Chapter 27

9K 678 10
                                    

"Ya, Ada apa Fan?" sapaku saat mengangkat telfon dari Reffan.

"Lo ada waktu? Keluar yuk."

"Lo gak kerja?"

"Males. Pengen refreshing gue."

"Kemana?"

"Alun-alun Sidoarjo gimana? Gue udah lama gak kesana."

"Gak lama kan? Gue gak mau Ichal ngambek kalo gue gak ada dirumah pas dia pulang."

"Iyaaaaa......" jawabnya sebel. "Sekali-kali keluar dari rumah kan gak papa, Ga. Betah banget lo nganggrem di rumah mulu."

"Kok ngomel sih?"

"Hahaha.... Gue lagi bete Ga. Gue mau ngobrol sama lo. Tapi gak di telpon. Lagian lo napa gak pernah bales sms gue sih?"

"Kagak punya pulsa gue."

"Yaelah, ngisi lima rebu doang juga."

"Bawel ah!!!"

"Hahaha.... Oke-oke. Gue berenti ngomel. Tunggu yak. Bentar lagi gue kesana."

"Oke."

"Assalamu'alaikum."

"Walaikumsalam."

Aku segera mandi sekedarnya dan ganti baju. Untung semua kerjaan rumah sudah selesai di kerjakan. Saat ku pungut handphoneku, ada satu sms masuk. Belakangan, aku sering merasa enggan dan cenderung ngeri setiap kali menerima pesan masuk di ponselku. Takut kalau-kalau itu Adit dan dia memintaku untuk membalasnya. Lama tak pernah kutanggapi, belakangan Adit sering ngedumel dan memintaku untuk meresponnya.

Dengan jantung yang semakin berdebar keras, ku buka pesan tersebut. Jantungku langsung berdesir lega mendapati bukan Adit yang mengirim sms. Tapi aku kembali mengernyit saat membuka pesan tersebut.

"LIMA PULUH RIBUUUU???" umpatku sedikit keras.

"Siapa yang??" aku langsung bisa menebak orang yang mengirim pulsa sebanyak itu padaku. "Reffan!!"

Anak itu.... Dia benar-benar menyebalkan. Bukannya senang karena diisikan pulsa, aku justru merasa gak enak hati sama dia. Mas Candra saja tak pernah ku ijinkan mengisi pulsaku, ini dia malah...

"Awas lu Fan!!!" umpatku berang.

Tak berapa lama, Reffan pun datang dengan motor tigernya. Begitu membuka pintu rumah, aku langsung keluar memburunya.

"ELOOOO!!!!" teriakku dan menyambar lehernya.

"Eeehhhh.... Gaaaaaa!!!! Gue... gak... bisa... napas...." rintihnya tercekik.

"Lo yang isi pulsa gue kan? NGAKU LO!!!"

"I-iya.... iyaaaa.... Lepas..sin dulu Ga...."

"Elo!!" umpatku lirih kesal sambil kulepas cekikanku. "Gue gak suka Fan!!!"

"Gue ikhlas kok...." sahutnya sambil nyengir.

"Tapi gue gak sukaaaa!!"

"Kenapa sih Ga? Gak bisa di kembaliin juga."

"Gue udah terlalu banyak hutang sama Mas Candra Fan. Kalo lo kayak gini, yang ada hutang gue bertambah pada satu orang lagi. GUE BENCI BERHUTANG!!!" aku jadi sedikit histeris karenanya.

"Gue cuma orang miskin Fan. Gue akan sangat berhutang kalau kalian terus-terusan membantu gue."

"Hey-hey.... Ada apa Ga? Kenapa lo jadi sensi gini?" sela Reffan terkejut. Dia merengkuh kedua bahuku prihatin.

"Gue benci berhutang Fan.. So please... Jangan ulangin lagi hal itu.." ucapku sedikit mewek.

"Oke.. oke.. Gue janji. Gak ada lagi kedua kali."

Because of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang