masalahnya hari ini.

**DL**

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 4:30 namun Aira dari tadi masih belum menemukan baju yang cocok untuknya.

Aira's POV

Aduh mati gue. Udah jam 4:30 dan gue masih belum bisa nemuin baju yang pas.

Sejak kapan sih gue bingung milih baju gini.

Come on Aira, lo tuh cuma ketemuan sama Alvin doang. Jangan over bgt dong.

Tapi sumpah ya, baru kali ini gue ngerasa jantung gue detaknya kenceng banget.

Padahal gue belum ketemu dia. Oh Alvin, kenapa lo bisa ngebuat gue jadi gini sih.

Semoga Alvin bukan cuma cowok php.

Boleh gasih gue berharap kalau dia juga ngerasain hal yg sama kaya yang gue rasain sekarang.

Aduh Aira kok lo ngelamun sih. Jam---Jam--- Omg udah jam 4:45!!! Wtf?!!!

Dan akhirnya gue ngambil kemeja putih gue dan skirt setengah jengkal diatas lutut warna hitam.

Aduh tas gue dimana lagi, aduh kok gaada sih.

Nah ini dia!

Tintin!

Omg!! Jangan bilang itu alvin. Waktunya ngaca Ra.

Rambut cuma gue gerai dan catok lurus karena panjangnya cuma sebahu.

Kemeja putih dimasukin kedalam rok, tas putih udah.

Sepatu sneakers warna putih. Yups.. lengkap.

Semoga Alvin gabosen nunggu gue. Amin.

Gue turun dari tangga dengan kecepatan super dan untung aja gue gajatuh didepan Alvin, karena ya maklum aja. Alvin lagi duduk diruang tamu gue yang pas banget ngarah ke tangga.

Omg?!! Is that Alvin?

-----------------

Bersambung...

Difficult Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang