"Lo harus nembak gue," Andrew masih berbisik ditelinga Diasley.Seriously?
"Didepan semua anak sekolah."
"Gila!" Kata Diasley lebih kedirinya sendiri.
"Lo harus bilang kalo lo suka sama gue."
"Najis, gue gak mau."
"Tadi Lo udah janji."
"Loser." Andrew meninggalkan Diasley yang terdiam dan tak tau harus apa.
"Drew!" Panggil Diasley kepada Andrew yang sedang berjalan meninggalkannya.
"Apa?" Suara itu dingin seperti es.
"Apa aja, asal jangan itu." Kata Diasley pelan.
"Apa aja?" Tanya Andrew menaikan sebelah alisnya.
"Eng, i iya."
"Close your eyes." Itu merupakan kalimat perintah dan pernyataan ditelinga Diasley. Diasley menutup mata seperti yang dikatakan Andrew barusan. Ada perasaan takut disana kalau-kalau Andrew orang yang tidak punya perasaan. Ia menunggu apa yang akan dilakukan Andrew padanya. Tak terjadi apa-apa hingga ia merasa ada sesuatu yang aneh dibibirnya. Diasley membuka matanya dan mendapati Wajah Andrew tepat didepan wajahnya. Mencium bibirnya. Lagi? Diasley berusaha melepaskan ciuman ini. Tapi...Andrew memegang tengkuknya dan mengunci pergerakannya dengan melingkarkan tangannya yang satu lagi di pinggang Diasley. Diasley mencoba untuk berontak atas apa yang dilakukan Andrew karna ini merupakan tempat umum. Tak ada yang bisa dilakukannya karna Tenanganya tak sekuat Andrew.
"Menurut lo itu lebih memalukan dari yang tadi?"
Diasley terdiam sambil memegangi bibirnya tak percaya. Tiga kali. Tiga kali pria ini menciumnya tepat dibibir.
Diasley masih termenung sambil memegangi bibirnya tak percaya.
"Makanya jangan jadi loser,"kata Andrew meremehkan.
"Ih, sumpah ya lo!"
"Diem, Gue cium lagi lo biar kicep."
"Andrewww!!!!!!" Pekik Diasley.
"Ihhh tau gitu mending gue nembak lo aja tadi, sialan ya lo emang tai," rengek Diasley seraya memukul lengan Andrew.
"Salah lo juga," kata Andrew santai.
"Ihhh, Om! Gue benci sama lo!" Pukulan Diasley semakin kencang.
"Bacot, sini," Andrew refleks merangkul bahu Diasley.
"Gausah pegang," Diasley melepas rangkulan Andrew. "Lo itu yah, Om Om Mesum. Dikasi makan apaan sih lo? Nyokap Bokap lo gak pernah ngajarin ya?" Bentak Diasley.
Raut wajah Andrew berubah.
"Gue jadi kaya sekarang, juga karna mereka."
-------
"Dias," panggil Andrew.
"Dias," sekali lagi.
"Dias!" Sembari melepas Earphone yang melekat pada kedua kuping Diasley.
"Lo mau apa?! Iss!" Kata Diasley sedikit membentak karna mood buruknya.
"Lo marah?" Tanya Andrew memasang tampang polosnya dan merasa tak bersalahnya.
"Lo pikir aja sendiri!" Kata Diasley, dan akan memasang Earphonenya kembali seperti sebelumnya.
"Diasley!" Andrew menghalanginya memasang earphonenya.

KAMU SEDANG MEMBACA
DARK
Подростковая литература[Complete] Laki-laki itu menatapnya dari bawah sambil berbaring dipaha gadis itu. "Jangan bicara seakan-akan lo bakal pergi." "It's real life, i told you for many times, Andrew." Dan kini gadis itu berada dipelukan sahabatnya setelah beberapa bulan...