Chapter 7

12.9K 903 55
                                    

Candra Pov.

Benar-benar ide gila. Apa yang mendorongku memberi tawaran menyesatkan itu? Tapi tak ku tampik, aku menginginkannya. Entah ini penasaran atau apa, yang jelas aku ingin mengenalnya lebih dalam lagi. Sulit sekali membuatnya mengiyakan tawaranku. Aku sempat berniat untuk mengancam mengambil uang itu dan memintanya segera melunasinya dalam waktu satu bulan kalau dia menolaknya. Tapi kesannya kok jadi aku yang ngebet ya?

Lama dia berpikir, lumayan membuatku gatal ingin menggoncang bahunya.

"Jadi...???" tanyaku entah yang keberapa kali. Hancur sudah harga diriku.

"Iya..." jawabnya gak jelas.

"Apa?" tanyaku kurang yakin.

"Iya, aku mau." kalau bukan karena menjaga harga diriku yang sudah tercecer, aku pasti sudah memeluknya dan menggoncang tubuhnya saking senangnya.

'YESS....!!!!!' Teriakku dalam hati.

"Errhhmmm...." akhirnya, aku hanya bisa berdehem untuk mengendalikan diri dengan seulas senyum yang tak bisa kutahan.

"Kalau begitu, mulai besok kamu bisa membawa barangmu kemari. Besok, biar bik Atik yang menunjukkan kamarmu. Aku akan sibuk seharian dikantor." Tuturku setenang mungkin.

Pasti hari-hariku kedepannya akan lebih menarik dengan adanya hiburan dirumah ini.

****

Yoga Pov.

Saat ini aku berada disebuah atap bangunan. Kerlip warna-warni lampu menghiasi gelapnya pemandangan kota didepanku. Aku sedikit tersentak saat mendapati sebuah rangkulan lembut dari belakangku. Kakiku yang tengah berayun dibibir loteng dihimpitnya dan dikecupnya leherku lembut.

"Kenapa kamu melakukan ini padaku?" tanyanya mengawali percakapan.

"Apa ay?" tanyaku balik mendekap lengannya yang melingkari pinggangku.

"Kamu mencampakkan ku!!" tegasnya.

"Mencampakkan bagaimana maksudmu..?" tanyaku semakin bingung.

"Kamu akan melupakanku dan tinggal bersama pria itu." ucapnya lirih. Terdengar isakan disela leherku.

"Ay!! Kenapa ayah berpikir seperti itu?" ku miringkan sedikit badanku berbalik mengahadapnya. Kuseka air mata yang mengalir dipelupuk mata Adit.

"Karena itulah yang akan terjadi!" tegasnya pilu. "Kamu pasti akan melupakanku."

"Tidak akan dan tak akan pernah aku melupakanmu, ay. Hatiku sudah terkunci untukmu." jawabku yakin.

"Ada apa denganmu?" tanyaku yang heran melihatnya sesedih ini.

"Kamu pasti meninggalkanku dan melupakanku. Aku kesepian dan sendiri tanpamu."

"Kalau begitu. Ijinkan aku bersamamu ay!! bukankah aku sudah meminta hal itu?"

"Gak..!!! Aku gak mau!!" tolaknya yang lagi-lagi membuat sakit hatiku.

"Lalu apa maumu ay..??!" rengekku sedih. "Kamu mencintaiku kan!?"

"Aku mencintaimu. Tapi aku gak mau kamu menyusulku." serasa ada pukulan besar didadaku. Entah kenapa dadaku semakin sesak dan pilu.

"Aku benci sama kamu ay.." rutukku dan beranjak meninggalkan Adit.

"Aku mencintaimu. Please!!! Duduklah denganku..." pintanya pilu.

"Lalu apa arti cintamu kalau kamu gak menginginkanku ay?" tanyaku sedikit keras.

Because of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang