Chapter [28]

4.2K 237 2
                                    

Disaat sedang terhanyut dengan kerinduannya kepada arin.

Tibatiba pintu ruangan terbuka. Dan menampilkan seorang gadis dengan membawa sepasang bola basket ditangan mungilnya.

Mata daffa pun langsung bertatapan oleh sepasang mata yang menggambarkan kesedihan.

Tanpa membuang waktu lama, tibatiba tetesan air keluar dari sepasang bola mata indah itu.

Dan akhirnya tangan mungilnya tak dapat menopang kedua bola basket tadi. Jadilah bolanya berhamburan kesembarang arah.

Namun dengan cepat gadis itu menghapus airmatanya.

"Astaghfirullahhh... wooyy inget wooyy ini sekolaahhh.." ucap revan yang sama terkejutnya dengan keysha.

"Eh jangan salah paham dulu dong. Kita tadi cuma..."

Belum sempat arin menyelesaikan katakata pembelaan dirinya tibatiba daffa menarik tangannya keluar dari ruangan.

"Balik ke kelas aja rin. Gausah perduliin mereka."

Ucap daffa dingin sambil melewati keysha yang sedang diam mematung.

"Yee songong banget sih loo!!" Ucap revan yang bersiapsiap untuk mengejar daffa.

Namun tangannya ditahan oleh keysha.

"Udh van. Gausah dikejar."

"Key.. lo gapapa?" Ucap revan sambil memperhatikan mata keysha lekat lekat.

Mata keysha sembab. Dan menggambarkan kesedihan dengan jelas.

"Iyaa.. gue gapapa. Lo balik luan aja biar gue yang ngutip bolanya."

"Eh engga.. gamau gue. yakali gue ninggalin lo.."

"Van.. please. Gue pengen sendiri."

Jika keysha sudah berkata seperti itu. Revan tidak dapat melawan.

Dan dia pun memutuskan untuk meninggalkan keysha.

Walaupun sejujurnya revan sangat ingin keysha mencurahkan semua kesedihannya kepada revan.

Namun revan sadar dia bukanlah siapa siapa bagi keysha.

Kemudian keysha pun mengutip bola yang tadi berhamburan ke lantai.

Dengan tatapan kosong.

Namun tibatiba keysha melihat satu benda yang berkilauan berada didekat bola kedua yang akan dikutipnya.

Gelang. Ya. Keysha yakin itu adalah gelang milik gadis yang tadi berpelukan dengan daffa.

Ah entahlah. Keysha merasa hati dan kepalanya sakit jika mengingat hal tadi.

Keysha mengambil gelang itu.

"Gelang sama orangnya sama ya. Sama sama cantik." Ucap keysha sambil menggenggam erat gelang itu dan tersenyum miris.

Cekleek...

Pintu ruangan terbuka.

Keysha pun menoleh kebelakang dan lagi lagi matanya harus bertemu dengan daffa.

Kemudian daffa pun memalingkan wajahnya dan berusaha mencari sesuatu yang hilang

'Pasti dia kesini demi gelang ini.' Batin keysha.

Sampailah mata daffa tertuju di tangan keysha.

"Heh itu gelang lo?"

"Bukan."

'Pasti itu gelang yang dimaksud arin tadi.'

Daffa pun mendekat kearah keysha dan menjulurkan tangannya.

"Sini."

Keysha pun memberikan gelang itu ke daffa.

Dengan hati teriris keysha berusaha menahan tangisnya.

'Daffa rela kesini demi gelang ini. Kenapa harus dia? Kenapa gk temen atau pacarnya aja sih yang ngambil.'

Batin keysha sambil menatap punggung daffa yang sudah mendekati pintu keluar.

"Dia cuma temen gue. Jadi lo gausah mikir anehaneh."

Ceklek.

Akhirnya daffa keluar dari ruangan itu.

"Tadi maksudnya apa cobak. Dia bilang cuma temen. Dia bilang gitu sama gue. Apa dia gamau gue cemburu? Astagaa daffa.. sulit banget sih ngertiin jalan pikiran lo.."

"Kali ini gue gamau nyerah. Gue bakal berjuang lebih keras lagi. Gue gabakal biarin daffa direbut cewek lain."

Ucap keysha sambil menghapus airmata dan pikiran pikiran negativ yang sedari tadi berkeliaran di kepalanya.

××××

"Loh van.. keysha mana?" Ucap aira yang merasa aneh melihat revan kembali seorang diri.

"Masih diruang basket."

"Kok lo biarin dia sendiri sih." Ucap keyla kesal karena revan meninggalkan adiknya sendiri.

"Gue diusir sama keysha. Yaudah gue balik deh."

"Astaga van. Kasian banget nasib lo." Sambung alvin yang sedari tadi sudah duduk disamping aira.

"Berisik lo." Ucap revan kesal kemudian memilih duduk disebelah keyla.

"La... bagi minum dong. Haus nih.." ucap revan manja kearah keyla.

"Gausah sok kenal deh lo. Beli aja tuh dikantin." Ucap keyla dengan jutek.

"Gue kira kakak sama adek sama. Eh taunya jutekan kakaknya." Ucap revan pelan.

Namun keyla dapat mendengar dengan jelas perkataan revan.

"Lo ngomong apa tadi??!!"

"Eh lo denger?? Mati gue. Ra. Vin.. gue balik ke kelas luan ya. byee"

Elak revan. Dia sangat tidak ingin dibunuh oleh keyla saat ini. Revan yakin keyla lebih mematikan daripada keysha.

"Ngeselin banget sih tuh orang." Gerutu keyla.

"La.. Revan emang gitu orngnya. Tapi lo harus tau. Dia itu bisa lebih baik dari yang lo bayangin. Percaya deh.."

ucap aira untuk meyakinkan keyla bahwa revan adalah orang yang baik.

"Hati hati la. Ntar lo suka sama revan."

Sambung alvin yang mampu membuat kedua bola mata keyla hampir keluar.

'Yakali gue suka sama cowok alay kaya dia.'

----------

Bersambung....

Thanks for all readers!! 😚



Difficult Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang