Yoga Pov.
Aku ingin lari dari semua ini. Terkadang letih dengan semua hal yang kuhadapi. Masalah dengan Mas Candra. Aku sangat mencintainya, Ichal juga. Tapi aku tak mau terus-menerus membiarkannya berada dalam kubangan kotor kehidupanku. Aku tak mau dia terus terjebak dalam ketidak seimbanganku.
Mereka butuh kehidupan nyata, cinta nyata dan perhatian yang sebenarnya dari sosok seorang wanita dan itu bukan aku. Tapi aku juga tak mau kalau sampai kepergianku membuat mereka kembali merasakan sakitnya ditinggalkan. Aku tak pernah menginginkan itu.
Tapi saat ini aku kembali dihadapkan dengan masalah baru. Adit. Entah apa yang sebenarnya terjadi. Kukira, aku akan menyusulnya ataupun mati sendiri ditempat yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Tapi nasib mengatakan lain. Aku masih diberi kesempatan untuk melangsungkan hidupku.
Kalau dipikir-pikir, ini sudah ketiga kalinya aku mengalami kejadian berat, tapi nasib masih saja memberiku kesempatan untuk terus berjalan mengitarinya. Belakangan ini, aku terlalu ketat mengontrol otakku untuk tak memikirkannya. Aku tak mau pikiranku tentang Adit membuat suasana kebersamaanku bersama Mas Candra dan Ichal menjadi kacau dan kaku. Tapi tetap saja, sekuat apapun aku berusaha, seringkali otakku merespon berlebih atasnya.
Apa yang terjadi padanya? Tak bisakah aku mendapat informasi yang jelas tentangnya?!
"Ay....." sapa sebuah suara yang pernah sangat ku suka dulunya.
"A-dit...???" seruku agak terkejut.
Mimpikah ini? Atau hanya halusinasiku saja?
"Maaf..." ucapnya lirih.
"Untuk apa?" tanyaku bingung. Wajahnya nampak murung.
"Untuk adikku."
"Aku mau tanya padamu."
"Silahkan.."
"Apa yang diucapkannya benar? Apa kamu.." suaraku makin lirih.
"Ya." tegasnya pelan. "Aku sudah meninggal. Itu kenapa aku tak ingin kamu menyusulku."
Dadaku sempit. Kerongkonganku tercekat, dan sebulir air mata jatuh menetes dipipiku.
"Jadi itu benar...?" ucapku lirih. "Karena aku...?"
"Bukan ay.... Itu kesalahanku." kilahnya pilu.
"Karena aku kan?"
"Aku mencintaimu ay, akan selalu seperti itu."
"Tapi aku membunuhmu." tangisku kian menjadi.
"Itu bukan kesalahanmu." tegasnya lagi dan merangkulku.
"Maaf..." rintihku dalam pelukannya. "Aku tak tau."
"Gak apa-apa ay." ucapnya menenangkanku.
"Aku justru ingin memutuskanmu." gumamku lirih. "Aku begitu jahat padamu."
"Aku memaafkanmu ay. Sejak dulu." desahnya pilu. "Aku justru senang melihat keadaanmu sekarang." Adit melepas rangkulannya dan tersenyum padaku.
"Kamu pantas mendapat kebahagiaan yang nyata, dan itu bukan dariku."
Aku menatapnya tak mengerti.
"Ya...." Adit tersenyum hangat padaku. "Candra adalah orang yang tepat untukmu. Kamu pantas mendapatkan kebahagiaan dan dia bisa memberikan itu."
"Tapi aku gak bisa terus bersama mereka. Aku harus meninggalkan mereka."
"Jangan terlalu buru-buru. Dapatkan kebahagiaanmu. Mereka sangat menyanyangimu ay."
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of You
Romance⚫Another Repost Gay Story ⚫Original Writer : @chi_lung ⚫Don't like don't read ⚫LGBT HATERS GO AWAY!