Dark (40)

5K 229 20
                                    


"Hai," tampak wajah seorang perempuan cantik di sebrang sana sedang menghidupkan kamernya, "apa kabat?"

Andrew tersenyum melihat wajah polos perempuan itu. Dengan senyum tulus mengembang di bibir mungilnya, perempuan itu terkekeh.

Perempuan itu tampak menghirup nafas panjang dengan senyuman masih ada di bibirnya, "Gue seneng bisa kenal dan sahabatan sama lo. Sama Vale, Leo juga. Persahabatan yang menurut gue sangat singkat, tapi mengesankan dan membekas. Gue belum pernah punya persahabatan seindah ini. Walau pun gue tau, di dalamnya terdapat benih-benih cinta yang pada akhirnya mengacaukan semuanya. Gue seneng sama setiap canda tawa yang kita bagi sama-sama. Gue seneng ngeliat kita selalu kumpul di meja yang sama waktu istirahat. Gue seneng ngeliat tawa renyah kalian setiap kita ngumpul di danau. Gue seneng setiap Vale yang selalu ngertiin gue disaat gue sendiri gak ngerti cara membaginya. Gue seneng sama Leo yang selalu berusaha bikin gue ketawa dengan kegaringan dia yang receh banget. Gue juga seneng setiap lo peluk gue dan tenangin gue dari semua masalah yang ada. Tapi yang paling penting, gue sedih setiap kali ngeliat jarak yang sama-sama kita bentuk satu sama lain. Seakan semuanya memaksa gue untuk kembali melihat kepergian orang-orang yang gue sayang secara perlahan. Merenggut semua rasa hangat dan bahagia yang semudah itu sirna"

"By the way," perempuan itu membuang muka dari kameranya, "gue lagi suka sebuah lagu, hahaha," Diasley terkekeh geli sambil mengambil sebuah gitar akustik berwarna coklat terang yang ada di samping nakas perempuan itu.

Sejak kapan Diasley bisa main gitar?

Diasley mulai memetik gitarnya tanpa melihat kearah kamera, menundukan kepalanya dan mencoba agar wajahnya tidak terlihat oleh kamera.

I can't promise that one day
I'll be around
I'll keep you safe
I'll keep you sound

Beberapa helai rambut perempuan itu menutupi wajahnya, entah disengaja atau tidak, rasanya Andrew ingin mengelusnya dan menyangkutkab rambut itu dibelakang telinga perempuan itu. Pada saat itu, Diasley membayangkan betapa dia akan merindukan sosok laki-laki yang beberapa waktu terakhir ini selalu ada untuknya.

Right now it's pretty crazy
And I don't know how to stop or slow it down

Diasley melihat pada kamera, Andrew dapat melihat wajah perempuan itu yang tersenyum sayu. Bibirnya melengkungkan senyum tapi matanya menatap nanar.

Hey
I know there are some things we need to talk about

Otak Andrew oimatis memutar jutaan memori bersama perempuan yang selalu menemaninya dalam waktu singkat ini. Perempuan yang sangat mengenalinya dan dia sayangi hingga detik ini.

And I can't stay
Just let me hold you for a little longer now

Perempuan itu menghentikan jarinya memetik senar gitar yang dimainkannya. Menutup matanya dan menghirup nafas lelah, berharap ketika dia menghembuskannya semua bebannya akan segera hilang bersama udara.

Take a piece of my heart
And make it all your own
So when we are apart
You'll never be alone

Dan kali ini, Andrew benar-benar menyadari bahwa Diasley sudah tidak berada di sisinya lagi. Berada di belahan dunia lain dan mungkin saja perempuan itu sudah melupakan tentang mereka.

When you miss me close your eyes
I may be far but never gone

Andrew memejamkan matanya dan tersenyum. Merindukan perempuan yang kini begitu jauh dipisahkan jarak. Secepat ini. Secepat ini semuanya berakhir.

When you fall asleep tonight
just remember that we lay under the same stars

We lay under the same stars dan gue gak tau lo dimana, good job. I miss you.

DARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang