Dark14
"ASTAGAH!!!" Seseorang dari pintu itu berteriak sambil menutup mata dengan telapak tangan tapi merenggangkan jari tangannya dan mengintip.
"Kalian ngapain, hah?!" Pekiknya sok polos. "Kalian pasti mau berbuat macem-macem kan?! Astagah! Kalian udah menodai mata polos gue!" Kata cowok itu. Leo dengan ke lebay—annya.
Mereka berdua langsung membenarkan posisi mereka untuk mengusir rasa gugup. Andrew dengan wajah kesal dan Diasley yang dengan wajah sulit untuk diungkapkan.
"Eh, gue duluan. Gue tadi mau balikin handuk lo. Thanks, yo. Duluan." Diasley segera berjalan cepat menuju pintu dan hilang dibalik lorong kelas itu.
"Hemm." Leo berdehem sambil senyum menggoda Andrew.
"Apa?" Tanya Andrew menatap Leo jengkel.
"Kalo mau gituan jangan disekolah." Leo menggoda Andrew sambil menaik turunkan kedua alisnya.
"Gituan apaan?" Andrew pura-pura polos melirik Leo.
"Ini udah ketiga kalinya gue liat lo sama dia....." Kata Leo terputus untuk menyebutkan satu kata.
"Sebenernya sih 4x... Ahahahah." Andrew terkekeh salah tingkah.
"Sumpah kendjhank lo," Kata Leo lebay dan sukses melotot nelihat penuturan sahabatnya. "Gue sama yang lain dari tadi nungguin lo. Eh, taunya lo lagi mesra-mesraan sama Diasley." Ujar Leo sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Biasa aja." Andrew langsung melenggang pergi meninggalkan Leo yang kini tersenyum aneh.
------------
"Dias, lo kenapa deh? Ngelamun mele." Kata Vale malas melihat sahabatnya yang sedari tadi hanya diam.
"Gak kok." Diasley kembali diam dan tak bersuara. Memandang kosong kedepannya dan kembali melamun.
"Biasa, abis dicium Andrew." Leo langsung datang dan duduk disebelah Diasley dan mencoel dagunya.
"Lo?! Dicium?! Lagi?!" Vale melotot meminta penjelasan dari sahabatnya yang sedari tadi hanya diam itu. Oh, sungguh Vale tak menyangka pada sahabatnya itu.
"Tuh cowo minta gue gibeng kali ya?!" Vale berdecak menggebu-gebu.
"Lo suka dia?"
"Ehh, Yo, Beli kebab yuk! Laper gue. Traktir ye?" Pinta Diasley mengalihkan pembicaraan antara mereka.
"Boleh tuh, Yo!" Vale menyambar sambil matanya membulat lucu.
"Lu kire gue bank apa-_-" Wajah Leo mengkerut dan memutar matanya.
"Skali-skali. Sekalian PJ lo karna udah jadian sama Cloe." Ledek Diasley pada Leo yang kini meraba sakunya. Diasley hampir saja menyemburkan tawa terpingkalnya melihat waja Leo kini.
"Lo jadian sama Cloe?" Tanya Vale sambil melototkan matanya tak percaya akan fakta bahwa sahabatnya kini sudah memiliki pacar. Ternyata Leo bukanlah seorang guy yang suka pada Andrew.
"Hehe." Leo terkekeh. "Biasa aja nyet! Lo kira gue gak laku apa." Leo memanyunkan bibirnya sambil tersenyum malu-malu.
"Ya gue kira lo cuma suka sama Andrew," Vale memutar matanya polos.
"Dih, lo kira gue guy suka sama Amdrew."
"Whaaa, tahek! Gue musti buru-buru nyari cowok aiss." Vale melipat tangannya sambil memanyunkan bibirnya.
"Wih, gue juga ah. Biar gak lo pada ledek."
Setelah adegan pemaksaan beberapa waktu lalu, akhirnya mereka pergi kekantin. Di stand kebab. Dan tak lupa Leo mengajak Andrew yang sedang nongkrong dengan teman sekelasnya itu untuk ikut bergabung bersama mereka. Sesungguhnya Diasley sedikit canggung pada Andrew, tapi ia menyingkirkan segala perasaan canggungnya itu.
"Mbak, kebab 5 ya." Pinta Leo pada mbak penjual kebab. "Eh enam deh."
"Iya, tunggu bentar ya." Kata mbak penjual kebab mulai membuat pesanan dari Leo. Leo kembali ke meja yang ditempati Andrew, Vale, dan Diasley sambil menunggu Cloe yang katanya akan ikut bergabung.
"Udah gue pesen tuh. Ntar lagi cloe dateng juga katanya." Leo duduk disamping Andrew.
"Weih, kenalin ya ke kita." Pinta Andrew menaik turunkan alisnya berusaha untuk tidak canggung.
"Sok gak kenal lo." Leo memutar matanya melihat perlakuan Andrew.
"Kan gak deket, mana tau jadi sahabat." Vale menambah.
"Haii." Itu Cloe. Dia langsung duduk disebelah Vale dan tersenyum. Wajahnya sangat imut dengan eyes smile yang menambah kesan manis pada parasnya. "Udah lama nunggu?" Tanya Cloe sopan.
"Baru sih." Kata Diasley sembari tersenyum simpul pada Diasley.
"Ohh, gitu. Okedeh." Kata Cloe sembari menampakan senyum manisnya.
"Cloe, sini deh." Pinta Leo sambil menepuk kursi disampingnya.
"Gak usah, disini aja." Kata Cloe malu-malu.
"Sedi ati bang." Vale mengejek Leo yang kini cemberut.
"Taik lo." Kata Leo mencibir pada Vale.
"Hem," Leo berdehem. "Tadi dikelas, gue mergok— Auuhh! Sakit tai!" Pekik Leo karna ada yang menginjak keras kakinya, Andrew.
"Mergok apaan?" Tanya Cloe penasaran dengan wajah polosnya. Vale berfikir bisa saja dengan ia bersama Leo kepolosan ini akan hilang.
"Enggak kok, Cloe. Dia mergokin kucing beranak. Parah gak nih?" Andrew memakasakan senyumnya agar meyakinkan Cloe.
"Ahahahah, masa lo gitu? Ih, ilfeel deh." Cloe terkekeh yang membuatnya semakin manis.
"Yakali, masa percaya sama dia." Leo meninju pelan bahu Andrew dan cemberut kearahnya.
"Eh, gue duluan." Vale memecah keheningan diantara mereka semua. "Nyokap udah jemput." Vale memasang tasnya pada bahu mungilnya. "Oiya, gue udah bilang belom? Gue mau ke Sidney. Semingguanlah." Vale berdiri dari duduknya sambil tersenyum pada sahabat-sahabatnya.
"Lah? Ngapain Val?" Tanya Diasley melotot tak percaya. Baru kali ini Vale pergi tidak memberinya kabar.
"Kakak sepupu gue mau kawin. Sekalian Refreshing sih." Vale kembali duduk dengan tas tetap terpasang pada bahunya.
"Yah, gue sama siapa dong?" Tanya Diasley sambil cemberut menatap Vale dengan puppy eyes nya.
"Yakali, pren lo kan banyak." Vale memutar bola mata lucu pada sahabatnya itu.
"Kapan?" Tanya Leo pada Vale.
"Sore ini." Vale tersenyum manis. Ada sebesit rasa bersalah karna tak memberi tahu sahabatnya terlebih dahulu.
"Hati-hati deh. Jangan sakit yaaa" pinta Diasley dengan segala perhatiannya pada Vale.
"Iyaa, gue cuma seminggu, nyet. Lo lebay banget." Vale memanyunkan bibirnya kemudian tersenyum yang ia paksakan.
"Jangan lupa oleh-oleh lo, Val!" Pekik Leo pada Vale yang padahal berada pada jarak kurang dari 1 meter.
"Iya, nyet! Ehh betewe, thanks nih kebabnya." Vale mengambil kebab yang udah siap dari tadi dan tergelatak diatas meja karna belum ada yang memulai memakannya akibat penuturan mendadak Vale. "Gue duluan yaaa, dadah!" Vale pergi meninggalkan meja uanh mereka tempati barusan.
"Yahhh... Meranalah hidup gue selama Vale pergi." Diasley memakan kebabnya dengan ganas sebagai pelampiasaan atas penuturan Vale barusan.
"Yah, kagak ada yang bawel lagi." Kata Leo manyum.
"Ahaha, emang Vale bawel ya?" Tanya Cloe polos sambil memakan kebabnya perlahan.
"Beuh, gausah ditanya deh yang."

KAMU SEDANG MEMBACA
DARK
Teen Fiction[Complete] Laki-laki itu menatapnya dari bawah sambil berbaring dipaha gadis itu. "Jangan bicara seakan-akan lo bakal pergi." "It's real life, i told you for many times, Andrew." Dan kini gadis itu berada dipelukan sahabatnya setelah beberapa bulan...