Chapter 1

66K 1.9K 273
                                    

"Selamat malam. Premium atau pertamax plus pak?" sapaku ramah kepada seorang pelanggan pria paroh baya yang baru saja keluar dari mobil BMW warna hitam miliknya.

"Pertamax, mas!" sahutnya dengan nada terdengar letih. Sepertinya beliau baru pulang kerja.

"Pertamax plus berapa pak?"

"700 ribu aja."

"Pertamax plus 700 ribu ya pak. Mulai dari nol," ulangku sambil menunjukkan angka nol pada digit dispenser BBM didepanku. Setelah si bapak melihat dan mengangguk, aku mulai mengisi BBM yang dimaksud.

Perkenalkan, namaku Yoga Dwi Purnama, panggil saja Yoga. Secara fisik, aku masuk kategori umum. Umur 23 th, tinggi 165 cm, berat sekitar 48 kg, kulit kuning, profil wajah oval dengan bibir terkesan penuh dan hidung agak pesek. Tipikal wajah khas Indo local, atau lebih tepatnya aku masuk kategori standart. Lalu apa yang menarik dariku? Jawabannya.. TIDAK ADA.

Satu hal yang paling membanggakan bagiku dalam hidup ini adalah aku punya kekasih yang sangat kucintai. Namanya Aditya Pratama. Pria paling tampan--menurutku--, baik hati, menyenangkan, ceria, unik, dan paling pengertian dengan caranya sendiri. Aku bener-bener mencintainya. Hanya Tuhan yang tau seberapa besar rasa cintaku padanya. 

Usia Adit 2 tahun lebih tua dariku, tinggi 10 centi lebih tinggi, kulit putih, bibir menawan dengan senyum yang memabukkan. Yang paling aku suka darinya adalah alis dan matanya yang tak jarang sanggup membuatku seolah meleleh bak mentega tiap kali aku menatapnya. Sungguh anugerah Tuhan yang tak mungkin untuk tidak kusyukuri. Aku sangat mencintainya. Dan Adit adalah anugerah dan kelebihan paling mutlak yang ku punya.

'Pulang jam berapa yank?' bunyi sms yang kubaca dihapeku.

'Jam 10 ay. Kamu pulang jam berapa?' tanyaku balik.

'Jam 10 jg, tapi baru nyampe rumah jam sebelasan gitu, mo sekalian beli makan dulu.'

'Yaudah, aku tunggu ya. Setengah jam lagi aku pulang.'

'Oke. Love you ay, muacchhh....'

'Love you too.'

Setelah ganti shift dan totalan, aku segera meluncur ketempat kosku. Oh ya, aku sekarang tinggal di Surabaya. Aku bekerja di sebuah SPBU yang bekerja sama dengan Pertamina sebagai operator pengisian bahan bakar. Sedang Adit. Dia bekerja disebuah Galeri Elektronik di Jakarta.

Ya.....!!! Kita pengikut aliran LDR (Long Distance Relationship). Benar-benar menyakitkan. Hubungan jarak jauh adalah hal paling menyakitkan yang pernah kualami. Bagaimana tidak. Adit pacar pertamaku, dan belom-belom aku sudah diuji dengan keadaan seperti ini. Aku bisa kenal dan jadian dengannya, itu semua bermula dari jejaring social yang lagi tren saat ini, Facebook atau singkatnya FB. Hubungan jarak jauh ini telah berlangsung hampir setengah taun. 

Bukan hal yang mudah dalam menjalaninya. Aku yang memang dasarnya labil selalu mengalami fluktuasi emosi setiap harinya. Kebanyakan dari kalian mungkin akan menganggapku dangkal, gila dan tak punya otak. Manusia paling bodoh yang pernah ada, karena aku bisa dikatakan terlalu mencintainya. Padahal bertatap muka saja kami tidak pernah, tapi dengan tololnya aku dengan senang hati menyerahkan seluruh isi hatiku padanya. 

Aku percaya padanya, setia padanya dan sangat berharap bisa pantas dan diinginkannya. Keinginan terbesarku adalah bertemu dengannya. Itu saja. Kalo kalian berpikir aku ingin bertemu hanya untuk melakukan hubungan intim, kalian salah besar, walaupun tak kutampik aku juga menginginkannya. Tapi setelah lama kami menjalin hubungan jarak jauh ini, aku sadar, dia lebih berharga dari benda apapun yang kupunya. Aku ingin menjaganya, melindunginya dan memberikan yang terbaik untuknya dengan segala kekuranganku.

Because of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang