Chapter 13

11.3K 821 16
                                    

"Halo.." sapaku saat menerima telpon masuk dihapeku.

"Maaakkkk....!!!" jerit suara dari seberang heboh. "Tolongin gue dongg...." rengeknya lebay.

"Ada apa buk?" tanyaku setengah malas karena baru bangun tidur.

"Jahat lo ya! Kenapa gak pernah kasih kabar sih sekarang?" omelnya judes.

Orang satu ini kalau sudah ngobrol ditelpon selalu saja sambil ngomel-ngomel. Namanya Daffa. Satu-satunya teman dekatku atau boleh dibilang sohib. Hanya dia yang tau hubunganku dengan Adit, selain Mas Candra dulunya. Tapi belakangan, aku jarang sekali menghubungi dia. Selain karena aku lagi meratapi nasib percintaanku yang kelam, sekarang aku juga tak lagi bekerja yang otomatis membuat pendapatanku juga nol. Jadi aku hanya mengisi pulsa sekedarnya saja. Berhubung masa aktif pulsaku juga masih tahun depan, jadi aku tak terlalu pusing dengan masalah pulsa.

"Pengetatan budget buk. Gue udah gak gawe lagi sekarang. Hiks.." sahutku ikutan lebay. "Ada apa nih? Tumben nelpon? kirain udah lupa ke gue?"

"Tolongin gue makkk.. Ini bener-bener urgent.." rengeknya lagi.

"Darurat gimana? Lo diperkosa?" tanyaku pura-pura bego.

"Dasar kupret. Gue di Kalimantan sekarang."

"WHATTT???? Ngapain lo kesana? Jual diri?"

"Wahahaha.... Kalo ada yang nawar mahal sih boleh-boleh aja buk. huhuhu...."

"Terus. Apanya yang darurat nih?"

"Lusa gue pulang. Lo mau gak jemput gue? Mau ya.... Please.... Please..." rengeknya merayuku.

"Tapi gue gak ada duit buk.." sahutku lemah.

"Emang lo dimana sekarang?" tanya Daffa heran.

"Gue masih di Surabaya."

"Terus?? Kalo lo gak kerja, gimana lo bertahan hidup disana?"

"Long story. Terus gimana nih?" tanyaku balik.

"Ya.... Emang lo gak bisa pinjem temen lo apa? Siapa kek. Ntar gue ganti deh."

"Emang rencananya lo pulang pake apa?"

"Gue balik naik pesawat buk. Ntar nerus pake kereta. Makanya gue minta tolong sama lo. Kalo bisa bookingin gue tiket kereta, sekalian lo jemput gue ke Bandara."

Aku berpikir lagi.

"Gue gak pernah ke Bandara buk. Emang lo kesana sendirian apa? sampe baliknya gak ada yang nemenin."

"Long story. Hahaha...."

Sialan! Dia membalikkan ucapanku lagi.

"Bisa ya?? Please... Ntar gue ganti deh. Swear!!" tegasnya.

"Emmmmm..... Ntar gue usahain deh buk. Tapi gue gak ada pulsa buat telpon lo balik. Gue sms aja ya."

"Terserah lo aja deh. Gue tunggu ya mak. Please usahain.. Kalo gak, gue bakal coret lo dari daftar sohib gw!" ancamnya bercanda.

"Uugghh.... sadis amat ancemannya. Insya Allah gue kabarin kalo gue bisa, tapi gak janji ya."

"Harus bisa. Gue gak tau mesti minta tolong siapa lagi cyin. Hiks..." sahutnya lagi-lagi alay.

"Hahaha... Kan kata pak ustad kita gak boleh janji tanpa ngucapin Insya Allah."

"Bodo. Awas kalo mungkir ya!!!"

"Insya Allah. Hehe..."

"Yaudah! Gue tutup. Please ya mak.. Gue tunggu lho. Assalamua'laikum."

"Walaikumsalam.." sahutku dan menutup sambungan.

Because of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang