"Cepat kamu keluar dari sini!" Desisku dengan geraham yang mengetat.
Entah apa yang pria ini lihat dariku. Setiap melihatku, dia seolah tengah menatap sebuah santapan yang menggugah selera yang tak mampu ditampiknya. Di kuncinya pinggangku dengan lengannya yang melingkar kuat.
"Aku takkan pergi sebelum mendapatkan apa yang ku mau."
Bau minuman keras samar tercium dari mulutnya. Otakku merespon ngeri dengan aroma mulutnya itu.
"Apa yang kamu inginkan dariku?" Ucapku yang terdengar seperti rintihan.
Pinggangku sakit karena belitannya. Kucoba sekuat tenaga melepas lilitan tangannya, tapi rasanya aku hanya melakukan hal yang sia-sia karena sekuat apapun aku berusaha melepasnya dia justru semakin mengencangkan belitannya.
Di dorongnya tubuhku menghimpit tembok. Detik berikutnya digesek-gesekkannya batang keperkasaannya itu secara kasar ke pusarku, membuat kepalaku pusing meresponnya. Tak cukup dengan itu, mulai dilumatnya bibirku dengan kasar yang langsung ku buang muka untuk menghindari ciuman brutalnya yang bau alkohol itu.
Tak mau kalah, ditelusurinya sisi leher dan tengkukku yang sukses membuat bulu kudukku meremang dan tubuhku mendadak lemas merespon sentuhannya itu. Aku paling lemah kalau bagian leher dan tengkukku sudah dijamah.
"Hentikan Bayu! Kumohon..." pintaku dengan suara pelan dan bergetar.
Sepertinya aku sedang mengiba pada orang yang kesetanan saja, tak ada gunanya. Pria yang tengah berusaha mencumbuku saat ini tak memberiku kesempatan untuk bernafas lega. Belitan lengannya semakin ketat, tubuhku masih dihimpitnya ke dinding ruang tengah rumah kontrakanku dengan bibir yang terus-menerus menelusuri apapun yang di jamahnya.
Ingin sekali rasanya aku menangis dan berteriak, tapi aku malu. Apa yang akan dikatakan orang-orang kalau mereka tahu tetangganya yang setengah jadi ini berteriak dengan dalih kasus perbuatan asusila yang dilakukan oleh anak Pak RT yang di mata masyarakat terkenal baik dan sopan tapi nyatanya bejat luar biasa di hadapanku
****
Enam tahun kepergianku dari rumah Mas Candra, aku kira akan membawa luka teramat dalam yang akan tetap ku bawa sampai mati. Tapi ternyata kepedihan bukan hanya ku dapatkan dari jauhnya mereka dari ku saja. Bayu, pria yang berusia lima tahun lebih tua dariku ini seakan memendam hasrat yang menakutkan saat pertama kali melihatku. Awalnya aku kira dia memang seperti apa yang ku dengar dari tetangga sekitarku. Tapi semua perkiraan itu lenyap tatkala dia mulai menyapaku.
"Tetangga baru ya? Siapa namanya?" sapanya ramah sambil mengulurkan tangan.
"Yoga Mas." sahutku sopan membalas uluran tangannya.
"Aku Bayu Setiawan. Anak Pak Ikhsan yang ku kira kamu sudah tau siapa beliau." ucapnya dengan mata yang berbinar dan tangan yang tak kunjung lepas dari genggaman.
"Oh.." reaksi ku mulai tak nyaman. "Kerja dimana Mas?" tanyaku berusaha melepaskan genggaman tangannya, tapi ternyata tak berhasil.
"Aku kerja di Pelabuhan, bagian penyiaran." jawabnya yang semakin membuatku bingung.
Kilatan matanya membuat gelisah. Aku tahu, hidupku tak akan tenang kalau aku membiarkan pria ini selalu berada di sekitarku. Dan ternyata semua ketakutanku terjadi.
****
Bayu masih saja menggesek-gesekkan kemaluannya di pusarku yang semakin membuatku tegang dan lemah.
'Mas.. Tolong aku.' batinku nelangsa yang selalu ingat akan Mas Candra setiap kali aku merasa tersiksa dan merana.
Tok... Tok... Tok...
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of You
Romance⚫Another Repost Gay Story ⚫Original Writer : @chi_lung ⚫Don't like don't read ⚫LGBT HATERS GO AWAY!