41

25.7K 1.2K 31
                                        

"Jangan lupakan permintaan Mommy dan Daddy, Vienn!" suara berat dan tegas Bram menginterupsi kebisingan mereka di bandara.

Hari ini mereka semua mengantarkan Kenzo dan Cassie yang akan ke Maldives untuk bulan madu, juga Daddy Bram dan Mommy Vien yang akan memulai second honeymoon trip mereka keliling Eropa dan ke beberapa tempat indah di Asia.

Vienno mengangguk takzim. Wajahnya tampak sumringah.

"Apakah sepulang dari Eropa, Daddy dan Mommy akan langsung menikahkanku?" godanya mengedipkan sebelah matanya

"Heh! Jangan menantang, young Man!
Buktikan pada kami! Jangan cuma bisa tebar pesona dan janji palsu!" sergah Bram galak.

Lagi-lagi Vienno mengangguk.
Lalu sedetik kemudian ia melengakkan wajahnya menatap Daddy-nya dengan wajah tidak terima.

"Dad! Sejak kapan aku suka tebar pesona dan suka janji palsu?" Vienno menghentikan protesnya saat Mommy Daddy-nya, Kenzo-Cassie, Valen-Icha, Theo, Mami Cla-Uncle Jo dan Ayah Andi-Bunda Arin menatapnya dengan pandangan menyudutkan.

" Okay...okay....aku memang suka tebar pesona, tapi aku tidak suka janji palsu Dad," ujar Vienno mengangkat kedua tangannya.

"Then, prove it, young Man!" tantang Bram tersenyum mengejek.

"Okay! Aku akan buktikan pada kalian semua!" seru Vienno tidak terima mereka meragukan kemampuannya.

"Huh! Tentu saja Kak Vien berani, bukannya kemarin Kak Vien sudah jadian sama....hmmmpp...." Vienno segera membekap mulut nyinyir Theo.

"Hei? Benarkah?" suara nyaring Cassie dan Marischa bersamaan memekik.

Theo berusaha mengangguk dalam bekapan Vienno.

"Aaah...akhirnya...."seru Cassie dan Marischa serempak dengan nada lega.
Sementara Valen dan Kenzo hanya tersenyum lebar.

"Berani juga akhirnya Kak Vien!" seru Marischa senang.

"Selamat ya Kak, Cassie senang mendengarnya," Cassie maju memeluk kakaknya dengan sayang.

"Hei...ada apa ini? Memang Vienno sudah punya calon?" tanya Papi Jo.

"Benar Vienn?" desak Daddy-nya.

"Wah, bakal ada pernikahan lagi dalam waktu dekat ini,"celetuk Bunda Arin ditingkahi tawa Papi Jo and the gank.

Vienno mengusap-usap tengkuknya salah tingkah. Dasar mereka semua pada usil. Suka sekali mengurusi kehidupannya. Tapi Vienno suka. Itu tandanya mereka peduli padanya.

"Sudah sudah...kenapa kalian tidak segera berangkat sih?" gerutu Vienno yang sejak tadi menjadi bahan obrolan mereka.

"Vienno, kasih tau Mommy dong. Siapa sih gadis yang bisa menghentikan petualanganmu?" Vienno memandang Mommy-nya, lalu tersenyum jahil.

"Peluk Vienno dulu, Mom. Nanti Vienno kasih tau Mommy," Vienetta langsung menghampiri putranya dan memeluknya. Saat akan dilepaskan, Vienno malah mengeratkan pelukannya, tidak melepaskan pelukan Mommy-nya, diciumnya kedua pipi wanita yang begitu tulus menyayanginya dan mempertaruhkan hidupnya demi keberadaannya di dunia.

"Vien! Lepaskan Mommy kamu!" Bram menarik tubuh istrinya gusar.
Vienno melepaskan tubuh Mommy-nya sambil cengar-cengir.

"Daddy, istri Daddy itu Mommy Vienno. Masak Vienno gak boleh peluk Mommy?" goda Vienno. Pancingannya mengena.

"Kamu sudah besar! Sana cari istri yang bener! Jangan gangguin istri Daddy!" gerutu Bram memeluk Vienetta posesif.

Mereka semua tertawa melihat kelakuan Bram yang masih saja seperti remaja yang sangat posesif dan pencemburu meskipun mereka sudah punya anak bahkan punya menantu.

LOVE YOU EVER AFTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang