"Pagii daf.. yuk berangkat." Ucapnya sambil membawa sepeda kesayangannya.
"Oke. Tapi bentar ya gue ambil tas didalam dulu."
"Sip."
Setelah menunggu lama, akhirnya daffa keluar dengan membawa sepeda kesayangannya.
"Yaudah yuk." Ucap daffa sambil menaiki sepedanya dan mensejajarkan dengan teman disebelahnya.
Ini adalah rutinitas mereka dari kecil.
Setiap hari mereka selalu berangkat sekolah bersama dengan menaiki sepeda kesayangan masing masing.
"Rin, lomba yuk.." ucap daffa sambil mengayuh sepedanya.
"Ih daffa dodong. Lo mah enak pake celana. Lah gue pake rok. Tega ya lo." Ucap arin dengan kesal.
Melihat hal itu, daffa pun tersenyum simpul.
Entah kenapa ia sangat suka melihat wajah arin yang seperti ini.
"Hahah iya deh iyaaa.."
"Entar sore deh kita lombanya. Gimana? Berani gk?"
"Berani dong."
"Wah keren keren. Walaupun udh 2 kali terkalahkan oleh simanis arin. Tapi lo gapernah nyerah ya daf. Hahah"
"Iyaalah. Gue pasti bisa buktiin kalau gue lebih jago main sepeda daripada lo rin. Awas aja."
"Ahaahaa iyadeh iyaa. Semangat daf." Ucap arin sambil tersenyum kearah daffa dan mengangkat tangannya sebelah seperti seorang pejuang.
Daffa merasa senang jika melihat senyum arin. Senyum yang sangat manis menurutnya.
Namun siapa sangka, itu adalah kenangan terakhir daffa dengan arin.
Daffa dan arin beda kelas. Sehingga daffa tidak menyadari bahwa arin sudah permisi pulang dari les kedua.
Menurut informasi yang daffa dapat, arin pulang karena sakit.
Namun setau daffa, arin adalah cewek yang kuat dan tak kenal dengan kata sakit.
Dan betapa kagetnya daffa disaat ia mengunjungi rumah arin setelah pulang sekolah yang bertepatan berada disebelah rumahnya.
Seorang wanita mengatakan bahwa orang yang tinggal disini sudah pergi.
"Maaf ya dek, rumah ini sudah dijual. Pemiliknya sudah pergi."
"Tapi tante tau gk mereka pindah kemana?"
"Enggak dek."
Mendengar hal itu, daffa pun merasa kecewa.
Arin sahabat yang selalu berada disampingnya dari lahir kini pergi tanpa salam perpisahan.
Pergi meninggalkannya sendirian.
Daffa pun pulang dengan hati yang kecewa.
Mulai saat itulah daffa malas berurusan dengan cewek.
Mulai saat itu daffa membenci cewek dan sepeda.
××××
Arin adalah sahabat kecil daffa.
Ia merupakan gadis yang ceria dan sedikit tomboy.
Arin adalah gadis yang manis. Dengan mata hitam legam, rambut coklat bergelombang, kulit putih, dan dia juga memiliki senyum yang sangat manis.
Senyumannya dapat membuat daffa selalu nyaman berada didekatnya.
Daffa menganggap arin segalanya. Dan begitu pula dengan arin.
Namun sayang, takdir berkata lain.
Arin pergi meninggalkan daffa begitu saja tanpa katakata.
Betapa kecewanya daffa bahwa sahabat yang paling ia sayangi pergi meninggalkannya begitu saja.
Namun seiring berjalannya waktu, kini daffa sdah mulai mengikhlaskan kepergian arin.
Walaupum masih ada secercah harapan dari daffa agar sahabatnya itu kembali dan meceritakan segalanya kepada daffa.
Kemudian daffa pun mengambil selembar foto yang ia simpan sejak lama.
Foto dimana ia dan arin tersenyum bahagia sambil menaiki sepeda mereka masing masing.
"Rin.. gue kangen sama lo." Ucap daffa sambil tersenyum dan mengelus foto yang berada ditangannya itu.
×××
Keesokan harinya..
"Wooy ada anak baruuu.." ucap seorang siswa kelas XII IPA 2.
Mendengar teriakan anak tadi, sontak membuat seisi kelas ricuh dan berhamburan keluar kelas.
Suitan semua anak dari SMA BIMA JAYA terdengar diseluruh penjuru sekolah. Terutama bagi kaum pria.
Dua orang siswi baru yang sama sama cantik dan bening mulai memasuki lapangan sekolah.
"Bagii nomornyaa dong kak.."
"Duhh cantik banget sih neng sama abang mau kan?"
"Huuuuuuu....."
Itulah kira kira katakata yang dapat daffa dengar dari dalam kelas.
Daffa hanya sibuk memainkan laptopnya sambil mengerjakan tugas OSIS yang sebentar lagi akan jatuh ketangan Revan.
Tak lama kemudian, seorang guru killer memasuki kelas daffa. Sontak itu membuat teman sekelas daffa heboh untuk memasuki kelas.
Hening pun terjadi diantara mereka semua.
Dan tibatiba.
Toktoktok
"Oke masuk. Kamu murid baru ?"
"Iya bu."
"Yasudah masuk dan perkenalkan diri kamu."
Kemudian wanita itu pun melangkahkan kakinya masuk dan semua terpana dengan kecantikannya.
Daffa hanya menatap gadis itu datar. Tak ada ekspresi sama sekali.
Kemudian gadis itupun memperkenalkan dirinya.
"Nama saya Arin Adisti. Saya pindahan dari singapore. Tapi sebelum saya disingapore, saya sempat bersekolah diJakarta. Salam kenal semua." Ucapnya lembut sambil menampilkan senyum ramah yang mampu membuat semua pria yang ada dikelas itu terhipnotis.
Termasuk daffa.
Daffa terdiam dan terpaku. Arin. Ya dia arin sahabat kecilnya dulu.
Daffa sangat yakin akan hal itu.
Betapa bahagianya daffa melihat sahabat kecilnya datang kembali ke kehidupannya.
Kemudian daffa pun tersenyum kepada arin.
Namun sepertinya arin tidak mengenali dirinya dan mengabaikan senyuman daffa.
'Arin yang sekarang beda. Dia semakin tinggi dan .... cantik.' Ucap daffa dalam hatinya.
Dilain sisi, keysha juga ikut terperangah dengan kehadiran siswi yang sekarang sedang memperkenalkan dirinya didepan kelas keysha.
Dua siswi baru tadi menempati kelas XI IPA 1 dan XII IPA 2. Tepatnya diruang kelas keysha dan daffa.
--------
Bersambung...
Thanks for all readers!!! ♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Difficult Love
Teen FictionKeysha menyukai Daffa sejak duduk di bangku SMP hingga sekarang Daffa telah menjabat sebagai ketua OSIS di SMA-nya. Keysha adalah salah satu wanita yang mengagumi sosok Daffa yang dingin, cuek, dan tampan diantara ratusan siswi di SMA-nya. Namun sa...