Chapter 12

11.7K 838 51
                                    

Candra pov.

"Bagaimana dengan anak itu?" tanya ayah dengan tenang saat kami bersantai diruang depan. Kak Asty sedang sibuk menidurkan anaknya dan Mas Ilham belum pulang. Hanya kami berdua yang tengah mengobrol santai.

"Siapa yah?" tanyaku balik tak mengerti.

"Yoga."

Aku mengernyit heran dengan pertanyaan beliau.

"Memang kenapa dengannya?" tanyaku lagi bingung.

"Ayah juga pernah muda Ndra. Ayah tau apa yang terjadi padamu." ujar ayah misterius.

"Aku gak ngerti Yah?" tanyaku lagi, karena aku memang tak mengerti.

"Kenapa dia bisa tinggal bersama kalian?"

Aku berpikir agak lama sebelum menjawabnya.

"Dia membutuhkan bantuan." jawabku sekedarnya.

"Yakin hanya itu? Tak ada yang lain?"

"Aku gak ngerti, Yah? Kenapa memangnya?"

"Apakah kamu benar-benar gak ngerti atau kamu hanya mengesampingkannya?"

Aku hanya diam.

"Ayah tau kamu menyembunyikan sesuatu, terlepas kamu sudah menyadarinya atau belum. Tapi melihat sikapmu saat ini, ayah tau ada yang kamu sembunyikan dari kami."

Aku semakin tak mengerti saja dengan arah pembicaraan ini.

"Aku gak ngerti Yah?"

"Apa kamu pernah berpikir untuk melirik wanita lain saat ini?" tanyanya lagi.

Aku terdiam. Bener kata ayah, aku hampir tak ada pemikiran untuk mencari pengganti Ratna saat ini. Tapi apa hubungannya dengan Yoga?

"Kamu diam berarti tidak," sambung ayah. "Apa yang kamu rasakan saat berdekatan dengan anak itu?" tanyanya lagi.

Lagi-lagi aku hanya diam. Aku senang berdekatan dengannya. Ada perasaan bahagia saat kulihat senyum dan tawanya, saat melihatnya bercanda dengan Ichal dan saat aku menatap wajahnya. Aku tak tau perasaan apa ini? Apakah ini bisa dibilang suka? Tapi bukankah bik Atik juga menyukainya, juga Ichal. Jadi aku pikir, rasa suka ini tak ada yang khusus.

Tapi saat aku melihat dan mendengarnya mengigau dan memanggil nama itu, tak bisa kupungkiri aku marah sekali. Aku tak tau kenapa? Aku hanya tak suka mendengarnya menyebut nama ayah itu. Apakah itu bisa disebut cemburu? Aku cemburu? Hah, tidak mungkin!!!

"Ndra...!!" panggil ayah membuyarkan lamunanku. "Bagaimana?"

Aku menghempaskan nafas pelan.

"Aku suka dekat dengannya." jawabku jujur. "Tapi Ichal dan bik Atik juga menyukainya." lanjutku sedikit membela diri.

"Tak ada yang lain?" tanya ayah lagi.

"Kurasa gak ada. Memangnya kenapa Yah?" tanyaku masih bingung.

"Ayah lihat kamu menyukainya. Bukan rasa suka yang sama seperti lainnya, tapi suka yang khusus."

"Maksud ayah aku mencintainya?"

Oh tidak!!! aku bahkan tak pernah memikirkannya.

"Walaupun belum, kurasa kamu bisa saja mengalaminya." Jawab ayah yang anehnya dia bisa tenang-tenang saja dengan pemikirannya tersebut.

"Kenapa ayah bisa bepikir begitu?" tanyaku penasaran.

"Dia baik. Dan dia tinggal bersama kalian. Walaupun ayah jarang bertemu dengannya, tapi ayah sedikit mengenal sifat dan karakternya. Ayah tau dia kerja dimana dulunya, dan ayah juga pernah sejajar dengannya di masjid. Dia anak yang baik dan sopan. Ayah tau dia bisa dipercaya."

Because of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang