Because of You : Choose 7

8.3K 565 27
                                    

"Mas, tamunya kok diacuhin?" tanya seorang pelanggan yang tahu aku tak memperdulikan Bayu yang daritadi nonton tivi sendirian.

"Gak papa, buk. Dia sudah sering kesini kok. Jadi dicuekin juga dia santai saja." jawabku sekenanya.

Semenjak kejadian itu, Mas Candra tak pernah lagi datang kesini. Tapi dia tak melarang Ichal datang. Tiap sabtu malam, Ichal masih sering menginap di rumah dan terima kasih pada Tuhan, Bayu tak pernah datang tiap ada Ichal di rumah. Aku yakin dia tahu dan apapun alasannya, aku tak ingin dia melibatkan Ichal juga dalam masalahku.

"Kulihat lelaki itu tak pernah menjengukmu. Apa dia sudah bosan padamu?"

"Bisa kubantu?" tawarnya saat aku membersihkan lantai yang penuh dengan rambut pelangganku.

"Kamu marah padaku?"

"Kalau kamu seperti itu, aku akan lebih lama lagi di sini."

Kesal karena tak kuhiraukan pertanyaannya, Bayu menutup pintu kasar dan kembali membalik tanda open jadi close. Dia meraihku dan memaksaku menatapnya.

"Sampai kapan kamu akan mengacuhkanku? Kamu tau semua itu percuma."

"Kalau hanya ini yang bisa membuatmu muak padaku, aku akan melakukannya." sahutku dingin.

"Percuma kamu melakukannya. Aku tak akan pernah muak padamu."

"Kalau begitu aku akan pergi diam-diam supaya tak seorangpun tau keberadaanku."

"Aku pasti bisa menemukanmu. Dan kuyakin kamu tak akan berani melakukannnya. Aku sudah tau dimana tempat tinggal lelaki itu dan keluarga besarnya. Tinggal mendatangi tempat kerjanya dan memberitahu mereka kalau salah seorang keluarganya menyimpan seorang lelaki di sini, dia pasti akan sangat murka dan membuat hidup lelaki itu semakin sulit."

"Kamu!!" kuketatkan gerahamku dan mencengkeram kerah bajunya.

"Dia tak ada hubungannya dengan urusan kita. KENAPA KAMU MENYUSAHKANNYA, BANGSAT?!!" aku kalap dan mendorongnya ke daun pintu kamar sampai pintu terbuka dan membuat kami berdua tersungkur kelantai.

Bayu menyeringai dengan lengan tetap mengunci pinggangku.

"Ini baru kekasihku. Penuh emosi dan gairah. Kalau ini bisa membuatmu tak punya pilihan, aku akan melakukannya."

Tubuhku gemetar menahan amarah di hatiku. Air mataku mengalir dan tubuhku lemah.

"Jangan ganggu mereka, atau kamu akan menemukan mayatku."

"Aku yakin kamu takkan melakukannya." tantang Bayu sedikit ragu.

"Aku tak pernah main-main dengan ucapanku!" kutekankan setiap kata-kataku untuk mempertegas ancamanku.

*****

Sudah tiga minggu Mas Candra tak mengunjungiku. Hal ini sangat jarang ku lakukan, akhirnya aku meng-onlinekan semua akun sosial mediaku. Aku berharap Mas Candra mau mencurahkan sedikit perasaannya lewat akun facebook atau twitternya. Seperti orang bodoh, aku mengecek wallnya dan membuka-buka fotonya. Akun facebooknya sendiri di private dan aku masuk dalam list temannya yang tak sampai seratus orang. Tapi tak ada apa-apa. Dia bahkan jarang aktif di dunia maya.

'Mas. Aku rindu.'

Untung Ichal masih datang ke rumah sesekali. Jadi aku tak terlalu tersiksa oleh rasa rinduku. Ichal jadi penurut sekarang. Dia hanya menginap tiap malam minggu. Terkadang aku ingin mengajaknya menginap lebih sering, tapi aku tak boleh melakukannya. Aku harus membiasakan anak itu tanpa diriku.

Hari Jum'at. Aku off hari ini karena tak mau ketinggalan sholat Jum'atku.

Ada yang mengetuk pintu. Siapa? Ku buka tirai sedikit untuk melihat siapa yang datang, tapi dengan cepat langsung kututup kembali.

Because of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang