13

19.5K 1.2K 9
                                    

Hari pernikahan sudah makin dekat. Tiga hari lagi pernikahan akan dilangsungkan.
Dan semakin dekat dengan hari pernikahan itu, semakin membuat Marischa kalut.

Jujur, ia pernah mencintai Valen. Tapi laki-laki itu mencintai Cassie. Kemarahan dan kekesalannya pada Valen selama ini hanyalah bentuk pertahanan dirinya dari perasaan yang dimilikinya. Perasaan yang dipungkirinya. Yang tidak diijinkannya hadir semakin dalam.

Hari ini ia meminta ijin dengan alasan bosan, pada Mami dan Papinya untuk berjalan-jalan dengan Cassie.

Marischa menatap wajah cantik dihadapannya. Ya, ia dan Cassie tengah duduk di food court sebuah mall.

Setelah berbelanja, membeli beberapa baju dan sepatu, disinilah mereka mengistirahatkan kaki mereka.

"Cass," Cassie mendongak menatap Marischa yang memanggilnya pelan.

"Ada apa?"

"Ehm...kenapa kamu dan Kak Kenzo gak menikah aja sekalian?" tanya Marischa asal.

"Ya nggak bisa dong, Cha," Cassie tersenyum geli mendengar pertanyaan Marischa.

"Kenapa nggak bisa? Toh kamu dan Kak Kenzo sudah saling mencintai," desak Marischa ingin tau.

"Aku dan Kak Ken sudah sepakat. Kami akan mengurus pernikahan kami pelan-pelan. Kak Ken ingin pernikahan kami nanti tidak memberatkan Mami dan Papi, juga Mom dan Daddy. Kak Ken ingin semua biaya pernikahan dan hidup kami kelak, hasil keringat dari Kak Ken, tanpa campur tangan dan bantuan orang lain," sahut Cassie tersenyum.

"Huh! Masih saja keras kepala! Dan kamu setuju?" cibir Marischa yang diangguki oleh Cassie sambil tersenyum.

"Tentu saja aku setuju. Malah aku bangga Kak Ken punya pemikiran seperti itu," sahut Cassie masih dengan senyumnya.

"Sebenarnya, kalau Kak Kenzo mau, dia bisa kok menikahi kamu besok! Bahkan kalau dia.menghendaki, hari ini pun bisa. Kenapa harus menunggu?" kernyit Marischa tidak mengerti dengan jalan pikiran Cassie dan kakaknya.

"Masih banyak yang harus di urus oleh Kak Kenzo. Minggu depan Kak Ken masih harus ke Aussie untuk mengurus pembukaan cabang di sana. Kasihan kalau pikirannya terpecah. Biar Kak Ken fokus ke rencananya itu dulu," sahut Cassie membuat Marischa terperangah.
Cassie yang lembut dan pengertian. Pantas saja jika kakaknya dan Valen tergila-gila pada gadis ini.

Jika Cassie dibandingkan dengannya, bagaikan langit dan bumi.

"Kamu tau, Cass? Sebenarnya aku tidak siap dengan pernikahan ini," ujar Marischa pelan. Hatinya terasa sakit.

"Kenapa kamu bicara seperti itu, Cha?" tanya Cassie penuh perhatian.

"Aku merasa Valen tidak mencintaiku. Aku tau itu," ujarnya sedih.

"Kenapa kamu beranggapan seperti itu? Tentu saja Valen mencintaimu," kata Cassie heran. Ya, bagaimana mungkin Valen tidak mencintai Marischa? Bukankan pernikahan mereka ini karena cinta mereka yang menggebu?

"Entahlah, Cass. Aku tidak yakin," gumam Marischa.

==========L==========

Berkali-kali Valen berusaha menghubungi Marischa, tapi tidak diangkat.
Bunda dan Mami Cla memang melarang mereka untuk bertemu.
Tapi tidak ada salahnya kalau ia ingin tau keadaan calon istrinya melalui telepon kan? Tapi entah sudah berapa kali ia mencoba, Marischa tidak juga mengangkat teleponnya.

Otak Valen berpikir keras. Lalu ia menekan tombol smartphone nya.

"Halo, Mami?" kata Valen cepat saat mendengar sahutan dari seberang.

LOVE YOU EVER AFTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang