"Maaf, pa." Diasley terdiam menatap mata hitam legam milik ayahnya.
"Pernahkah saya mengajari anda untuk pulang larut begini?" Tanya nya menatap Diasley tajam.
"Aku abis dari rumah teman, pa."
"Setelah membangkang padaku? Sunggu kau ini memang selalu membuatku malu." Kali ini Gunawan hanya berlalu. Tanpa tamparan yang disinggahkannya dipipi putih bersih milik Diasley.
---------
"Hai Val." Sapa Diasley.
"Eh, hai Dias." Kata Vale. "Eh, kapan ya gue bisa main kerumah lo?" Tambah Vale tersenyum bahagia dipagi yang cerah ini.
"Emang mau liat apa dirumah gue?" Tanya Diasley melihat sekilas sahabatnya itu lalu melanjutkan aktifitasnya. "Rumah gue ga ada apa-apa." Sambungnya.
"Ya, maenlah." Kata Vale memutar matanya jengkel melihat sahabatnya ini.
"Eh, lo ad----" Vale terputus.
"Minggir!" Suara angkuh itu berbicara ketus dan tajam.
"Oh, sori, Kim." Vale bergeser sambil memutar matanya dan melipat tangannya didepan dada.
Wanita cantik tapi angkuh dengan mata coklat hazel, rambut panjang sepinggang berwarna coklat gelap, dan tubuh tingginya yang ideal. Wanita itu bisa dikatakan perfect. Tapi, Kimmy mirip dengan Diasley. Hanya saja alis dan tulang pipi mereka saja yang berbeda. Kimmy lebih tirus dibandingkan Diasley yang cukup chubby. Vale sering bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Tapi tak mungkin itu semua terjadi. Diasley bahkan sering masuk BK karna bertengkar dengan Kimmy.
"Bengong lo, nyet!" Teriak Diasley pada Vale yang termenung memikirkan sesuatu yang ganjal dipikirannya.
"Selo."
"Eheyy, gue ke toilet dulu." Diasley pergi.
-------
"Apaan lo?!" Bentak Diasley meradang memandang tajam mata coklat hazel yang mirip dengannya itu.
"Hah," Kimmy mendecih memutar matanya. "Gue..."
Byurrrrrr
Air itu menyiram tubuh Diasley hingga ia basah kuyup. Rok putih abu-abunya menjadi lebih terang karna air itu merupakan air tepung yang lengket. Rambutnya menjadi lepek keputih-putihan karna air itu sukses membuat hampir seluruh rambutnya basah. Ia memandangi dirinya yang seperti seorang gelandangan itu.
"Apa-apaan lo?!" Bentak Diasley memaki adik kandungnya itu.
"Cabut, guys!" Perintah Kimmy sambil tersenyum penuh kemenangan. Tapi sebelum sempat ia melangkahkan kakinya ada yang memegangi tangannya.
"Mau kemana lo?!" Teriak orang itu memegangi erat tangan Kimmy.
"Pahlawan kesiangan, huh?" Cemo'oh Kimmy padanya.
"Yakali, sebagai temen gue bakal nolong temen guelah, bege," Kata pria itu. Dia Leo.
"Oh, yaudah. Gue duluan ya." Kata Kimmy akan berlalu. Tapi Kimmy berhenti sejenak lalu tersenyum tanpa menghadap kearah Diasley. "Kemaren Andrew, sekarang Leo? Keren lo 'kak'." Kimmy benar-benar pergi sekarang.
Leo langsung buru-buru menghampiri Diasley yang tampak kurang baik.
"Lo gapapa, Dias?" Sambung Leo memandangi Diasley yang sangat sulit untuk dideskripsikan.
"Yakali. Menurut lo gue gak papa? Basah gini dibilang gakpapa!" Diasley geram dengan Leo yang sok polos.
"Keren gue kaya pangeran kuda putih. Hahaha." Leo tertawa terpingkal-pingkal mengingat kembali apa yang baru saja ia lakuka.

KAMU SEDANG MEMBACA
DARK
أدب المراهقين[Complete] Laki-laki itu menatapnya dari bawah sambil berbaring dipaha gadis itu. "Jangan bicara seakan-akan lo bakal pergi." "It's real life, i told you for many times, Andrew." Dan kini gadis itu berada dipelukan sahabatnya setelah beberapa bulan...