30

20.2K 1.2K 65
                                    

Keyra POV.

Sikap dingin Kak Vienno benar-benar membuat hatiku sakit. Kenapa ia berubah? Kenapa ia tidak sehangat dulu? Apa karena gadis cantik bernama Diana itu?

Jujur, aku merindukannya. Merindukan Kak Vienno yang dulu sering menggodaku. Merindukan senyumnya yang bisa melelehkan hati siapapun.
Aku ingin Kak Vienno ku kembali.

Hmm... Kak Vienno ku? Kedengarannya menggelikan. Aku malu dengan diriku sendiri. Bagaimana bisa aku meng-klaim Kak Vienno menjadi milikku? Ini seperti pungguk merindukan bulan. Mana bisa?

Saat Bu Tere meminta bantuan ku untuk menyampaikan undangan pada Kak Vienno, kupikir itu kesempatanku untuk melihatnya lagi, karena akhir-akhir ini kami memang jarang sekali bertemu. Terus terang, aku rindu padanya. Tapi ternyata apa yang terjadi setelah aku menemuinya sangat diluar ekspektasi ku.

Aku tidak bisa bertahan terus di sini. Melihatnya menanggapiku dengan datar dan dingin, membuatku ingin segera angkat kaki dari ruangan mewahnya.

"Terimakasih atas waktunya. Selamat pagi," kataku dengan sedikit menganggukkan kepala, lalu melangkah keluar.
Tapi sebuah tangan besar menahan lenganku. Kuputar tubuhku.

Kak Vienno mencekal erat lenganku. Matanya menatapku dengan sorot yang aku tidak mengerti.

"Ada apa, Kak?" tanyaku bingung melihatnya.

"Key, katakan pada Papamu, besok sore aku akan datang," Kak Vienno memandangku lama, membuatku salah tingkah. Aku yakin, pipiku sudah semerah tomat.
Aku hanya bisa mengangguk. Menyadari lenganku yang masih dipegangnya, membuat jantungku meloncat-loncat tanpa ritme yang jelas.

Kak Vienno masih menatapku intens. Cekalannya di lenganku mengendur, tapi sekarang ia meraih jemariku, menautkannya dengan jemarinya.

Demi Poseidon penguasa lautan, mataku membelalak saat kurasakan Kak Vienno memelukku. Astaga! Astaga! Dadaku berdebar sangat keras. Tubuhku kaku. Aku takut Kak Vienno bisa merasakan detak jantungku yang gila-gilaan.

Dan lebih gila lagi, aku merasa kehilangan saat Kak Vienno melepaskan pelukannya dan kembali menatap mataku.

"Maaf, kamu tentu bingung dan marah dengan sikap dan tingkahku. Maafkan aku, Key," sinar mata Kak Vienno tampak sedih. Ada apa sebenarnya? Kenapa dengan Dewa Apollo-ku?

Kulihat ia mengusap wajah lesu-nya dan mengacak rambutnya, lalu berbalik berjalan kembali ke kursi besarnya dengan gontai.

Aku masih berdiri kaku. Kebingunganku makin menjadi. Sekarang ia tampak kembali dingin dan tidak peduli, menekuri berkas-berkas yang berada di atas mejanya.

Aku berbalik keluar dari ruangan dingin itu, sedingin pemiliknya. Membawa bermacam pertanyaan yang menari-nari di otakku.

==========L==========

Vienno POV.

Ada apa denganku sebenarnya? Aku sudah berusaha bersikap tidak peduli. Berusaha mengabaikan gadis ayu itu.
Tapi melihat sorot sedih di matanya, pertahananku melemah.
Tanpa mauku, kukejar Keyra yang sudah mencapai pintu, kucekal lengannya agar ia berhenti melangkah. Kupandangi wajah ayunya, lalu kukatakan bahwa aku akan datang memenuhi undangan papanya untuk makan malam. Dan tanpa bisa kutahan, kudekap tubuh mungilnya erat, menumpahkan rinduku yang menyesakkan. Dadaku bergemuruh. Detakannya berlipat kali lebih cepat.

Saat kulepaskan tubuh hangatnya dengan tidak rela, ia hanya memandangku bingung.
Kugumamkan permintaan maafku padanya.

Lalu seperti ada yang menyentakku, aku kembali tersadar bahwa ia tidak mungkin bisa menjadi milikku. Perbedaan diantara kami begitu besar. Aku mencintainya, tapi dia? Aku tidak tau bagaimana perasaannya. Wajah lugunya begitu mempesonaku. Dia masih terlalu muda. Banyak laki-laki lain yang lebih pantas bersanding dengannya kelak. Dan satu hal yang sangat tidak ingin kulakukan, memaksanya menerima kehadiranku dengan alasan balas budi!

LOVE YOU EVER AFTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang