Vienno menatap gadis mungil di hadapannya lekat-lekat. Sejak gadis itu datang ke kantornya, ah bukan, sejak ia bertemu dengan gadis itu pertama kali, ia tau, ia sudah jatuh hati. Tapi ia membantah hati kecilnya sendiri. Bagaimanapun, gadis itu masih kecil. Bahkan usianya masih di bawah Marischa. Dan entah kenapa ia selalu ingin di dekat gadis itu. Apalagi setelah pertemuan kedua mereka di ruang kerjanya beberapa hari yang lalu.
Dilihatnya sesekali gadis itu menengok ke arah pintu cafe.
Vienno tersenyum geli. Katakanlah ia licik, jahat atau apapun. Yang penting ia bisa berdua dengan gadis didepannya ini.
"Kenapa sih, Key? Dari tadi kok kayaknya gelisah terus?" tanya Vienno menahan senyum.
"Eh, tidak apa-apa, Pak eh Kak," Keyra menjawab terbata. Ia menoleh ke arah pintu lagi. Vienno memang meminta atau lebih tepatnya memaksa gadis itu untuk tidak memanggilnya Pak. Tidak enak rasanya dipanggil Pak oleh orang yang kita sukai, terlebih suka dalam tanda petik.
"Kamu kelihatan gak nyaman. Kenapa? Gak suka sama aku?"
"Eeeh...buk...bukan gitu. Eh, Bu Tere kok belum datang ya Kak? Dan katanya Kakak mau ngenalin sama satu orang yang mau jadi sponsor juga? Kok belum datang?" Vienno berdehem menutupi rasa gelinya. Tentu saja Bu Tere tidak akan datang karena ia sudah meminta Valen untuk membawa Bu Tere ke lokasi yang akan di jadikan tempat menyelenggarakan acara, dan menyibukkan wanita paruh baya pengelola panti asuhan itu di sana.
Sedangkan sponsor yang dia maksud, siapa lagi kalau bukan Kenzo?Ponsel Keyra berbunyi. Dengan cepat Keyra mengangkat panggilan masuk itu.
"Hallo, Bu Tere?"
"....."
"Oh begitu. Iya...iya Bu... Iya akan saya sampaikan."
"....."
"Baik Bu, hati-hati," Keyra mematikan ponselnya dan memandang Vienno.
Vienno mengangkat alisnya mbalas tatapan meminta maaf dari Keyra.
"Maaf Kak. Bu Tere gak bisa datang. Jadi sekarang bagaimana?" ujar Keyra menatap Vienno yang manggut-manggut di hadapannya.
"Ya sudah. Aku akan menemanimu menemui temanku. Aku yang akan mengatakan semuanya, dan kamu terima beres. Bagaimana?" tanya Vienno mengerling sambil memamerkan senyum mautnya.
"Benar? Wah terimakasih ya Kak. Kakak baik banget," mata penuh binar itu membuat Vienno tertawa. Tanpa dapat ditahannya, ia mengulurkan tangannya mengacak poni Keyra hingga gadis itu menjerit kecil sambil menggerutu karenanya.
"Maaf, aku terlambat," terdengar suara berat seseorang membuat keduanya menoleh bersamaan.
"Eh, Ken, sudah datang. Ayo duduk. Perkenalkan ini Keyra. Dia yang menjadi humas di acara penggalangan dana panti asuhan Kasih Bunda. Key, ini Pak Kenzo. Dia yang aku katakan akan menjadi sponsor tambahan untuk acara kalian," Vienno memperkenalkan Kenzo dan Keyra.
Kenzo menyalami gadis itu dan menautkan alis tebalnya. Lalu sedetik kemudian ia tersenyum.
"Jadi ini yang...aduh...apaan sih Vien?" Kenzo meringis merasakan tendangan kecil di tulang keringnya.
Vienno diam melihat ke arah lain dan mencoba mengalihkan pembicaraan Kenzo. Ia baru saja menendang kaki Kenzo memberi isyarat agar calon adik iparnya itu tidak membuka rahasianya.
"Kenapa Pak?" tanya Keyra mengernyit melihat Kenzo mengaduh.
"Oh...eh...gak apa apa. Tadi sepertinya kaki saya terantuk kaki meja," sahut Kenzo melotot pada Vienno yang memamerkan cengirannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU EVER AFTER
Lãng mạnNext Generation Sequel dari : A Wedding Story Sincerity of Love Sense for You