Chapter [14]

4.7K 245 0
                                    

Author POV

Alvin mendengar langkah kaki seseorang yang sedang menuruni anak tangga, Alvin pun menengadahkan kepalanya keasal suara tadi dan dia hanya menyimpulkan satu kata di benaknya. Cantik.

'She's beautiful as the same'. Batin Alvin.

"Hei, sorry ya udh buat lo jadi lama nunggu."

"Gapapa, santai aja. Gue juga baru datang kok. Hmm yaudah ayo."

"Yuk."

"Eh btw org tua lo mana? Izin dulu."

"Oh mama sama papa lagi diluar kota. Udh gapapa. Langsung berangkat aja, yuk."

"Oh oke."

Hanya hening lah yang menyelimuti mereka sekarang.

Walaupun alunan musik dari radio sudah terdengar dari tadi, namun tetap saja Aira tidak tahan dengan ya bisa dibilang "awkward moment".

"Vin, kita mau kemana?"

"Nanti juga kalau udh sampe lo bakal tau."

"Ih seriusan kemana, jangan buat gue kepo dong."

"Udah lo duduk manis aja disitu"

"Hmm, oke."

Setelah satu jam berlalu akhirnya mereka sampai ditempat tujuan, yaitu taman yang dikelilingi oleh ribuan bunga edelweis dan tak seorang pun mengetahui tempat ini selain keluarganya dan keluarga cinta pertamanya.

Aira masih tertidur pulas dengan wajah imutnya membuat Alvin tersenyum dan mengingatkannya pada seseorang yang sangat ia sayangi dimasa lalu.

Alvin pun menepuk pelan pipi Aira sehingga membuatnya mulai membuka matanya. Dan disaat mata aira terbuka, ia langsung bertatapan dengan mata indah berwarna coklat milik Alvin dengan jarak yang lumayan dekat.

Mata yang membuatnya nyaman. Dan seakan akan Aira ingin menghentikan waktu disaat ini juga.

"Hey, mau sampe kapan ngeliat gue kaya gini, lo gausah khawatir gue gabakal kemana mana. Gue bakal tetap ada disamping lo kok."

Goda Alvin sambil menampilkan senyumnya yang berhasil membuat kedua pipi aira merah seperti tomat.

Ia merasa jantungnya tidak stabil dan wajahnya sangat memalukan sehingga ia memutuskan untuk menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Ih apaansih lo pede banget. Siapa juga yang ngeliatin lo."

"Hahaha iyaiyaa. Yaudah gausah ngeblush gitu dong. Minta dicubit bgt sih pipi lo. Haha."

"Ih siapa yang ngeblush sihh."

"Hahaha iyaiyaa. Yaudh yuk turun."

Kemudian Alvin turun dan membukakan pintu untuk Aira.

Dan disaat Aira sadar ia berada dimana, ia hanya bisa terdiam dan terpaku ditempatnya.

"Vin--- lo tau tempat ini??"

"Hmm, iya. Ini tempat yang dibuat bokap gue sama sahabatnya. Mereka pindah dari luar negri dan nemuin tempat ini bareng bareng, jadi mereka mutusin buat mengembang biakkan bunga yang paling disukai sama anak dari sahabat bokap gue dan lebih tepatnya cinta pertama gue."

Alvin terdiam sejenak dan mulai melanjutkan perkataannya.

"Dan tiba-tiba bokap gue dapat kabar kalau perusahaan yang dia miliki diluar negeri bermasalah, akhirnya keluarga gue pun mutusin buat balik ke Amsterdam dan menetap disana sampe gue SMP. Dan itu juga alasan gue ninggalin cinta pertama gue disini. Disaat gue balik ke Jakarta, ternyata dia udh pindah entah kemana."

"Gue sering datang kesini, berharap dia ingat tempat ini. Dan kita ketemu disini. Tapi, hasilnya nihil."

Ucap Alvin yang sambil berusaha mengeluarkan suaranya yang semakin lama semakin sulit dikeluarkan.

"Vin.. gimana kalau dia masih inget dan masih ngejaga hatinya buat lo sampe sekarang. Gimana kalau dia nungguin lo balik bertahun tahun dan lo gabalik balik dan itu ngebuat dia nyerah nunggu lo. Dia mutusin buat ngelupain lo. Ngelupain tempat ini. Karena dia fikir lo gabakal balik lagi."

"Dia fikir lo udah ngelupain dia dan dapat cewe yang lebih cantik dari dia. Dia berusaha buat nerima kenyataan. kalau lo udah lupa sama dia."

"Ribuan cowok dateng kedia, ribuan orang ngecap dia cewek sok cantik. Ribuan orang nganggep dia gapunya hati. Dan itu semua karena dihatinya ada tempat kosong yang gabisa diisi siapa siapa selain lo. Masih sampe sekarang, hati dia cuma buat lo. Please vin, bukan cuma lo yang berjuang selama ini. Dia juga."

Setelah mengatakan hal itu tangisan Aira semakin menjadi. Melihat itu, Alvin merasakan hatinya sakit. Dan tanpa pikir panjang Alvin langsung memeluk Aira dalam dekapannya.

Dia sangat merindukan princess Airanya. Dan begitu pula Aira. Dia sangat merindukan prince Gionya.













----------------------

Bersambung....





Difficult Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang