Mata Kenzo menyipit. Ia tidak suka dengan apa yang sedang dilihatnya, dihadapannya. Gadis itu terlalu berani. Dengan atasan ketat berwarna kuning dan bawahan merah super pendek, mempertontonkan paha putih mulusnya yang tanpa cacat.
"Bagaimana Pak?" laki-laki berkumis rapi itu bertanya entah untuk keberapa kalinya, tidak sabar dengan keterdiaman Kenzo.
Kenzo melirik laki-laki itu, lalu memandang gadis itu lagi sambil mengerutkan dahi dan bergumam lirih.
"Saya ingin kerjasama kita dibatalkan, Pak Rustam," akhirnya Kenzo mengeluarkan suaranya. Nadanya terdengar dingin dan datar.
Laki-laki berumur empat puluhan bernama Rustam itu terhenyak.
"Memang kenapa Pak Kenzo? Saya rasa proposal yang saya ajukan sudah memenuhi standart yang Bapak minta," tanya Rustam heran.
"Maaf Pak Rustam, saya memang sedang mempertimbangkan proposal Bapak, tapi apa yang saya ketahui tentang Bapak hari ini, membuat saya ingin membatalkan kerjasama perusahaan saya dengan perusahaan Bapak," ujar Kenzo tenang.
"Apakah....apakah...apakah dia kurang memenuhi selera Pak Kenzo? Saya bisa berikan apa yang Bapak mau," Rustam tergeragap panik.
Kenzo tertawa lirih, lalu menggeleng pasti.
"Saya rasa pertemuan kita cukup sampai di sini, Pak Rustam," Kenzo berdiri diikuti oleh Rustam yang masih memandang tidak mengerti pada Kenzo.
Sambil membetulkan jas nya, Kenzo berjalan keluar dari resto tempatnya bertemu Rustam yang ternyata demi memuluskan proposal nya, ia menyodorkan gadis muda yang sexy untuknya.
Dibelakang Kenzo, Patra sang sekretaris mengikuti langkah Kenzo sambil mengulum senyum geli. Sesekali ia menggelengkan kepalanya mengingat ketololan Rustam.
Patra tentu sangat mengenal siapa Kenzo. Ia bekerja pada laki-laki itu sudah hampir lima tahun. Ia tau benar bagaimana Kenzo memegang prinsipnya.
Sebenarnya, tanpa harus menyodorkan wanita, proposal Rustam sudah disetujui oleh Kenzo. Hanya saja Kenzo masih ingin melihat bagaimana cara Rustam bekerja. Dan sangat disayangkan bahwa Rustam menggunakan cara yang tidak disukai Kenzo untuk memuluskan proposal nya.
"Bapak bisa menyetujui proposal itu jika Bapak menghendaki dan mengabaikan hal tadi," ujar Patra menjajari langkah lebar Kenzo.
"Tidak! Meskipun cara itu sekarang banyak dan lumrah di pakai banyak orang, tapi aku tidak suka," gumam Kenzo cukup keras.
Patra hanya mengangguk-angguk menyusul Kenzo yang sudah masuk ke dalam mobil.
==========L==========
Setengah berlari, Kenzo memasuki butik yang alamatnya di kirimkan padanya setengah jam yang lalu.
Nafasnya terengah-engah, matanya mencari-cari.
"Kak Ken," suara yang sangat familiar menyentuh gendang telinga Kenzo.
Ia segera mencari sumber suara dan dilihatnya gadisnya sedang berdiri dengan anggun memakai dress berwarna merah muda. Senyumnya nampak cantik menyambut langkah Kenzo ke arahnya.
"My Cass! Kamu cantik sekali," Kenzo memeluk dan mencium pipi Cassie sekilas.
"Aku sudah pilihkan tuxedo buat Kakak. Sekarang Kakak coba ya," Kenzo mengangguk menurut dan segera masuk mencoba tuxedo yang dipilihkan Cassie.
Cassie tersenyum puas melihat Kenzo tampak gagah mengenakan tuxedo pilihannya. Ia sudah menduga Kenzo akan terlihat sangat pas dengan tuxedo itu.
"Bagaimana?" tanya Kenzo merentangkan tangannya dan berputar sekali.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU EVER AFTER
RomanceNext Generation Sequel dari : A Wedding Story Sincerity of Love Sense for You