"Kakak titip salam buat ayahmu dan bik Atik ya." pesanku saat mengantar Ichal di stasiun Banyuwangi Baru yang terletak tak jauh dari rumah.
"Iya kak." sahutnya berat. "Kakak ikut Ichal saja ya. Kita pulang ke rumah bersama. Ayah pasti seneng kalau kakak kembali ke rumah."
Aku tersenyum kecil mendengar bujukannya.
"Kakak akan baik-baik saja di sini Chal. Nanti, kalau kontrak rumah sudah habis, kakak mungkin akan pindah dari sini."
"Sungguh?" tanya Ichal memastikan. "Tapi kakak harus janji, kalau pindah nanti kakak harus memberi tahu kami."
"Iya, Chal."
"Bener ya kak! Kakak gak boleh ngilang-ngilang lagi!"
"Iya Ichal bawel. Ayo masuk gih!"
"Ngusir nih ceritanya?" sindir Ichal manyun. "Kakak bosen ya sama Ichal?"
"Hahaha..." aku tak bisa menahan tawaku melihat bibirnya yang makin maju. Kujepit bibir moyongnya membuat Ichal semakin kesal.
"Kakak kan sudah bilang. Kamu adalah adek kakak yang paling kakak sayangi. Mana mungkin kakak bisa bosen sama kamu?"
"Sayang tapi ngusir." umpatnya pelan masih manyun.
"Aduh Ichal. Kalo gak di usir, kamu bisa ketinggalan kereta nanti."
"Gak papa. Berarti Ichal gak jadi pulang." jawabnya dengan senyum tertahan.
"Eh? Trus kamu gak sekolah gitu?"
"Ichal mau sekolah di tempat kak Yoga aja."
"Ya. Lalu kakak akan di penggal sama keluarga kamu."
"Ya enggaklah kak. Kan Ichal yang minta."
"Udah! Mau sampe kapan kita debat kusir kayak gini? Toh lain kali kamu masih bisa ke sini kan?"
"Ichal pengen tinggal sama kakak..." rengeknya masih manyun.
"Ichaaal.. Kamu kan udah besar, masa masih cengeng aja?"
"Ichal bakal bilang sama ayah buat tinggal sama kak Yoga aja."
"Aduh.. Iya deh terserah kamu aja. Ayo masuk!" tuntutku mendorongnya ke pintu masuk.
"Kakak hati-hati ya! Kunci rumah! Jangan biarin orang itu masuk lagi!"
"Iya, Chal. Salam buat orang rumah ya."
"Iya." sahutnya masih berdiri di tempat. "Ichal pulang dulu. Jaga diri ya kak. Sampai jumpa kak." ocehnya enggan masuk.
Ku rangkul Ichal dengan erat.
"Kakak akan selalu sayang sama kamu. Kakak akan selalu merindukanmu. Kamu juga jaga diri baik-baik! Belajar yang bener supaya bisa membanggakan orang tua. Oke."
Ichal membalas rangkulanku.
"Ichal juga sayang sama kakak."
"Hati-hati di jalan."
"Iya kak. Assalamu‟alaikum." pamitnya setelah kulepas rangkulanku.
"Wa'alaikum salam."
****
"Tak bisakah kamu bersikap sopan di rumahku!?" apakah karena aku orang pendatang makanya Bayu bisa bersikap sesuka hati padaku?
Tanpa rasa malu ataupun menyesal Bayu tetap masuk dan berusaha menjamahku yang berjalan mundur menjauhinya.
"Aku rindu padamu." ucapnya saat menangkap pergelangan tanganku.
"Rindu biadab!"
"Bukankah anak itu sudah pergi? Jadi kita bisa bersenang-senang tanpa ada yang menggangu lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of You
Romance⚫Another Repost Gay Story ⚫Original Writer : @chi_lung ⚫Don't like don't read ⚫LGBT HATERS GO AWAY!