CUP
Dengan cepat Andrew menarik dagu dan menahan tengkuk Diasley dan menciumnya tepat dibibir softpink milik Diasley. Diasley shock, seketika Tubuhnya menegang. Ia merasa otaknya tak dapat berfikir dengan jernih tentang apa yang terjadi padanya saat ini. First kiss nya diambil oleh Andrew dan semuanya sudah terjadi begitu cepat . Terdengar suara teriakan disepanjang koridor sekitaran loker siswa yang menyoraki Diasley dan Andrew dengan ekspresi yang berbeda-beda. Andrew mulai menjauhkan wajahnya dari Diasley dan tersenyum miring penuh kemenangan.
"Makanya jangan nantangin gue," Andrew tersenyum miring dan memasang ekspresi tanpa dosa. Seluruhnya menatap kearah mereka berdua. Banyak adik kelas yang berteriak patah hati karna sang idola mematahkan harapan yang pernah mereka bangun dikhayalan mereka masing-masing dengan kejadian yang baru saja dilakukan oleh Andrew. Setelah semua kejadian yang membuat siapa saja kaget dibuatnya, Andrew berlalu meninggalkan Diasley yang sedang shock tak tau harus apa. Ini yang pertama bagi Diasley dan membuatnya kelabakan dengan apa yang terjadi.
"Astagah, tai baget! Apa apaan tuh cowo main cium-cium anak orang? dasar tuh cowo kebangetan!"
"AHH!" Ringis andrew Karna merasa ada yang menjambak rambutnya dan membuatnya hampir terjungkal kebelakang.
"EH! LO SIAPA?! BERANI BANGET LO MAIN NYIUM ANAK ORANG! LO KIRA LO SIAPA BANGET?!" Bentak Vale Sambil menjambak rambut andrew semakin keras.
Andrew meringis dan melepaskan jambakan Vale dengan sekali hentakan. Menatap mata Vale tajam penuh perlawanan, "pahlawan kesiangan? Basi." Sindirnya sarkastik.
Wanita itu memutar bola matanya dan berkata, "Oh jagoan kepagian? Jadul,"
"Btw, lo siapa? Dari kemaren ngesok banget lo,"
"Lo ga tau gue? Haha," Vale tertawa terpingkal-pingkal.
"gapenting juga. Karna lo bukan deretan 'cewe Most wanted disekolah ini," Ejeknya. "Leo, cabut yuk."ajak andrew pada Leo Gennesis. Sahabat satu perjuangannya semenjak mengenakan seragam putih abu-abu itu.
"Isss!" Desis Vale. Dilihatnya kekiri dan kekanan. "Bubar gak lo semua? Bubar!" Racaunya dan segera pergi.
-----
Pulang sekolah kali ini, seperti biasa Diasley menaiki mobil pemberian dari ibunya itu dengan kecepatan diatas rata-rata dan. Kepalanya serasa akan meledak mengingat semua kejadian yang terjadi tadi siang. Moodnya sangat kacau setelah kejadian tadi, ditampah pula setelah itu dia dipanggil keruang bk karena berbuat yang tidak pantas disekolah. Seharusnya ia diskors atau semacamnya, tetapi karna banyak saksi yang mengatakan bahwa itu bukan salahnya, ia hanya disuruh untuk membersihkan lapangan upacara yang sangat besar itu. Hari sudah mulai sore, Diasley memacu mobilnya pergi kesebuah taman yang indah dan juga bersejarah. DiTaman yang terdapat hamparan bunga anyelir yang luas menghiasi taman itu. Dan semua kenangan itu berputar dikepalanya, dimana pada saat itu ditempat ini berkumpul keluarga kecil nya yang bahagia. Ralat, keluarga yang lengkap, bukan bahagia. Dimana pada saat itu masih ada kak Marvel, kakak lelakinya. Sebelum kejadian itu merenggut nyawa ibunya, sebelum semua rasa sayang dan perhatian itu lenyap, dan sebelum semua kebahagiaan itu pergi, lenyap lalu benar-benar hilang. Bayangan demi bayangan tentang keluarga kecilnya itu berputar diotaknya tak mau berhenti. Kata 'keluarga kecil yang bahagia' itu sangat mustahil baginya sekarang. Begitu perih untuk diingat, dan begitu sulit untuk dilupakan. Dia segera berbalik, Ingin pergi kesuatu tempat yang sepi dimana ia juga akan beristirahat tenang dikemudian hari, disamping ibunya."Ma, aku kangen," lirihnya tepat disamping gundukan tanah itu sambil menaburkan bunga mawar diatasnya. Sebutir benda bening itu tumpah dari mata indahnya. Padahal ia sudah pernah berjanji pada dirinya sendri, bahwaTak akan menangisi kepergian ibunya lagi dan membiarkan mama tenang tetapi selalu dilanggarnya. 'Mama' satu kata yang merupakan sumber kebahagiaannya dulu. Cukup dengan ada disampingnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
DARK
أدب المراهقين[Complete] Laki-laki itu menatapnya dari bawah sambil berbaring dipaha gadis itu. "Jangan bicara seakan-akan lo bakal pergi." "It's real life, i told you for many times, Andrew." Dan kini gadis itu berada dipelukan sahabatnya setelah beberapa bulan...