Vienno POV
Keyra! Sedang apa dia di sini? Dengan siapa? Kenapa ia bisa bersama Cassie?
Aku berusaha bersikap biasa, tetap meneruskan langkahku yang mengarah ke tempat adikku berdiri.
"Aaa...Kakak? Sudah selesai? Ada Keyra nih. Biar dia ikut kita ya Kak? Kita antar pulang. Motornya biar dibawa Mang Ujang," cerocos adikku saat aku mendekat padanya.
Kulihat Keyra menunduk. Sementara adikku menarik tangan Keyra agar lebih mendekat.
"Terserah kamu saja, Cass," kataku datar. Sungguh aku sangat ingin berbicara padanya, bercakap-cakap, dan menggodanya seperti biasa jika aku bertemu dengannya. Tapi sulit sekali.
"Eeeh...sebaiknya Keyra naik motor saja Kak Cass," kudengar ia menyahut lirih. Lagi-lagi ia melirik ke arahku. Kali ini aku tidak menggodanya. Aku pura-pura tidak melihatnya.
"Tuh, Cass, Keyra maunya naik motornya. Gak usah dipaksa, Sist," kataku acuh.
"Iih... Kakak ini gimana sih? Kasihan kan Keyra," omel adikku.
"Lah kok Kakak? Orang Keyra nya yang gak mau, gimana?" aku melihatnya membuang muka. Entahlah, mungkin dia muak padaku.
"Tapi Kak Vien, gak pa pa kan kalo kita nganterin Keyra ke rumahnya?" bantah adikku.
"Ya itu terserah dia dong, Cass. Dia mau apa nggak? Kalo mau ya ayo, kalo nggak ya kita gak bisa maksa," kataku dingin. Aku sendiri tidak tau kenapa aku bisa mengeluarkan nada sedingin itu.
"Key, kamu ikut kita aja ya. Nanti motornya biar dianterin Mang Ujang ke rumah kamu," Cassie masih mencoba membujuk Keyra.
Keyra melirikku lagi takut-takut, lalu mengangguk pasrah.
Cassie tersenyum senang. Ia segera menggandeng tangan Keyra dan mereka berjalan di depanku.
Sesampai di parkiran, Cassie segera meminta kunci motor Keyra dan menyerahkannya pada Mang Ujang, lalu menyuruh supir itu mengantarkannya ke rumah Keyra.
Sementara kunci mobil yang dibawa Mang Ujang diberikannya padaku. Dasar, adikku satu-satunya ini benar-benar seenaknya sendiri!Setelah aku duduk di kursi kemudi, dengan segera ia mendorong Keyra duduk di sebelahku, sementara ia sendiri duduk di kursi belakang.
Kulirik Keyra. Ia hanya menunduk seperti biasa, sambil sesekali melirik ke arahku dengan sembunyi-sembunyi.
Jujur, aku menyukai semburat merah yang menjalari pipinya. Ia terlibat menggemaskan.
"Ayo Kak, jalan! Kasihan Keyra ditunggu Papanya," kata Cassie menepuk bahuku dari belakang, seolah menyuruh supirnya saja.
"Iya bawel!" aku menyahut dengan nada malas dan mulai menjalankan mobil.
"Kak, kita makan dulu di resto depan ya. Aku lapar!" pinta Cassie menunjuk resto yang biasa kami datangi jika sedang ingin makan di luar.
"Tadi disuruh makan di foodcourt nggak mau," omelku kesal.
"Tadi aku nggak lapar," ia memberikan alasannya yang kurasa mengada-ada.
"Kita makan dulu nggak apa-apa ya Key?" Keyra mengangguk yang aku yakin ia terpaksa karena merasa tidak enak dengan Cassie.
Aku membelokkan mobil memasuki pelataran resto, dan kami bertiga masuk.
Tidak lama sesudahnya, makanan pesanan kami keluar. Dan baru saja menyuap beberapa sendok, Cassie mulai bertingkah lagi.
"Euhm... Aku ke toilet sebentar ya," tanpa persetujuan ia berjalan cepat menuju toilet, meninggalkanku dan Keyra berdua saling diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU EVER AFTER
RomanceNext Generation Sequel dari : A Wedding Story Sincerity of Love Sense for You