"Eh, kak! Mama mana?! Lama banget!" Bentak Kimmy pada Diasley yang menurutnya sangat lalai. Dulu memang semua orang tau bahwa mereka bersaudara, tidak seperti sekarang."Bentar, Kim. Ntar lagi juga sampe," Diasley menjawab.
"Gimana sih, lo? Kan harusnya lo udah bilang sama mama kalo kita balik cepat!" Kimmy berbicara dengan intonasi cukup tinggi.
"Iya, sor---"
"Dias. Tadi gue liat Naya berantem sama Sonya!" Teriak seseorang pada Diasley.
"Hah? Dimana Joe?" Tanya Diasley panik pada lelaki yang dikenali bernama Joe itu. Naya adalah sahabat dekatnya yang kini tidak ada kabarnya lagi karna banyak yang tidak mengetahui kepindahannya yang ditutupi rapat-rapat. Sedangkan Sonya sendiri adalah orang yang sering membully Diasley karna sang ketua osis yang notabene sebagai orang yang disukai Sonya malah menyukai Diasley. Sedangkan asumsi Joe dan Diasley bahwa Sonya menjelekan Diasley didepan Naya dan tidak terima akan semua itu lalu terhadilah pertengkaran diantara mereka.
"Disitu.. Di mana namanya... Di anu.. Di sebrang sekolah. Dekat taman itu!" Kata Joe panik.
"Oke, oke thanks banget! Gue kesana dulu Joe!" Diasley berlari pergi kearah depan sekolahnya untuk melihat sahabat satu-satunya itu. Dia membabi buta mencari sahabatnya Naya. Dia berlari ditengah jalan tanpa melihat kearah kiri dan kanan hingga tiba ditengah jalan,
'Tin tin tin'
Brug
Mobil itu menabraknya. Ia memejamkan matanya agar semuanya tidak terasa begitu menyakitkan. Jelas terlihat didepannya tadi mobil berkecepatan tinggi itu akan menabraknya. Perlahan dibukanya matanya yang tertutup rapat itu. Dia masih ada ditempat semula saat mobil itu akan menabraknya tadi hanya saja posisinya menjadi terduduk. Ia terkulai lemas karna shok. Dilihatnya orang-orang berlarian dan berteriak panik. Tapi bukan kearahnya. Melainkan kearah sebuah pohon besar disamping gerbang sekolah. Mobil itu, Mobil yang akan menabraknya tadi. Mobil sedan warna hitam itu.
"MAMAAAA!!!" Diasley berlari kesana. Itu mobilnya. Mobil Silliana.
Dilihatnya ibunya terkulai lemas dengan Kepalanya bersandar pada stir mobil. Rambut kecoklatannya yang indah menutupi wajah cantik pucat pasi miliknya. Tapi tetap terlihat bahwa wajah itu telah berlumuran darah karna benturan yang keras. Bagian depan mobil sudah hancur dengan kaca bagian depan mobil yang pecah. Beberapa pecahan kaca itu menempel dirambut indah Silliana. Sedangkan kaca yang lainnya retak dan hampir pecah.
"Mamaaaa!!!!!"
*********
"MAMAAAA!!" Kimmy menangis meraung-raung. Diasley diam tak bergeming. Melihat orang yang disayanginya terkulai lemas dengan wajah pucat dan banyak luka diwajahnya. Yang akan segera ditutupi kain putih rumah sakit itu. Diasley berdiri tepat disamping Kimmy yang kini meraung-raung sambil menggongcang kasur itu. Diasley terdiam seribu bahasa dan tak bisa berkata apapun. Tak percaya mengapa ini semua terjadi begitu cepat. Air mata turun dari pipinya begitu deras. Tanpa isakan dan mengalir begitu saja. Rasanya sangat lelah menangis terus menerus. Kejadian siang tadi yang membuat semuanya berubah begitu cepat. Menggores luka yang sangat dalam dengan pisau berduri yang tajam itu. Menusuk dan menikamnya menjadi robek tak berbentuk. Dan menghancurkannya menjadi serbuk yang tak berarti. Ia merasakan hampa atas apa yang baru ia alami siang ini.
Plak
"KAU PEMBUNUH!"
"Maaf bikin lo ingat kejadian pahit itu lagi," Andrew terdiam menatap mata coklat hazel itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
DARK
Novela Juvenil[Complete] Laki-laki itu menatapnya dari bawah sambil berbaring dipaha gadis itu. "Jangan bicara seakan-akan lo bakal pergi." "It's real life, i told you for many times, Andrew." Dan kini gadis itu berada dipelukan sahabatnya setelah beberapa bulan...