Yoga Pov.
Pagi ini langit nampak cerah. Saat ini kami bertiga sedang melakukan perjalanan entah kemana.
"Kak...." Panggil Ichal saat aku tengah membantu bik Atik mencuci piring bekas sarapan pagi.
"Iya, Chal. Ada apa?" tanyaku setelah menoleh kearahnya.
"Kakak gak siap-siap?"
"Siap-siap apanya?" tanyaku bingung.
"Kakak gak ikut jalan-jalan ya?"
Aku bingung dengan maksudnya.
"Jalan-jalan...?" ulangku mencerna ucapan ichal. "Emang ayah kamu ngajak kakak juga?"
"Kakak lambat ah. Ayo cepet ganti baju kak! Nanti kita kesiangan. Ayah udah nunggu dimobil." Ucapnya yang semakin membuatku bingung. Bukannya mereka mau keluar kota dan kemungkinan menginap. Kenapa mereka malah mengajak aku?
"Kak!!! Kok bengong sih?" panggilnya menyadarkanku. "Ayo!!!"
"Udah, Ga. Cepet ganti baju. Biar bibi yang bereskan semuanya." sambung bik Atik membuatku berpaling padanya.
"Bibi gak papa saya tinggal sendiri?" tanyaku sungkan.
Beliau tersenyum padaku.
"Kamu ini... kayak apa aja?" jawabnya geli. "Udah! Cepetan sana! Nanti den Candra ngamuk lho kalo kelamaan nunggu."
Aku menatapnya sebentar sebelum akhirnya tersadar.
"Eh iya bik. Makasih ya bik. Maaf gak bisa bantu sampe kelar."
Bik Atik tersenyum maklum padaku.
****
"Kita mau kemana Mas?" tanyaku penasaran karena aku belum tau kemana kita akan pergi.
Mas Candra juga tak menyinggung atau memberitahukan kemana kami pergi.
"Kita liburan." jawabnya santai sambil tersenyum manis.
"Iya tau, liburan. Tapi kemana?!!" tanyaku tak sabaran.
"Sabar dong.. nanti juga kamu tau dan yang pasti kalian akan suka." Jawabnya santai dengan senyum yang selalu setia menemaninya.
Aku hanya bisa menghembuskan nafas pasrah.
"Ayah, bisa pinjem ponselnya gak?" tanya Ichal pada Mas Candra.
"Buat apa Chal?" tanya Mas Candra balik.
"Daripada bosen, mending main game aja." jawabnya santai.
"Boleh." sahut Mas Candra singkat.
Tak menunggu lama, Ichal langsung mengambil hape Android yang tergelak dikursi samping depan-kebiasaan kami kalo lagi jalan bertiga, aku dan Ichal selalu duduk berdua dibelakang-dan kembali duduk santai disampingku. Ichal terlihat fasih mengutak atik hape tersebut karena dia juga sering diajari dan tanya ini-itu tentang cara mengoperasikannya.
"Mau main apa Chal?" tanyaku penasaran sambil mengamati handphone layar sentuh yang pasti harganya mahal itu.
"Angry bird kak."
"Angry Bird? Permainan apa itu?" tanyaku lebih penasaran.
"Ntar Ichal kasih liat deh. Kalo mau, ntar kakak Ichal ajarin juga." jawab Ichal sambil tersenyum lugu. 'Oh yah, kenapa malah aku yang diajarin anak kecil?'
Ternyata permainan yang dimaksud Ichal adalah melempar kepala burung untuk menghancurkan bangunan dan melepas hewan-hewan yang dikurung dalam sangkar. Sekilas waktu melihatnya, permainan itu tampak mudah. Tapi waktu aku mencoba memainkannya. Ugh.... Keyok. Kacau balau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of You
Romance⚫Another Repost Gay Story ⚫Original Writer : @chi_lung ⚫Don't like don't read ⚫LGBT HATERS GO AWAY!